Awal

274 84 120
                                    

HALLO EVERYONE
.
.
.

(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)


Di dalam kelas yang penuh dengan cahaya mentari pagi, seorang gadis kecil duduk sendirian. Seragam putih-merahnya menyiratkan kepolosan, seiring dengan rambutnya yang dikepang dua, menggambarkan sentuhan keanggunan. Datanglah seorang anak berjenis kelamin laki-laki, "Pagi, MeLONTONG!" sapa anak laki-laki itu dengan menekankan kata 'lontong'.

"Pagi juga, Lalang jelek!" sahut Melona tanpa minat. Galang Alverio dan Melona Almaesha awalnya memang seperti tom and jerry di dikelas ini.

"Kok gitu, Galang itu ganteng!" elak Galang tak terima dirinya dikatai jelek.

"Iya ganteng kalo diliat dari lubang sedotan dari atas puncak monas," ketus Melona.

"Ihirrr, berdua aja nih di kelas? Sorry ya ganggu, gue bakal langsung keluar kok ini," ledek Ivany--salah satu teman sekelasnya.

"Dih najis!" Melona kemudian beranjak dari tempat duduknya kemudian menyusul Ivany keluar kelas. Di luar kelas, Melona duduk bersama Ivany.

"Udah jam segini kok belum pada berangkat ya, Van?" Basa-basi Melona, supaya tidak hanya berdiam-diaman saja.

"Iya juga ya? Mungkin masih pada sarapan haha," keduanya terkekeh pelan.

Tak lama kemudian Galang keluar dari dalam kelas, ia melihat dua cewek duduk di bangku depan kelas. Dengan keisengannya, Galang mendudukkan dirinya di samping Melona, sangat dekat, bahkan keduanya saling menempel.

Melona yang menyadari itu refleks menabok paha Galang dengan kencang membuat sang empu meringis kesakitan. "Sakit, gila!" Galang memelototi Melona tajam.

"Lagian siapa suruh duduk deket-deket!"

"Ssshhh," ringis Galang tak berhenti-henti dari tadi.

"Melon ga peduli," Melona menjulurkan lidahnya, ia segera berdiri lalu memasuki kelas karena teman-teman lainnya juga sudah berangkat dan mengisi setiap tempat duduk di dalam kelas tersebut.

"Mel, tanggung jawab lo!"

"Tuh cowok lo kenapa, Mel?" ledek Alfi, yang merupakan teman sekelasnya juga.

"Ih amit-amit deh, lagian juga masih SD mana ada pacar-pacaran." ketus Melona. Galang menatap Melona tanpa arti, Melona yang menyadari itu menatap Galang balik secara sinis, Galang pun mengalihkan pandangannya.

Bel masuk telah berbunyi, menandakan bahwa pembelajaran segera berlangsung. Pak Muhdin---wali kelas ini juga sudah datang dengan buku paket yang ditentengnya tak lupa juga dengan kacamata yang bertengger manis di pangkal hidungnya.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, selamat pagi anak-anak semoga semuanya selalu dalam keadaan sehat wal afiat." sapa Pak Muhdin begitu beliau masuk ke dalam kelas kemudian mendudukkan dirinya di bangku guru.

"Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh." Jawab murid-murid serentak.

"Sebelum memulai pembelajaran pada pagi hari ini, alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Silahkan ketua kelas memimpin." tutur Pak Muhdin.

Merasa jabatannya di sebut, Aidan segera memimpin teman-temannya untuk berdoa. "Mari teman-teman kita berdoa, berdoa dimulai." ucapnya.

Sepuluh menit berlalu, berdoa pun juga sudah selesai.

"Karena hanya tinggal beberapa bulan lagi kalian singgah di kelas ini dan akan menempuh ujian nasional sebagai syarat kelulusan nanti, hari ini bapak akan menyampaikan ilmu kepada anak-anak mengenai lingkaran." ucap Pak Muhdin.

Secret DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang