بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
🥰🥰🥰🥰 Assalamualaikum 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰
🥰🥰
🥰
WKWKWKKWKWKWKWKWK
-_ahlan wasahlan_-
AYO DI VOTE!!!Rawr🦖
🌟🌟
°•Happy reading🦋•°
°
°
~🕊️~"Mas, hari ini Hanin ikut majlisan boleh?" Pinta Hanin penuh harap sembari menghidangkan segelas susu pada suaminya.
Gus Rafan menoleh sesaat, lalu ia kembali fokus pada kitabnya. "Kapan sayang?"
"Hari ini mas.."
"Iya kapan?"
"Iya hari ini, hari Minggu"
Mendengar jawaban Hanin yang tetap sama, membuat Gus Rafan menaruh kitab itu di atas meja dan mencondongkan tubuhnya lebih dekat pada sang istri. "Iya sayang.. mas tau hari ini hari minggu. Maksud mas siang ini, sore, atau malem?"
Sungguh, tatapan Gus Rafan begitu dalam. Hanin sampai memundurkan kepalanya saat jarak wajah mereka begitu dekat. "A-eum, malem.." balasnya lirih.
"Nah begitu, kalau ngomong yang jelas sayangku.." ujar Gus Rafan sembari memposisikan tubuhnya seperti semula.
Hanin akhirnya bisa bernafas lega sekarang. "Ya lagian mas fokus banget.." gerutunya.
"Materi buat nanti malem sayang, mas harus baca-baca lagi buat memastikan"
Hanin hanya ber oh ria, lalu ia kembali mempertanyakan keputusan Gus Rafan. "Jadi.. boleh ngga mas?"
"Sama siapa?"
"Sama Fisha, ini juga Fisha yang ajak mas"
Gus Rafan terlihat berfikir begitu keras, Hanin sampai tak berkedip menunggu jawabannya. "Yaudah boleh" finalnya membuat senyum Hanin merekah.
"Tapi nanti berangkat sama mas" imbuhnya.
Hanin mengernyit bingung, bukannya nanti malam Gus Rafan harus mengajar? Kenapa malah ingin mengantarnya? "Kan mas harus ngajar"
"Kata siapa?"
"Ya itu.. mas kan lagi baca materi buat nanti malem" sahut Hanin dengan sorot mata yang mengarah pada kitab milik suaminya.
Gus Rafan tersenyum. "Mas ngga ngajar, ini materi buat ce-"
"Assalamualaikum" ucapan Gus Rafan terpotong saat tiba-tiba terdengar suara salam. Hanin dan Gus Rafan sontak menoleh ke arah pintu yang memang tidak ditutup.
"Eh Gus Hisyam, akhirnya datang juga" Gus Rafan segera beranjak menyambut seorang pria yang disebut Gus Hisyam itu. Sedangkan Hanin langsung bergegas kearah dapur.
"Ayo-ayo masuk Gus" Gus Rafan mempersilahkan. Mereka berjalan beriringan lalu menduduki sofa.
"MasyaAllah akhirnya rumah antum dihuni juga" kekeh Gus Hisyam sembari melihat-lihat isi dari rumah sepupunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta DyaDra | On Going
Ficção AdolescenteFollow dulu kak⚠️ °• Dra •° Seperti bunga Daisy yang mekar di tengah padang, kelembutanmu menyejukkan seperti ajaran Islam yang memuliakan setiap langkah kebaikan. Keceriaanmu menyinari sekeliling, mengingatkan pada cahaya kasih-Nya yang tak pernah...