Welcome
Janlup bintangnyaa kawann!!
.
.
.Sejak kejadian seminggu yang lalu, Melona tak lagi main ke rumah Galang. Ia sangat canggung jika berhadapan dengan cowok itu. Namun entah kenapa, Galang seperti orang bodoh, beberapa kali cowok itu bertanya apa penyebab sahabat perempuannya itu mendiamkannya seminggu ini. Dasar!
"Melon, Melon, Melon, Melon," panggil Galang, sejak bel istirahat berbunyi, pertanda kelas akan dimulai sampai bel berbunyi kembali menandakan siswa sudah diperbolehkan untuk pulang, cowok itu terus saja mengekori sahabatnya, namun tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Melona untuk menanggapi cowok itu.
Kini sekarang sepasang sahabat itu tengah berada di parkiran. "Melon, lo kenapa sih? Galang ada salah ya?" tanya cowok itu dengan polosnya.
"Mel, kalo Galang ada salah, maafin ya?"
"Galang gabisa terus didiemin sama Melon kayak gini, ga tahan Mel." Galang memegang bahu sahabatnya menggoyang-goyangkannya.
"Lepasih ih!" ketus Melona. Kata itu adalah kata pertama yang muncul dari mulut gadis itu setelah seminggu lamanya.
Setiap hari Galang selalu rajin bertanya 'Melon kenapa?' dan mengirimkan pesan pada Melona, namun Melona tak menanggapinya.
"Mel, jawab Galang." Galang memutar tubuh kecil gadis yang ada di depannya. Cowok itu menatap raut wajah Melona dengan intens.
Melona menundukkan kepalanya, ia tak berani menatap manik mata hitam itu. Nyalinya sangat ciut saat ini, bahkan mengatakan sepatah kata pun, ia tak sanggup.
"Melon?" Galang memegang dagu sahabat perempuannya itu kemudian mengangkatnya, hingga wajah Melona kini terlihat jelas.
"Galang ada salah, ya?" tanyanya.
"Mel, jujur dong sama Galang. Kasih tau apa salah Galang? Jangan diemin Galang kayak gini, Mel. Galang ga bisa!" ujar Galang frustasi, ia sedikit mengacak rambutnya.
Entah keberanian dari mana yang Galang dapatkan, cowok itu memeluk tubuh mungil seorang gadis yang ada di hadapannya.
Galang menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Melona, Melona merasakan deru napas milik cowok itu. Galang terus meracau meminta maaf pada sahabat perempuannya itu, walau dia tak mengerti apa kesalahannya. Dasar bodoh!
Melona membalas pelukan Galang. Galang merasakan jari-jari lentik itu bermain di punggungnya. Cowok itu seketika tersenyum lebar, kemudian ia mempererat pelukannya.
"Ga-lang, Melon ke-gen-cet," ucap Melona terengah-engah.
Galang mengendurkan pelukannya kemudian menatap wajah Melona. "Salah Galang apa, Mel? Kok Melon tega diemin Galang seminggu, Melon tahan diemin Galang? Ga ngomong sama Galang, Melon tahan, hm?" tanya Galang beruntun.
"Mel, jawab!" nada bicara Galang sedikit meninggi, ia geram karena ocehannya tak kunjung ditanggapi.
Melona terkekeh pelan, "Kok Melon ketawa sih?" tanya Galang polos
"Galang mau tau kesalahan Galang apa?" tanya Melona mengalihkan topik pembicaraan. Galang mengangguk mantap mendengar itu.
"Sini Melon kasih tau," Melona menjijitkan kakinya, dan
Cup!
Galang tak bisa menahan senyumannya, telinganya kini sangat merah karena salting. Melona hendak kabur, namun Galang mempererat pelukannya.
"Maksudnya apa ini?" tanya Galang senyum-senyum.
"BODOH!" cicitnya, Galang tersenyum lebar.
"Oh jadi Melon canggung sama Galang karena waktu itu Galang cium, ya?" Melona mencubit pinggang Galang sembari melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Destiny
Teen FictionAwal kisah persahabatan Galang Alverio dan Melona Almaesha, ketika seragam putih merah masih menandai masa sekolah dasar, hingga kini di seragam putih abu-abu yang melambangkan masa dewasa, persahabatan antara Galang dan Melon tetap tak tergoyahkan...