Malam ini, Taehyun sibuk membuat es krim untuk dijual besok. Ia membuat air sirup alami yang dicampur dengan buah-buahan, dan Rae turut membantunya. Setelah sirup yang dibuat sudah cukup dingin, Taehyun menuangkannya ke tempat pencetakan es krim. Saat ponselnya berdering singkat, ia mengabaikannya terlebih dahulu, fokus kembali pada pembuatan es krim. Namun, ketika ponselnya berdering lebih lama, Rae memberitahu bahwa ada panggilan.
“Ada yang menelponmu,” kata Rae.
“Siapa?” tanya Taehyun tanpa mengalihkan pandangannya.
Rae terdiam sejenak saat melihat ponsel milik Taehyun, ia hanya bisa melihat deretan angka dan menjawab, “tidak tahu, hanya nomor.”
Taehyun meminta Rae untuk membawakan ponselnya. Kemudian ia mengangkat panggilan video call. Dan benar, Taehyun sudah menduganya. Seorang lelaki yang sedang memakai piyama berwarna biru gelap, menatap Taehyun dengan senyuman yang ceria.
“Hai pacar! Lagi sibuk ya?”
Taehyun tersenyum tipis saat mendengar suara Beomgyu yang selalu bersemangat menyapanya. Tetapi ia sadar dengan apa yang ia ekspresikan, dengan cepat ia memasang wajah datar kembali. Ia tidak ingin membuat Rae curiga. Kemudian Taehyun menjawab, “sedikit. Kenapa?”
“Aku ingin bertanya, ingin melakukan apa besok?”
Rae yang mengambil alih pekerjaan Taehyun, gadis itu menatap sang Kakak yang sedang berbincang. mungkin merasa tidak nyaman, sehingga Taehyun memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan menyuruh Rae untuk menyelesaikan sisanya. Kemudian Taehyun pergi ke kamarnya untuk melanjutkan percakapan dengan Beomgyu tanpa didengar orang lain.
“Aku jualan besok. Sepertinya kita tidak bisa pergi kemana-mana,” jawab Taehyun sambil menatap ponselnya.
“Ahh, kalau begitu aku akan ikut berjualan denganmu,” ucap Beomgyu.
Dengan cepat Taehyun menggelengkan kepalanya dan membalas, “tidak usah.”
Beomgyu menghela napasnya kasar dan mengeluh, “ayolah, aku tidak ingin trial dating kita tertunda. Lagipula, aku senang jika melakukan apapun bersamamu.”
Taehyun memijit pelipisnya dan merebahkannya di kasur yang sudah tua dan reyot. “Ya sudah.”
Dapat terlihat, Beomgyu tersenyum cerah di layar ponselnya. Ia terlihat meletakkan ponselnya dan tidur di kasurnya yang tampaknya empuk dan sangat nyaman. Beomgyu juga terlihat menarik, rambutnya yang acak-acakan sedikit basah memberikan kesan berbeda pada lelaki itu. Kemudian ia mengambil ponselnya kembali dan menatap Taehyun. Sepertinya sang pujaan sedang menatap dirinya dengan tatapan terpana. Beomgyu tersenyum.
“Aku suka saat kau menatapku seperti itu, Taehyun,” ucapnya, yang membuat Taehyun tersadar.
Bola matanya langsung mengarah ke pandangan lain. Dan menjawab, “jangan terlalu percaya diri. Aku sedang melihat bantalmu.”
“Sungguh?” tanya Beomgyu dengan nada menggoda.
Taehyun merotasikan bola matanya dan tidak ingin menjawab. Lantas Beomgyu tertawa pelan melihat tingkah sang pujaannya itu. Dirinya yakin, jika Taehyun sudah mulai membuka hati untuknya, hanya saja ia belum mau menunjukkannya. Taehyun memeluk gulingnya dan menyandarkan ponselnya di dinding, menghadap ke arahnya. Matanya mulai terasa berat ingin tidur, sedangkan Beomgyu memikirkan topik apa yang perlu dibahas dengan kekasihnya.
“Ah ya, apa kau tau film yang…” Beomgyu terdiam sejenak saat melihat Taehyun sudah menggapai mimpi. Beomgyu kembali tersenyum dan mengambil gambar di ponselnya. Taehyun sangat menggemaskan.
“Good night, my love,” ucap Beomgyu dan setelahnya mematikan sambungan telepon mereka.
✿✿✿
Keesokkan harinya, Taehyun sedang berdiri di depan cermin dan mengaplikasikan lipbalm berwarna di bibirnya. Lama-kelamaan, ia menyukai pelembab bibir milik Rae, memberikan kesan lembab dan berkilau pada bibirnya.
“Ck, kau ingin berjualan atau ke tempat hiburan malam, sih? Jangan kau habiskan lipbalm milikku!” protes Rae saat melihat Taehyun yang memakai lipbalm miliknya.
“Pelit,” komentar Taehyun.
Hari ini Taehyun memakai short sleeved yang katanya Beomgyu ingin mereka memakai baju itu. Mereka bertemu di gang depan rumah Taehyun. Setelah beberapa menit menunggu. Beomgyu datang dengan membawa gerobak dorong yang terbuat dari kayu kokoh dan tidak terlalu tinggi. Taehyun terkejut saat melihat hal itu.
“Untuk apa kau membawa itu?” tanya Taehyun.
“Untuk tempat es krimmu. Aku baru membelinya semalam,” katanya dengan santai.
“Beli?” Taehyun tercengang. Meskipun ia ingin memiliki gerobak seperti itu, namun harganya cukup mahal.
“Hm, hanya empat jutaan,” ucapnya dengan santai.
Taehyun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. “Sesuka hati sultan,” ucapnya dalam hati. Setelah memasukkan es krim yang berada di box ke dalam gerobak khusus es krim. Mereka berdua bersama-sama berjalan dengan Beomgyu yang mendorong gerobaknya. Kali ini Taehyun membawa lonceng mainan untuk memanggil perhatian orang-orang.
Tak lama kemudian datang salah satu anak kecil dengan baju warna biru dan terdapat gambar beruang di bajunya. Anak itu menyodorkan uangnya sambil berkata, “aku mau!”
“Mau rasa apa?” tanya Taehyun sambil menerima uang anak itu.
“Ehm.. Ada rasa cokelat?” katanya.
Taehyun mengambil es krim yang memiliki rasa cokelat. Ia berjongkok, mensejajarkan dirinya dengan anak kecil itu dan tersenyum manis ke arahnya. “Mau yang cokelat kacang, atau cokelat saja atau cokelat stoberi?”
“Cokelat kacang!” kata anak itu sambil menunjuk es krimnya. Taehyun tertawa pelan dan memberikan es krimnya.
Dari sini Beomgyu bisa lihat, sedatar-datarnya Taehyun, ternyata ia juga ramah dengan anak kecil—atau hanya dengan dirinya Taehyun bertindak beda? Setelah anak itu pergi, Taehyun meletakkan kembali es krim yang tidak terpilih dengan Beomgyu yang tersenyum-senyum ke arah Taehyun.
“Kenapa? Obatnya abis?” sindir Taehyun.
Beomgyu terkekeh dan berkata, “aku jadi membayangkan kalau kita punya anak nanti. Mungkin akan menjadi keluarga yang bahagia.”
Taehyun merotasikan bola matanya. “Berpikirmu terlalu jauh.”
Mereka melanjutkan perjalanan mengikuti rute yang biasa Taehyun tempuh saat berdagang. Banyak yang membeli, terutama anak-anak kecil. Sampai pada suatu titik, Beomgyu mulai berkeringat karena hari sudah mulai siang, dan mereka terus mencari pelanggan agar es krimnya habis.
“Apa setiap harinya kau seperti ini?” tanya Beomgyu. Mengingat di siang hari yang mulai terik, cukup membakar kulitnya.
“Ya, tapi kalau pulang dalam keadaan habis,aku semangat. Kalau tidak, ya mau gimana lagi?” jawab Taehyun. Beomgyu terdiam sejenak, jika dipikir-pikir ekonomi Taehyun sangat berbeda dengan dirinya. Tapi ia tidak masalah, ia jatuh hati dengan Taehyun dengan tulus dan tidak memandang latar belakangnya.
“Kemarin malam, aku menceritakan tentangmu ke Ibuku,” ucap Beomgyu.
“lalu?” tanya Taehyun.
“Ibuku menyuruhmu untuk datang makan malam bersama,” ucap Beomgyu yang membuat Taehyun tersentak.
“M-malam ini?” tanya Taehyun agak gugup. Beomgyu tertawa pelan saat melihat wajah Taehyun.
“Besok malam. Tenanglah, hanya makan malam biasa,” katanya.
Taehyun terdiam dan tidak merespon. Dirinya bingung harus datang atau tidak. Jika iya, Taehyun berharap, semoga bisa menjaga sikap dihadapan orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flavors of Love
FanfictionKenakalan Beomgyu yang berani menggoda seorang lelaki yang menjual es krim yang sering lewat di sekitar perumahannya. Cover by @riversnow21 • BeomTae [Completed]