Prolog

4.5K 95 2
                                    


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat datang di cerita pertamakuu
Jadii mohon maaf kalo masih banyak penulisan yang salah

Semoga suka!

Sebelum baca vote dulu yaa
Jangan lupa juga share cerita ini
Yang belum follow, klik dulu tombol follow nyaa

Selamat membaca sayang-sayangkuuu

°
°

~🕊️~

"Shodaqallahul'adziim.."

"Wah perfect bangett, udah langsung setorin aja ke ustadzah nin" ucap seseorang gadis setelah mendengarkan hafalan sahabatnya itu.

"Duuuh aku takutt, nanti kalo didepan ustadzah pasti buyar semua hafalanku".

"Kamu tuh ya kebiasaan banget overthinking duluann, kemarin-kemarin juga kamu bilangnya gitu, tapi pas setoran lancar-lancar aja kann?"

"Ya gimana ya.." ia terkekeh garing sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Udahhh nanti ba'da isya langsung setorin ya, gaada penolakan. Udahlah ayo wudhu, udah mau isya" ajaknya dan langsung menarik tangan sahabatnya tanpa meminta persetujuan.

Sedikit kaget namun ia menerimanya dan langsung mengikuti sahabatnya untuk berwudhu, tidak lupa ia menaruh Al-Qur'an nya dulu di lemari khusus buku-buku ditaruh.

~🕊️~

"Hanindya Anasera ayo maju" Ya Hanindya, dia adalah gadis yang tadi melakukan hafalan dengan sahabatnya. Dia memiliki paras yang cantik, hampir semua orang mengakuinya. Tidak hanya cantik rupanya tetapi dia juga sangat cantik hatinya, kebaikan yang telah dia lakukan membuat semua orang kagum, tidak sedikit juga yang menganggap itu hanya sebuah drama agar mendapatkan perhatian orang-orang. Penyakit hati memang susah dihilangkan.

'Hanindya' yang kerap dipanggil 'Hanin', dia juga sangat pintar, tidak jarang dia mendapatkan penghargaan-penghargaan yang semua orang ingin memilikinya. Saat ini Hanin masih dalam proses menghafal Al-Qur'an, hanya dengan waktu delapan bulan dia sudah berhasil menghafal 28 juz Al-Qur'an.

"Nin?" Alisha yang duduk disamping Hanin menyenggol pelan lengannya.

"O-oh iya ustadzah" Hanin tidak sadar saat namanya disebut saking groginya untuk setoran hafalan.

"Hadeuhh kebiasaan banget tu anak" Alisha menghembuskan nafasnya kasar, dia sudah tidak heran lagi dengan kelakuan Hanin. Alisha Elshanum, sahabat Hanin sejak dirinya masuk ke pesantren. 'Alish' nama yang sering disebut oleh Hanin, dia menganggap panggilan Alish sangat lucu jadi dia menggunakannya sehari-hari. Alisha juga tak kalah cantik dengan Hanin, mereka selalu disebut sebagai primadona di kawasan pesantren Darul Hikmah.

Sepuluh menit berlalu, Hanin kembali dengan senyum mengembang. Alisha yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala. "Seneng deh tuh udah setoran".

Cinta DyaDra | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang