Awal

1.6K 152 15
                                    

Ekhem!!~
Annyeong Yeorobeun, I'm comeback!!><

So, 'cuz today is my birthday🎂
Special untuk kalian, aku publish MARRIED 2 lebih cepat dari jadwal yang seharusnya wkwk

Soalnya banyak yang dari kalian minta aku cepet-cepet buat posting cerita ini.. aku gak nyangka story YoonMin aku bakal serame ini, aku bener2 bersyukur kalian banyak yang dukung aku hehe
Jeongmal kamsahamnida!!💜

[Warn!! Inc word is Flashback]

































PlayGround

Yoongi saat ini tengah berdiri di depan Play Ground.
Berdiri bersama dengan orang-orang yang ingin menjemput anaknya.

Sebuah rutinitas baru yang ia lakukan setiap hari.

"Appa!!"

"Tuan Min" ucap Minji sambil menunduk hormat.

"Apa Jiyoon baik-baik saja selama ku tinggal??"

"Nde, Tuan muda Jiyoon menikmati harinya bermain bersama anak-anak yang lain" jelas Minji.

"Syukurlah, jagoan.. kajja kita temui Eomma"^^

"Kajja!!"

.  .  .

Yoongi mengendarai mobilnya dengan pelan menuju sebuah Cafè daerah Gangnam, tempat istrinya bekerja.

Ia tau semua jadwal istrinya selama sebulan, karena itu ia akan terus menjemput Jiyoon di Play Ground dan menghampiri Jimin saat makan siang.

Kring!!

Lonceng pintu cafe berbunyi, diiringi sebuah teriakan yang sudah sangat Jimin hapal.

"Eomma!!"

Teriakan anaknya, Min Jiyoon. Berumur 3 tahun.

"Jiyoonie" senyum Jimin selalu merekah begitu melihat anaknya datang menghampiri dirinya.

Bisa kebayang imutnya Jiyoon??
Jalan tuing-tuing gitu sambil rentangin tangan tanda minta dipeluk Jimin.

Kiyeowoooo😭😭

"Aigooo~ anak ini hehe"❤

"Jiminie.."

Lalu senyum Jimin akan menghilang ketika pria ini datang menyapanya.

"Yoongi-ssi.." ucap Jimin sambil menunduk sopan.

Yoongi meremat tangannya, Jimin masih menganggapnya "orang asing".

Selama 4 tahun ini.

"Aku datang menjemput Jiyoon.."

"Sudah ku bilang, kau tidak perlu menjemputnya setiap hari.. itu 'kan tugasnya Pak Supir Hwang untuk menjemput Jiyoon, bukan??"

"Tidak apa-apa, itu sudah menjadi kewajiban ku"

Padahal alasan terbesar Yoongi menjemput Jiyoon setiap hari adalah untuk bertemu dengan Jimin.

Yoongi menghembuskan napasnya menahan gugup. "Apa kau mau makan siang bersamaku??"

"Tidak"

". . . Hmm, baiklah"

Yoongi pasrah. Penolakan ke sekian kalinya dari Jimin jika ia mengajak makan siang bersama.



























"Hubungan kita sudah lama selesai, Yoongi-ssi~"

"Apa..??"

"Aku bilang.. hubungan kita sudah selesai, aku tidak ingin bersama mu lagi"

"Jiminie.."

Seokjin sangat menghargai yang namanya privasi, dengan langkah canggung ia meninggalkan pasutri yang sedang bertengkar hebat itu diikuti Jungkook dari belakang.

Wajah Yoongi bahkan sudah pucat pasih, merasa takut mendengar kata "selesai" dari sang istri.

"Apa maksud mu dengan kata selesai, Jimin??"

"Hubungan kita, hyung.. kita tak pernah memulai apapun di pernikahan ini"

"Tapi, aku tidak ingin bercerai.."

"Lalu, bagaimana dengan ku??"

".  .  ."

"Aku.. walaupun aku tau kau tak pernah menganggapku istri sungguhan.. tapi pernikahan ini tetap terjadi dan aku selalu memenuhi tugasku sebagai istri yang tak pernah kau hargai satupun usahaku"

".  .  ."

"Haruskah aku menyebut semua penderitaan yang kau torehkan padaku, hyung??~"

Yoongi menggeleng, ia tidak ingin mendengarnya.
Mengingat semua perlakuannya saja sudah membuat dirinya ingin mencekik dirinya sendiri.

"Kau.. tidak ingin pulang ke rumah kita??"

"Rumah itu tak akan pernah menjadi rumah 'kita'.. rumah yang ku pikir bisa berbagi kebahagian bahkan tak pernah kudapatkan, hyung"

"Lantas.. kau ingin aku bagaimana??~"

"Seharusnya perceraian itu jangan kau ganggu.. biar saja perceraian itu terlaksana, sepertinya memang kita lebih baik berpisah—"

Sret!!

Jimin tidak tau harus apa.. suaminya sedang memeluknya.

Dan isak tangis kecil terdengar ditelinganya.

Suaminya sedang menangis.

"Aku mohon~ jangan tinggalkan aku, Jiminie.. hiks!! Jebal~"

Yoongi merasa putus asa, ia sudah tidak tau harus melakukan apa lagi agar istrinya kembali.

Jimin berusaha menahan air matanya. Harusnya ia membenci laki-laki ini 'kan??
Kenapa kau ikut sedih Jimin??

"Hyung.. aku sudah menyerah—"

"Jangan!!~"

".  .  ."

"Aku.. hiks~ aku akan melakukan apapun untukmu, kau tidak perlu lagi berjuang, Jiminie.. aku yang akan berjuang, aku yang akan berusaha.. aku akan terus memegang kesempatan sekecil apapun— bahkan jika kesempatan itu setipis rambut.. aku tidak akan lelah sampai luka dihatimu bisa ku sembuhkan meski itu memakan waktu yang lama hiks~ jadi, aku mohon.. jangan tinggalkan aku.. dan jangan bawa anak kita pergi~"

Dengan perlahan Yoongi menangkup wajah istrinya dan menatap matanya intens..

Jimin tidak bisa menerima kenyataan bahwa suara Yoongi masihlah magis untuknya.

Jimin agak terbuai..

"Jiminie, apa.. benar-benar tidak ada kesempatan untukku??"




























.

.

.

MARRIED

.

.

.

TBC

MARRIED 2 [YOONMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang