LEJ || 16

34 5 0
                                    

"Berusaha bertahan, meski melawan takdir cinta tuhan."

~Errsa~

_________________
Happy reading!

Malam itu, bulan bersinar begitu terang, beribu ribu bintang yang ikut andil dalam menerangi malam, angin yang berhembus sejuk, dan pemandangan kota yang penuh dengan kendaraan.

Gadis asal Magelang itu duduk dibalkon kamarnya. Menikmati pemandangan malam dengan secangkir susu dan roti yang dibuat oleh sang ibu.

Ia, adalah Annis, gadis dengan seribu mood yang sering berubah ubah.

Ting!

Satu notifikasi terdengar dari penda pipih serta canggihnya. Ia membuka handphone nya dan melihat notifikasi chat dari sang kekasih.

Annis tersenyum dan membuka room chat kekasihnya.

Errlandia🤙🏼

Ann

Kenapa?

Besok free gak?

Besok...
Kayanya iya. Emang kenapa?

Jalan yuk.

Kemana?

Kemanapun lo mau, asal sama gue

Pantai sabi gak?

Terserah lo ajalah

Gimana sih lo. Ngajak tapi terserah,
Kek cewek aja.

Yaudah iya...gue temenin.
Untung sayang.

Owh berarti kalau gak sayang
gak bakal mau ngajak jalan gini.

Gak gitu annisakuuu.

Cukup tw ya.

Udah ah, gue mau ibadah dulu.
Bye.
Read.

Annis tersenyum, mirip hampir seperti orang gila.

"Ngerepotin perasaan orang aja lo Err, udah tau gue gampang salting" ucapnya.

Lalu ia segera masuk kedalam sambil membawa secangkir susu dan rotinya, ia bersiap siap tidur untuk menyambut hari esok yang bahagia.

____________

Malampun telah dilaluinya sambil tidur. Kini mentari terlihat begitu ceria, matahari esok adalah pemandangan yang tak bisa dikalahkan.

Annis bangun dan duduk untuk mengumpulkan nyawanya. Dilihat jam alarm yang ada dinakas samping tempat tidurnya menunjukkan pukul 07.00 pagi.

Annis bangun dan mencuci muka setelah itu ia turun kebawah untuk sarapan bersama. Annis terkejut begitu melihat ada sang ayah dan dua kangmasnya yang selama ini tak pernah pulang karna harus menjalankan kewajiban negara.

"Ayah?" Ucapnya mengalihkan perhatian semua orang dimeja makan.

"Kak sini duduk, sarapan. Malah diem disitu kaya patung" ujar sang ibu. Tapi bukannya berjalan menuju tempat duduk Annis malah menghampiri sang ayah sambil merentangkan kedua tangannya.

Life In SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang