HAPPY READING
{ Training and Code }
"Mengalami mimpi buruk, itu sudah biasa bagiku, Nevin.. tapi, mengapa mimpi itu seakan-akan menginginkanku untuk kehilangan harapan dan menyerah saja..?"
Disinilah sang nona Raiden berada, ditempat latihan atau tempat tinggal Nevin, di pagi-pagi buta, yang masih gelap gulita. "Itu artinya anda masih belum rela menyerahkan apa yang terjadi waktu 500 tahun yang lalu..." Balas sang pemilik tempat, Nevin.
Wajah yang datar, berparas cantik, namun bermakna penuh kesedihan dan penyesalan, [Name] menatap langit malam dengan penuh keberatan dihatinya. "... Sulit bagiku untuk merelakan Yang Mulia Yang Abadi...
Dalam sisa waktu yang diberikan oleh takdir, aku hanya bisa tersenyum dan bersikap polos didepan ibuku, seperti seorang balita yang baru melihat dunia... Tapi apa dayanya aku?
Aku hanya seorang anak kecil yang hanya bisa menangis dan menjadi beban untuk orang-orang--?" [Name] berhenti meng-gumami kesedihannya sejenak, lalu menoleh kearah Nevin.
Nevin berdiri dari duduknya, kemudian berjalan menghampiri jendela yang terdekat. Alvin berdiri dibelakang [Name], lalu menatap Nevin yang melihat kearah luar jendela. "Nevin..? Ada..apa?" Tanya [Name] sembari memiringkan sedikit kepalanya.
"Diamlah disini, nona. Saya dan Alvin akan segera kembali. Ada tamu yang harus kami sambut..." Ucap Nevin tanpa menoleh kearah sang gadis. "Ahh... Ambil waktumu, aku akan menunggu." Balas [Name], lalu meminum teh hijau yang sedari tadi sudah di siapkan oleh Alvin, asisten Nevin.
Nevin dan Alvin pun berjalan keluar. [Name] meletakkan cangkirnya, lalu menghela nafas panjang. "Enak juga... Aku akan minta Miko untuk membuatkan teh seperti ini." Gumam [Name] dengan matanya yang sedikit bercahaya.
[ TIMESKIP DIBAWAKAN OLEH [NAME] YANG TENGAH MENGEJEK RAJA AYON. ]
Satu, dua, tiga, sampai menit yang seterusnya, Nevin dan Alvin tidak kembali-kembali. "..Mereka ngapain sih?" Gerutu [Name] yang sedari tadi tengah menunggu kembalinya Nevin dan Alvin.
Kesal karena Nevin tidak kembali bersama asistennya itu, [Name] bangkit dari duduknya, lalu berjalan keluar dari ruangan menuju luar bangunan.
Sampainya sang Raiden diluar, [Name] melihat seorang anak laki-laki bersurai coklat dan berkacamata yang berdiri diatas satu batang kayu yang tipis sambil merentangkan kedua tangannya.
Dan sialnya lagi dia melihat ada Raja Ayon disana. "... Kok dia disini sih?!" Gerutu [Name]. Dia tidak ingin terlihat seperti orang depresi didepan sang Raja dan dia juga hanya ingin mencurahkan kesedihannya kepada Nevin saja.
Dan pada akhirnya, keberadaannya telah disadari oleh sang Raja itu sendiri. "Tak menyangka kau ada disini juga." Raja Ayon menatap [Name] dengan seringai kecil dibibirnya sembari melipat tangannya di depan dada.
"...Kenapa? Jadi ini aku ga boleh gitu, kesini?" Tanya [Name] dengan sarkasnya. "Bukannya ga boleh, ga biasa aja gitu ngeliat kamu disini." Jawab Ayon dengan santainya, seringai yang sama masih terpampang di bibirnya.
[Name] menghela nafas panjang, kemudian ia menoleh kearah Marvel dan Samsul yang tengah di latih oleh Nevin. [Name] kembali menatap Raja Ayon dengan Sweatdrop di pipinya. "Kau bawa mereka pagi-pagi buta begini hanya untuk apa? Kan bisa pagi hari cerah gitu.. ato siang ato sore..."
"Biar mereka tidak bermalas-malasan." Jawab Sang raja dengan entengnya, membuat [Name] semakin menatap datar kepada dirinya. "Sungguh alasan yang sangat simple sekali, wahai raja." Ucap [Name].
[Name] dan Raja Ayon hanya berdiri dan menonton kedua anak(pungut) Genah atau Clover yang tengah berlatih. Ayon sedikit terkesan karena [Name] tidak menjahilinya hari ini, dan [Name] sedang tidak punya suasana hati yang bagus untuk menjahili Sang Raja hari ini.
"Kau tidak kembali ke istana?" Tanya [Name] ntah datang dari mana. "Kau mengusirku?" Tanya balik Raja Ayon. "Tolol ni anak... Kenapa coba Poseidon punya anak se ngeselin ini..." Batin [Name] mencoba untuk bersabar.
"Kalau iya?"
"Ku tikam kamu."
[Name] terdiam untuk sesaat setelah mendengar apa yang diucapkan oleh sang raja Atlantis itu. "Ha? Gimana-gimana??? Mau Nikam aku? Kau mau membunuhku, Yon?" Tanya [Name] dengan ekspresi yang serius.
Raja Ayon melirik kearah lain. "untung saja dia tidak mengerti..." Batin Ayon yang tengah berteriak karena tak sengaja mengkode. "Enggak kok." Jawab Ayon singkat.
[Name] mengkerut saat mendengar ucapan singkat Ayon. Disisi lain, terlihat Nevin dan Alvin yang tengah menatapi perbincangan mereka dengan sweatdrop. "Mulai lagi deh..." Gerutu Alvin yang semakin menatap datar [Name] dan Raja Ayon.
"Aish... Biarkan lah mereka, Alvin. Lagi pula.. jarang-jarang kita melihat momen seperti ini dengan Ayon dan nona [Name]..." Ucap Nevin tersenyum maklum. Selain itu Marvel dan Samsul juga itu bergerutu melihat sang Raja Elheims itu sedang bucin.
"Dihh.. ga raja ikan, ga peppey, sama aja bucinnya." Gerutu Marvel. Samsul hanya terkekeh kecil mendengar gerutuan kecil adiknya. Kemudian Marvel terjatuh dari keseimbangannya berdiri di satu tiang di tengah tengah sungai.
"Vel! Lu ga papa?" Tanya Samsul yang khawatir. [Name] dan raja Ayon menoleh kearah sumber suara. "Dan pada akhirnya nanti dia juga akan pergi." Gerutu [Name]. "Hah?" Longo Ayon. "Gapapa. Aku pergi dulu." Ucap [Name], kemudian memanggil partner naganya, Kurikara.
"Kita akan bertemu lagi nanti, Yon." Bisik [Name] kemudian pergi bersama percikan petirnya yang hampir mengenai Ayon. "HEI! KENDALIKAN PETIRMU!" Teriak Ayon dan hanya dijawab dengan tawa kecil oleh [Name].
"Dia... Tertawa?"
To be continued...
[ Next Page; Page 3 : Malik and a Dream ]
825 Words
KAMU SEDANG MEMBACA
『◤Miss Thunderstorm◢』
Random[ Viva Fantasy S1 X RaidenMei!Reader ] Semuanya berawal dari sebuah bencana yang menimpa Inazuma. Herobrine datang ke Inazuma untuk merebut kekuatan sang putri yang bertingkat dewa itu untuk menciptakan 'The Reborn' yang ia inginkan. Namun Herobrine...