32. Sekte Yang Kembali Bangkit?

726 118 104
                                    

Di ruangan yang gelap terdapat cahaya orange remang-remang masuk melalui ventilasi. Menandakan hari masih sore.

Ada dua remaja laki-laki yang sedang menghadap wanita surai merah, mari kita sebut ia Nona K.

Nona K duduk membelakangi dua remaja tersebut. Tangannya terketuk-ketuk di lengan kursi.

"Kalian merasa dendam dengan Sopan?" tanya Nona K.

"Iyalah! Sudah jelas-jelas jangan buka mulut, tapi dia tetap saja! Anjing," kata Api.

"Kita mau ambil alih masalah Sopan, Nona K yang urus kepolisian," ucap Angin meminta sesuatu.

Nona K terlihat merenungkan permintaan anak buahnya.

"Boleh, kalian boleh mengamuk sesuka hati," ujar Nona K penuh kelembutan yang menusuk.

"Tapi di mana Sopan dirawat?" tanya Api.

"Kalian bisa bertanya padanya." Nona K menunjukkan sebuah foto dari ponselnya.

Remaja laki-laki yang Api dan Angin ketahui itu patuh agama. Tapi mengapa dia mengikuti sekte ini?

"Dia yang menggantikan posisi Ayahnya, tak heran kalian kaget begini."

Ah, pengganti. Ya, jika ada yang melanggar peraturan sekte maka keturunannya akan menggantikan posisinya. Jika tidak mau, maka nyawa melayang dan dijadikan persembahan pada sang puja.

"Anda yakin anak ini gak akan bocor mengenai kita?" tanya Angin.

"Gak akan, dia anjing yang sangat penurut."

***

Pada pukul lima sore. Di kediaman Halilintar Aryatama, semuanya berkumpul.

Diantaranya ada, Fang, Ying, Yaya, Gopal, Gempa, Taufan, Blaze, Ice, Gentar, Supra, Frost, Blizzard, Duri dan Solar.

Duri dan Solar sendiri memang dipinta langsung oleh Halilintar untuk membantu mereka. Awalnya Solar sendiri tak setuju, tetapi setelah membuat kesepakatan dengan isi bahwa Duri tak perlu ikut terlalu dalam, Solar berujung setuju.

Ice dan Blaze tentu ikut, sebab mereka yang menguak siapakah yang bajak akun sekolah. Tapi sepertinya salah sasaran, dan sekarang Ice dan Blaze dipinta untuk melacak dimanakah ponsel lamanya Rimba.

Gentar memang sudah ingin ikut, ia ingin balas dendam.

Teruntuk Gopal, anak itu masih penasaran siapakah yang membajak akun base sekolah. Yang seharusnya tahu kodenya itu hanya dirinya, Gempa dan Halilintar.

Tapi anehnya mengapa ada Ying dan Yaya malam ini?

"Gue yang ngajak, mereka berhak tahu." kata Fang.

Halilintar mengusap keningnya. Terserahlah, Halilintar sudah lelah dengan semuanya.

"Frost, Lo gak bawa Glacier?" tanya Taufan.

Frost menggelengkan kepalanya. "Glacy kambuh, jadi gue suruh dia diem saja di rumah."

"Sebelum gue panggil Rimba, tolong jangan adakan reunian dulu. Gue mau kita bahas yang penting," ucap Halilintar setelahnya ia memanggil Rimba yang berada di dapur.

Selama Rimba liburan di Bogor. Anak itu menginap di rumahnya Halilintar atas seizin Ibunya.

Remaja laki-laki surai hijau itu memasuki ruang tamu dengan beberapa gelas dinampan yang ia pegang, ia menaruhnya di meja dan tak lupa teko berisikan sirup.

"Long time no see, y'all!"

Sapaan Rimba mengundang senyuman dari teman-temannya. Duh Frost pingin peluk anaknya tapi Halilintar berkata tak ada reunian untuk saat ini.

TEROR ORGANISASI [Publish Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang