🌧️ Books Recommendation 🌧️

10 2 0
                                    

Malam ini kamar Rain agak berantakan, lebih berantakan dari sebelumnya lebih tepatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini kamar Rain agak berantakan, lebih berantakan dari sebelumnya lebih tepatnya.

Banyak kertas yang berserakan di atas kasurnya, mulai dari kartu keluarga, kartu UTBK, tanda bayar cekkes dan masih banyak lagi kertas-kertas lainnya.

"Gimana? Udah lengkap belum berkas-berkasnya?"

Rain melihat ke arah Ayana yang datang membawa map yang ia minta.

"Kita gak punya kartu BPJS ya?"

"Nggak deh kayaknya, emang BJPS sama KIS beda ya?"

"Ya beda lah goblok! Kita bawa apa yang ada aja udah, lo cari KIS-nya aja sono!"

"Si anying, enak aja dari tadi cuman nyuruh-nyuruh, bantuin kek elah!"

"Ck, gue masih harus beresin berkas-berkas ini lagi, tapi yaudah kalo lo emang maksa lo urus aja sendiri punya lo, gue lanjutin prepare punya gue doang," kata Rain sambil merapihkan berkas-berkas miliknya.

"Eh..eh... Jangan gitu dong, yaudah ini gue aja yang cari, berkas-berkas punya gue juga tolong dirapihin ya."

Baru saja Rain mau mengangkat bantal untuk dilempar ke arah Ayana, adiknya itu sudah lebih dulu ngibrit sambil ketawa iblis, memang sangat menguji kesabaran Rain yang hanya setipis selembar duit.

Yap, besok adalah jadwal untuk dua kakak-beradik itu cek kesehatan di klinik kampus mereka. Jangan tanya kenapa cek kesehatannya harus di sana, mereka juga gak tahu soalnya, 'kan masih camaba.

Kini Rain tengah menyiapkan berkas-berkas apa saja yang harus mereka bawa sebagai persyaratan cek kesehatan besok. Cukup banyak dan ribet. Mengingat mereka berdua juga pendaftar KIP-K, jadi agak parnoan jika ada berkas lebih yang harus dibawa.

Jangan heran mengapa mereka berdua bisa sama-sama mendaftar KIP-K, perlu kalian ketahui keinginan mereka berdua untuk bisa kuliah itu selalu dikubur dalam-dalam oleh keluarganya. Kesempatan mereka untuk bisa menjadi camaba seperti saat ini berulang kali pupus hanya karena masalah ekonomi.

Ibu mereka sudah berulangkali meyakinkan mereka untuk tidak lanjut kuliah atau setidaknya hanya kuliah di poltek dekat rumahnya, bahkan kakak perempuan mereka sudah membuat rencana untuk keduanya kedepannya.

Jelas saja Rain dan adiknya menolak, tujuan utama mereka ingin kuliah itu supaya bisa ngekost, bisa bebas dari keluarga ini, itu mimpi mereka.

Dengan susah payah mereka meyakinkan keluarga mereka agar bisa mendaftar kuliah sampai akhirnya lulus UTBK dan besok mereka akan memulai proses daftar ulang dengan cek kesehatan.

Begitu banyak air mata yang sudah Rain buang hanya untuk meyakinkan keluarganya, bahkan ia berulang kali menangis ketika mengingat perjuangannya untuk membuang jauh-jauh keinginannya untuk bisa kuliah di PTN terbaik di luar kota.

Rain sebenarnya mempunyai mimpi, ia memiliki cita-cita untuk menjadi psikiater. Ia sangat ingin berkuliah di luar kota dan mengambil jurusan psikologi, ia bahkan sampai mencari tahu semua hal tentang jurusan itu.

Alasanku Memilih DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang