“Masih mau lanjut?”
Taehyun terdiam sambil menatap Beomgyu. Kini mereka masih di dalam mobil milik Beomgyu. Yang awalnya Beomgyu berniat untuk menghantarkan Taehyun pulang, namun Taehyun belum mau turun dan sepertinya banyak pertanyaan dibenaknya.
“Keluargamu aneh,” kata Taehyun tanpa basa-basi.
Beomgyu ketawa pelan dan membalas, “tidak aneh. Hanya saja kau belum mengerti.”
“Apa?” tanya Taehyun dan menatap Beomgyu. Yang lebih tua melepas sabuk pengamannya dan mendekat ke arah Taehyun.
“Acara makan malam tadi, sebenarnya bukan makan malam seperti biasa. Tapi karena ada kau datang dan aku sudah menceritakan ke Ibuku kalau kita pacaran. Jadi, kerabatku perlu tau dan kenal dengan pacarku,” jelas Beomgyu.
Taehyun terdiam sebab terkejut dengan pengakuan Beomgyu terhadap Ibunya, padahal mereka masih melakukan uji coba pacaran, tetapi Beomgyu sudah mengklaim hubungan mereka. Setelahnya Beomgyu kembali berkata, “saat kau menawarkan kue ke setiap bangku, itu namanya penerimaan restu. Syukurlah, kita di dukung banyak keluargaku.”
“Tapi tidak dengan kakak keduamu kan?” tanya Taehyun mengingat satu orang yang menolak tawaran kuenya.
“Ah itu,” beomgyu tertawa pelan sebelum melanjutkan ucapannya. “Dia hanya iri, karena aku punya pacar lebih dulu dibanding dia.”
Taehyun mengangguk-anggukan kepalanya. Dan kembali bertanya, “soal piring kotor diberikan padaku itu maksudnya apa? Keluargamu tidak sedang menyetarakan aku dengan pembantu kan?”
Mengingat Taehyun yang sempat menceritakan dengan jujur akan ekonomi keluarganya terhadap kerabat Beomgyu. Taehyun berpikir, orang kaya seperti mereka pasti agak rasis dan memandang kasta. Namun nyatanya ia salah, setelah mendengar penjelasan Beomgyu lagi.
“Bukan, itu artinya baik. Kau diterima keluargaku, mencuci piring saudaranya seperti mereka menginginkanmu juga sebagai keluarga dalam garis keturunan keluarga Choi,” Beomgyu tersenyum dan mencubit hidung Taehyun sekilas. “Mereka menerimamu, sayang.”
Seketika pipi Taehyun terasa panas. Taehyun mengalihkan pandangannya. Beomgyu membuka suaranya lagi. “Jadi? Kau ingin akhiri trial dating kita?”
Taehyun menunduk, terdiam. Mengingat kembali saat mereka uji coba pacaran selama tiga hari. Dari tingkah konyol Beomgyu, bagaimana semangatnya Beomgyu kepadanya, dan sepertinya Beomgyu rela menjadi disamping Taehyun saat suka maupun duka. Momen mereka tentu saja tidak bisa Taehyun lupakan, jika bertanya tentang hatinya sudah terbuka atau belum. Taehyun tau jawabannya, tapi dia kembali berpikir tentang cinta Beomgyu terhadapnya yang seperti love Booming. Ia khawatir kalau Beomgyu akan mulai bosan dan tidak mencintainya lagi.
“Kita akhiri saja. Terima kasih atas waktu 3 hari bersamaku,” jawab Taehyun sambil menatap Beomgyu.
Beomgyu terdiam, matanya tampak bergetar. Ia merasa tertusuk. Padahal Taehyun sering menolaknya, entah kenapa kali ini Taehyun tampaknya serius dan benar-benar tidak ingin Beomgyu mengganggunya lagi. Beomgyu menghela napas dan menggenggam tangannya.
“Oh, baiklah. Aku juga terima kasih atas waktumu. Maafkan aku,” ucap Beomgyu. Mungkin ini batas akhir usaha Beomgyu, entah kenapa rasanya sakit sekali.
Taehyun melirik ke arah Beomgyu, wajahnya tampak sedih sambil menatap ke bawah. Lantas, ia melepas sabuk pengamannya dan mendekat ke arah Beomgyu dan tersenyum dan berucap, “kita pacaran beneran saja, tidak perlu trial.”
Beomgyu langsung mengangkat dagunya, matanya tampak membola, terkejut. “Sungguh?”
“Iya, pacar.” Taehyun tersenyum lebar. Beomgyu memeluk Taehyun dengan erat dan mencium pipinya juga. Taehyun terdiam, wajahnya memerah.
“Terima kasih, Taehyun,” kata Beomgyu, yang membuat Taehyun tersenyum melihat kesenangan Beomgyu, lalu membalas pelukannya. Mungkin akan lebih baik ia mencoba percaya dengan Beomgyu.
✿Eᑎᗪ✿
KAMU SEDANG MEMBACA
Flavors of Love
FanficKenakalan Beomgyu yang berani menggoda seorang lelaki yang menjual es krim yang sering lewat di sekitar perumahannya. Cover by @riversnow21 • BeomTae [Completed]