🌧️ Sudden Vacation 🌧️

8 2 0
                                    

Rain terus saja melototin layar ponselnya yang menampilkan beberapa room chat tidak berguna di WA-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rain terus saja melototin layar ponselnya yang menampilkan beberapa room chat tidak berguna di WA-nya. Ia bukanlah termasuk orang yang aktif nimbrung di grup-grup WA, palingan cuman discroll terus dibaca aja kalau lagi gabut, terkadang bisa cukup menghibur.

Perhatiannya sedari tadi hanya berpusat pada foto profil Jungwon, pesannya dari kemarin belum dibalas. Jangankan dibalas, diread saja belum, bahkan masih tetap centang satu.

Bisa-bisanya ya nih anak gak online dari kemaren, kalo gue sih impossible, keburu gatel tangan gue gak liat notif masuk.

Rain terus saja ngedumel dalam hati, sangat terheran-heran dan gak habis think sama manusia yang bisa bertahan gak online seharian penuh, sangat unbelievable.

Setelah hampir setengah jam ia habiskan hanya untuk melototin foto profil Jungwon, tiba-tiba Ayana datang dari belakang sambil menepuk pundaknya.

"Woy cuk!"

"Aigu kamcagiya, bangke lu ye!"

"Lebay amat dah, heran. Lu gak mau siap-siap?"

"Siap-siap? Ngapain? Emang kita mau kemana?"

"Lo gak buka WA ya? Makanya liat GC tolol! Gue kira dari tadi lu nyimak, lah ternyata cuman dipelototin, kek kurang kerjaan aja lo."

"Bukannya kurang kerjaan, 'kan emang gak punya kerjaan, gimana sih lu."

"Terserah deh bodo amat gue cantik pacarnya Park Sunghoon. Ayo buru prepare, kita otewe ngerusuh ke rumah Pio."

Tanpa banyak tanya atau adu bacot lagi, Rain segera mengikuti Ayana untuk bersiap. Gak usah mandi deh sayang daki, batin Rain.

Ia pun hanya mencuci muka dan berganti pakaian, mengantongi ponselnya dan tidak boleh ketinggalan juga dompetnya, hanya dua benda itu yang ia butuhkan.

Tak banyak waktu yang mereka butuhkan untuk bersiap, setelah berpenampilan alakadarnya mereka pun langsung berangkat menuju rumah salah satu sahabatnya yang bernama Viona, tapi mereka lebih suka memanggilnya Pio.

Tenang saja, mereka sudah berpamitan kok sama kedua orangtuanya, ya walaupun dengan sedikit bumbu dusta yang tidak sepenuhnya salah juga.

Mereka hanya berpamitan untuk bermain ke rumah teman, padahal menurut obrolan di GC yang hanya berisi empat orang itu mereka akan pergi ke kebun stroberi yang berada di lereng gunung, lagi musim katanya.

Dengan berbekal tekad dan google maps, mereka pun merencanakan agenda liburan yang sangat tiba-tiba itu, lebih tepatnya baru direncakan pagi tadi.

Setelah sampai di rumah Pio, tanpa tahu malu telah ngerusuh di rumah orang pagi-pagi mereka main nyelonong saja memasuki rumah, menyapa anggota keluarga Pio yang lain sekenanya dan langsung menaiki tangga menuju lantai dua di mana kamar Pio berada.

Alasanku Memilih DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang