🌧️ Not Today 🌧️

11 0 0
                                    

Today is the day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Today is the day.

Yup, hari ini adalah jadwal hari pertama PKKMB untuk mahasiswa baru jalur seleksi SBMPTN. PKKMB universitas mereka akan dilaksanakan selama empat hari, dan hari ini adalah hari pertama. Lebih tepatnya hanya gladi, karena PKKMB yang sebenarnya akan dilaksanakan esok hari.

Pagi-pagi sekali kamar kost Rain juga Ayana sudah heboh bersiap-siap, seperti Rain yang sibuk menyetrika baju dan Ayana yang sedang sibuk entah ngapain.

Sebenarnya hari masih sangat pagi, baru pukul enam pagi. Sementara acara PKKMB mereka akan dilaksanakan nanti pukul tujuh di auditorium. As always, entah apa yang merasuki Rain sehingga ia menjadi pribadi yang sangat anti telat itu, bahkan ia seringkali rela menunggu sampai satu jam hanya agar tidak telat.

Sekitar hampir dua puluh menit kemudian, mereka pun selesai bersiap dan sekarang sedang menikmati sarapan ala-ala mereka dengan memakan roti tawar dengan dipakaikan saos sambil scroll tiktok.

"Udah setengah tujuh nih, mau cabut sekarang?" Tanya Ayana yang sedang bercermin tanpa melirik Rain.

"Iya yok, biar belom rame-rame amat. Btw, Gimana tuh anak-anak yang lain, bukannya pada mau barengan ya?"

"Iya, katanya ketemu di depan audit aja ntar."

Rain hanya mengangguk singkat dan mereka pun benar-benar berangkat setelah meraih ID card mereka masing-masing.

Huh, today is gonna be a wonderful day.... Right?

Rain menghela napas panjang sebelum akhirnya motor mereka melaju meninggalkan kost. Sepanjang perjalanan menuju kampus, mereka juga melihat banyak maba(?) yang sedang berjalan beriringan. Pemandangan yang lazim ditemukan saat musim maba. Rain sebenarnya tidak yakin apakah mereka maba, tapi melihat ID card yang menggantung di leher mereka ya berarti sudah jelas 'kan kalo mereka adalah maba? FIX!

Setelah memarkirkan motornya, mereka pun berjalan menuju pintu masuk auditorium seraya celingak-celinguk mencari sosok yang ngajak barengan tapi belum juga nongol. Kebiasaan, ngaret.

"Ini temen lo pada kemana sih? Ngajak bareng tapi belom juga keliatan jidatnya. Gak guna banget lo punya temen," omel Rain sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

Ayana menatapnya dengan tatapan jengah sambil menghela napas, mulai lagi deh tantrumnya.

"Yang gak punya temen gak diajak."

"Dih, songong gilak lu njir," balas Rain sewot.

Ayana tidak menjawab, lebih memilih acuh sambil memainkan ponselnya. Masih pagi kakaknya itu sudah mengajak adu bacot. Ia tebak sebentar lagi pasti tenaganya untuk hari ini akan habis. Ayana sudah khatam dengan kebiasaan kakaknya itu.

Setelah merasa dikacangin, Rain akhirnya memilih melihat sekeliling. Sudah banyak maba lain yang juga sedang menunggu pintu auditorium untuk dibukakan. Ia menatap orang-orang di sekelilingnya dengan perasaan sedikit gelisah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alasanku Memilih DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang