33. Sialan, Sumpahnya Gagal dipenuhi

821 113 146
                                    

"Liburan nanti ke Jogja yu? Mau ke Candi Borobudur terus ke Malioboro." - Sopan

"Ya ya, makanya cepat sembuh, lusa sudah ulangan juga." - Gentar

Malam Sabtu yang sangat dingin, sebab hujan yang tak berhenti dari sore tadi hingga menjelang malam.

Di rumah sakit, tepatnya di kamar VIP nomor 5A. Ada Sopan yang sibuk membaca novel dan Gentar yang sibuk memainkan ponsel.

Keduanya tak fokus pada benda yang mereka pegang, malahan melamun.

Gentar memikirkan siapa orang yang memublikasikan wajah Sopan dibase sekolah. Sedangkan Sopan sendiri melamun dengan perasaannya yang tak enak.

"Pan, gue jadi deklog tau di panitia Porseni." Gentar memilih untuk mengajak Sopan mengobrol.

"Aku gak ikut panitia, sedih banget." Sopan ingin sekali ikut jadi panitia di event, soalnya event kemarin dirinya 'kan tak ikut.

Gentar tersenyum. "Next event pasti ikut kok, barangkali lo ikut panitia hari lahir yang gede-gedean itu."

Sopan sedikit tersenyum kecil dan kembali terdiam.

"Pan? Kenapa?" tanya Gentar yang merasakan aura Sopan sedikit berubah, muram.

Sopan geleng-geleng kepala, ia melirik pada jam dinding.

"Gen mau minta tolong, boleh?" Gentar menganggukkan kepalanya. Sopan senang, ia mengambil dompet di nakas dan mengeluarkan uang sepuluh ribu.

"Tolong belikan kue putu di depan rumah sakit, aku ada payung kok," ucapnya.

"Tapi lo sendirian di sini, gak apa-apa?" tanya Gentar.

Ibu Sopan ada urusan malam ini yang membuat beliau tak bisa menunggu Sopan. Jadi beliau meminta Gentar untuk menginap di rumah sakit.

"Gak apa-apa, aman."

Gentar menganggukkan kepalanya, ia beranjak dari bangku dan berjalan ke arah pintu. Sebelum keluar ia melirik pada Sopan, dengan ragu melambaikan tangan.

"Gue cuma bentar kok," katanya.

"Iya."

Gentar berucap seperti itu merasakan hal yang tak enak.

Seakan dirinya tak akan bisa melihat Sopan lagi.

Pintu itu tertutup meninggalkan Sopan sendirian. Sopan merebahkan tubuhnya dan menutupinya dengan selimut.

Ia mengembuskan napas, meremat selimut, menggigit bibirnya, semuanya terasa berat hari ini.

Sopan merasa bahwa dirinya tak bisa bersama Gentar lagi.

TEROR ORGANISASI [Publish Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang