6. BUKAN BABU

9.1K 274 90
                                    

Hallo semua, jumpa lagi sama Author pecinta Readers peninggal jejak😉

Sebelum membaca, vote dulu maniezz😉

Kalau boleh meminta komennya sekalian juga dong, hehehe 🙏😂

NAH, SELAMAT MEMBACA. HATI-HATI JANGAN MENGUMPAT, DOSANYA NANTI NAMBAH LO🤣

TAHAN EMOSI, SABAR, GAK BOLEH MARAH SAMA FIKSI🤣

Happy Reading readers tercinta, semoga suka ya🌷

°°°°°°

"Kenapa? Lo sakit hati? Kan gue benar, lo itu anak haram! Hina! dan menjijikkan!" Tekan Damian sekali lagi.

"Setelah semuanya terjadi, lo berharap gue bisa bersikap seperti semula?! Bodoh, lo bodoh Keisya! Gue benci lo dan wanita sialan itu! Sampai kapanpun gue gak akan terima kehadiran kalian!"

"Lo pikir sikap baik gue pagi tadi murni penyesalan? Hahaha, enggak Kei lo tertipu, itu cuma akting gue didepan bokap."

"Dengar sayang ... Mulai detik ini lo harus nurut apa kata gue, karena sekarang gue udah jadi abang lo. Jika lo melawan, gue gak segan-segan nyakitin pelacur itu."

"Tutup mulut lo tentang hari ini, bersikap biasa aja didepan semua orang termasuk bokap gue. Jangan beritahu siapapun jika kita bersaudara! Inget itu! Jika lo ngelanggar, gue pasti nyakitin nyokap lo lebih dari ini!"

Perkataan Damian di rooftop waktu itu berhasil menyita seluruh isi pikiran Keisya. Perempuan itu merenung di balkon kamarnya, memandangi langit malam sembari menikmati suara-suara Damian yang terus terngiang dikepalanya.

Apa yang harus ia lakukan? Keisya bingung bagaimana cara menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Ia tidak ingin mamanya terluka kembali, dan ia juga tidak tahan dengan perubahan Damian yang terlalu ketara. Keisya ingin Damian yang dulu, yang lembut dan hangat. Bukan seperti sekarang, kasar dan bengis.

"Apa yang harus aku lakukan, Tuhan?"

Keisya menyembunyikan wajahnya dengan telapak tangannya. Pikirannya kalut, ia takut ancaman Damian benar-benar terjadi jika ia bertindak sembrono. Keisya tahu betul bagaimana Damian, lelaki itu memang tidak bisa mengontrol emosinya. Tapi Damian bukanlah lelaki brengsek yang tega menyakiti perempuan. Namun saat melihat kejadian yang menimpa ibunya waktu pertemuan kali pertama mereka, Keisya sedikit ragu dengan persepektifnya.

"KEISYA!!"

Keisya terlonjak kaget, ia langsung datang menghampiri sumber suara yang memanggilnya.

"Kenapa lagi, kak?" Tanya Keisya yang sudah lelah.

Damian menatap tajam kearah Keisya, pria yang baru pulang dari rumah temannya itu sangat kesal sekarang.

"GUE LAPER! MASAKIN GUE MAKAN MALAM YANG ENAK!" Perintahnya seolah menganggap Keisya itu pembantu.

"Kan, bibi udah ma–"

"LO BEGO ATAU MACAM MANA SIH?! GUE MAU LO YANG MASAK BUKAN BIBI! PAHAM?!"

Keisya memejamkan mata sejenak, berusaha mengontrol emosi yang bergemuruh sesak di dada. Ia mengangguk mematuhi perintah lelaki itu, seolah dirinya ada seorang pembantu dan Damian adalah majikannya.

Jika sekarang ada mama dan papa, mungkin Damian tidak seberani ini membentak dan menyuruhnya. Keisya berusaha mengambil sisi baiknya, mungkin jika ia melakukan ini perlahan sikap Damian akan kembali hangat? Mendadak Keisya semangat memasak makan malam untuk cowok itu.

DAMIAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang