08

1K 113 9
                                    

Terbangun dari tidurnya, Bian yang masih diposisi tidurnya, ia meraba sisi lain untuk mengecek keberadaan Gerna, "gak ada." Gumamnya.

Ia pun mulai terbangun dan terduduk diatas kasur untuk memproses pengelihatannya. Bangun dari tidurnya, berjalan keluar mencari keberadaan Gerna.

Mencium aroma yang cukup sedap yang dapat membuatnya merasakan lapar seketika. Bian mendekati area dapur untuk mendapati Gerna yang sedang asik memasak tanpa menyadari keberadaanya dibelakang.

"Sayang..." Bisik Bian setelah memeluk pinggang Gerna.

Bisikan Bian membuat Gerna tersentak kaget dan geli, "kebiasaan!" Ujar Gerna sedikit lantang disertai pukulan kecil pada lengan Bian yang melingkar erat pada pinggangnya.

"Lapar, mau makan kamu." Gumam Bian, yang membuat Gerna kebingungan.

"Kamu gak usah aneh-aneh, cuci muka dulu sana kalo bisa mandi sekalian." Ujar Gerna seraya menepuk pipi Bian pelan untuk menyadarkannya.

"Hm? Mandiin.." ujar Bian yang sudah tidak beres.

Gerna seketika merinding karena baru pertama kali ia mendengar lontaran kalimat yang tak pernah ia dengar dari Bian.

Gerna dengan segera mematikan kompornya saat sesudah memastikan masakannya matang, karena untuk saat ini ia harus memastikan suaminya terlebih dahulu.

Saat Gerna ingin melepaskan pelukan dari Bian sayangnya pelukan tersebut terlalu erat untuk ia dapat lepaskan. Ia menghela napas, "kamu kenapa?" Tanyanya.

"Aku? Aku mau kamu."

"Kamu tumben banget pake aku-kamu ke aku? Biasanya juga lo-gue. Kamu mabuk ya?"

"Hah? Masa? Enggak tuh, aku gak mabuk tau.." ujar Bian seraya mengecup tengkuk leher Gerna beberapa kali.

"Bian.. geli.." ucap Gerna yang tidak bisa menahan rasa gelinya.

Bian melonggarkan pelukannya, ia memutar tubuh Gerna untuk berhadapan langsung padanya. Tanpa pikir panjang bian mengecup bibir Gerna beberapa kali dan sesekali ia lumatkan.

Gerna terkejut dengan aksi Bian namun ia tidak bisa menolaknya karena bagian belakang kepalanya dipegang, membuatnya tidak dapat menjauhkan wajahnya dari wajah Bian.

Gerna menepuk keras dada Bian untuk memberi tau bahwa ia sudah kehabisan napas. Bian yang memahami kode tersebut ia pun melepaskan ciuman kalian.

"Kamu cantik." Ujar Bian, setelah itu ia pergi begitu saja membuat Gerna kebingungan dengan apa yang terjadi. Gerna benar-benar kebingungan!

Gerna pun mulai berusaha melupakan tingkah aneh Bian walaupun itu tidak akan pernah ia lupakan kejadian tersebut. Ia mulai menggelengkan kepala untuk menepis pikirannya dan segera menata makanan yang sempat matang tadinya.

Setelah ia menata makanan, Gerna melepaskan apron yang ia kenakan tadinya dan berjalan menuju kamar anaknya untuk mengecek apakah sudah bangun atau belum.

Sesampainya dikamar Jino, Gerna tidak melihat sosok Jino di atas kasurnya, ia tidak panik karena ia mendengar pekikan dari Jino dari arah kamar mandi. Gerna berjalan mendekat kearah kamar mandi yang tidak tertutup rapat, ia mengintip dan ia melihat sosok Jino dan Bian sedang mandi bersama. Mengambil ponselnya yang berada didalam saku celananya, ia mulai memotret secara diam-diam.

Siapa sangka bahwa aksi mengintipnya ketahuan dengan Bian, tadinya ia berencana untuk memunculkan diri tapi ia memutuskan untuk kabur keluar dari kamar Jino.

"Ngapain tadi ngintip?" Tanya Bian selang beberapa menit kemudian. Ia berjalan mendekati Gerna yang terduduk pada bangku meja makan sembari memainkan ponselnya.

"Enggak tuh, salah liat kali." Sarkas Gerna menolak untuk memberikan pengakuan.

"Oh gitu ya? Kayaknya ini rumah udah mulai berhantu." Ujar Bian disertai anggukan pelan.

"Mungkin.." ujar Gerna mengiyakan ucapan Bian dengan sedikit ragu.

"Kamu takut hantu?" Tanya Bian seraya menyuapi Jino.

Gerna menoleh menatap Bian, setelah itu ia menggeleng kuat, "siapa juga yang takut! Kamu kali!"

Bian mengangguk, "kalo gitu nanti aku tinggal pergi gak masalah kan?"

"Santai, bukannya udah biasa ya aku, kamu tinggal? Gak akan takut aku."

"Tapi, kamu mau pergi kemana?" Sambung Gerna bertanya.

"Biasa, nongkrong sama temen. Jangan kangen ya.." goda Bian.

Gerna memberikan mimik wajah datar sebagai jawaban untuk ucapan bian sebelumnya. Ia hanya mendapati gelak tawa dari Bian.




TBC

Menurut kalian, Bian kenapa ya tiba-tiba jadi clingy?

Btw kalo ada typo maaf ya, soalnya langsung up nih.

[√]young dad S2 || jeongharu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang