[Chapter 4]

114 45 156
                                    

Welcome to my story
jangan lupa pencet tombol bintangnyaaa
.
.
.

Happy Reading!

Di dalam ruang kelas yang penuh dengan riuh rendah suara murid-murid yang ceria, terdengar gemuruh riuh yang tak terduga. Jam kosong telah merajai suasana, membebaskan energi kreatif mereka. Di setiap sudut ruangan, terdapat kelompok-kelompok murid yang sibuk berbincang, tertawa, atau membahas rencana kecil mereka.

Papan tulis menjadi kanvas spontan bagi mereka yang ingin menuangkan ide-ide liar mereka, menciptakan karya seni sementara di tengah kekacauan jam kosong yang tak terduga. Ruangan dipenuhi dengan gelombang tawa dan decakan kegirangan, menciptakan atmosfer yang bersemangat di dalam ketidaktentuan waktu yang tiba-tiba terbuka.

Terdapat seorang gadis dengan rambutnya yang dikepang rapi ke belakang, menciptakan pola yang indah seperti karya seni. Di antara keramaian, dia duduk dengan tenang, sepenuhnya terhanyut dalam dunia novel favoritnya.

"Besok bang Elang pulang," ucapnya pada sahabat kesayangannya yang duduk di sebelahnya, Galang yang tengah asyik dengan kegiatan memainkan benda pipih di perangkatnya. Tidak jelas apa yang menjadi fokusnya, apakah game, aplikasi, atau sesuatu yang lebih abstrak. Pun menoleh ke sumber suara.

"Tumben, padahal belum libur semester kan?" celetuknya, sementara tubuhnya yang tadinya melungkup di meja kini membenahi posisinya menjadi duduk tegap.

"Udah kan? Ini udah mau akhir tahun loh," cecar Melona diiringi dengan kegiatan tangannya yang menutup buku novelnya dilanjut dengan berbincang dengan sahabatnya itu.

Galang menepuk keningnya pelan, "Oh iya, lupa," cengengesannya.

"Gabut banget plis, mau ngapain coba, tapi kalau Bu Hera masuk males juga sih," gerutu Melona. Galang memperhatikan bibir Melona yang mengomel merasa bosan karena bingung hendak melakukan apa untuk mengisi waktu luang ini, belajar? Oh tentu tidak mau!

"Galang, pinjem hp dong, hehe. Gue miskin kuota nih," pinta Melona, gadis itu tak selalu memiliki kuota, lagian di rumahnya juga sudah ada wifi, jadi buat apa beli kuota lagi? Jika ada sesuatu mendesak gadis itu akan meminjam ponsel atau meminta hotspot pada sahabat kesayangannya itu, Galang.

Dengan senang hati Galang memberikan benda pipih itu yang ia anggap sebagai separuh hidupnya karena tanpa benda pipih itu, Galang sangat tidak bisa. Kecuali kalau ada Melon-- Ups!

Jari-jari Melona mulai bergerak lincah di atas layar ponsel itu, gadis dengan rambut dikepang itu sangat antusias memainkan benda pipih itu, mulai dari membuka aplikasi TikTok dan melihat tayangan video-video lucu bahkan seru atau mungkin membuat galau dengan kata-kata mutiara di postingan yang lewat di berandanya.

Rasa bosan pun sekarang sudah berpindah ke dalam diri Galang, rasa itu seolah datang seperti tamu tak diundang yang sangat tidak diharapkan untuk datang, cowok itu melungkupkan badannya kembali ke meja, menutup wajahnya dengan buku lalu berusaha untuk tidur.

"Galang, Melon laper," adu gadis yang duduk di sampingnya itu membuat Galang mengangkat kepalanya lagi, kemudian cowok itu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Nih maem aja," sodornya.

"Tumben banget lo bawa chiki?" heran Melona, sebelumnya mana pernah cowok itu membawa makanan dari rumah.

Galang mengambil kembali chiki tersebut dari tangan Melona membuat gadis itu melengkungkan bibirnya ke bawah. Lucu!

Cowok itu menggerakkan tangan kekarnya untuk membuka kemasan dari snack kecil tersebut, setelah terbuka dengan sempurna, mulai lah tangan kekar cowok itu mengambil satu buah dari dalam kemasan itu lalu memasukkan ke dalam mulutnya sendiri.

Secret DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang