tiga

121 25 4
                                    

Bara sontak menengok ke arah sumber suara yang seolah menyapanya tadi.

Sialan, bukan si Bidadari. Mana tuh orang bukan nyapa ke gue lagi. Mana gue nengok cepet banget, malu banget bangke.

Ting!

Nathalie.
Bar, lo gak ngampus pagi ini?

Bara hanya menatapi pesan singkat itu.

Nathalie. Mengetik...
Eh, malah di-read doang.

Bara.
Coba deh, Nath, lo liat tanggal di kalender sekarang.

Nathalie. Mengetik...
Maksudnya?

Bara.
Warna tanggal hari ini apa?

Nathalie is calling. 

"Halo, Bar. Maksudnya gimana, sih? Gak ada tanggal merah tau hari ini."

"Emang bukan merah, tapi abu-abu monyet atau kalo enggak ijo tai kuda," timpal Bara ketus.

"Bar, ada-ada aja lo. Lo telat bangun?"

Call ended. Bara mengklik tombol merah.

Bara pun turun di sebuah bus stop yang daerahnya asing baginya. Terlampau jauh ia dibawa oleh bus. Ia pun memutuskan untuk menaiki bus dengan rute mengarah balik ke rumahnya.

"Can anyone help me with the buss pass?" Bara meminta tolong kembali ke pada orang-orang untuk meminjamkannya kartu.

Tak ada respons dari siapapun.

Oke. Sebuah kemalangan selanjutnya terjadi. Bara pun terpaksa harus turun dari bus itu.

Felix is ringing. "Yo, what's going on, Mate?"

"Gue kesesat."

"W-what? Kok bisa?"

Bara menghela napas. "Gue gak bisa jelasin sekarang. Ceritanya lumayan panjang. Jemput gue cepet, pake mobil lo yang luxury parah itu."

"Uh, aight, share the loc!"

Call ended. Bara mengeklik tombol merah.

A few hours later.

"Cepet banget lo bawa mobil, padahal gue masih nyaman santai-santai di sini," sindir Bara dengan wajah konyol.

"Rute baru bagi gue, Mate, Elah. Wajar lama. Cepet masuk," tukas Felix.

Bara pun beralih masuk ke mobil. Mendongakkan jok untuk ia dapat merebahkan tubuhnya. "Huffft, gue tidur, dah. Bangunin kalo dunia udah baik-baik aja."

Felix hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan lekas menancap gas.

Singkat cerita, mobil mewah Felix sudah sampai di depan sebuah gedung apartemen.

"Mate, udah nyampe, wake up." Felix menggoyang-goyangkan badan Bara.

Bara pun bangun. "Is the world getting better?"

"Nah, you are getting crazier!" tangkas Felix dengan nada bergurau.

"KThanks. I take it as a compliment." Bara nyengir mencibir, kemudian keluar dari mobil.

"Tugas gue selesai. Gue cabut." Felix yang langsung menancapkan gas untuk pergi.

Bara membuka ponselnya, membuka aplikasi peramban, lalu mengetik 'jasa dukun online'.

Bersambung.

meet me on the busTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang