••
Mereka bilang Samuel itu seorang yang cuek dan dingin terhadap sekitar.
Samuel yang selalu menyediri,
Samuel yang tidak pernah tersenyum walaupun hanya sedikit,
Tatapan kosong yang selalu menjadi ciri khas Samuel di mana pun dirinya berada.
Samuel itu tidak cuek dia hanya tidak ingin ketika berbicara akan di abaikan kembali,
Samuel itu bukan orang yang dingin, dia orang yang selalu ramah kepada orang lain akan tetapi dia hanya takut jika terlalu ramah akan di benci,
Samuel tidak ingin sendiri, dia benci kesendirian tapi takdir selalu membuat dirinya sendiri,
Dan sekali lagi Samuel itu orang yang selalu menebar senyum manisnya walaupun dalam keadaan terluka sekali pun, akan tetapi,
Lagi-lagi takdir mempermainkan hidupnya dia harus meluturkan senyumnya karena seseorang tidak menyukai senyum yang selalu di tunjukan oleh Samuel.
Menurut seseorang itu senyum Samuel selalu membawa kesialan, dan sayangnya seseorang yang berkata seperti itu adalah Papanya sendiri.
••
"El bukan anak haram Papa," Gumam Samuel di depan pintu memandang Papanya yang terlihat sibuk memandang laptopnya di ruang tamu.
"Kemana saja," Suara dingin menyapa saat Samuel melangkah masuk ke arah pintu.
"Habis dari kerja kelompok Tuan," Nunduk Samuel menatap ke arah lantai, sampek sekarang Samuel harus memanggil Papanya sendiri 'Tuan' karena Devano tidak menginginkan panggilan 'Papa' dari mulut Samuel sendiri.
Mungkin saat di tanya apa Samuel akan nyaman jika memanggil Papanya sendiri sedang sebutan 'Tuan' jawaban nya tentu saja tidak nyaman,
dia ingin memanggil orang di depannya itu dengan sebutan Papa, tapi Samuel juga takut kejadian di masalalu kembali lagi.
Dimana Samuel nekat memanggil Devano dengan sebutan Papa, dan dengan kasar Devano memukuli tubuhnya habis-habisan.
"Hasil," Ucap singkat Devano tidak peduli dengan anak di depannya yang ingin kemana, asalkan jangan pernah menghancurkan nama baiknya saja.
Mendengar ucapan dari Papanya, cepat-cepat Samuel mengambil hasil dari ulangan hari ini di sekolah.
"Kenapa cuman dapat segini," Bentak Devano melempar hasil ulangan yang terdapat nilai sembilan puluh lima dengan kasar di muka Samuel.
Devano adalah orang yang mementingkan kesempurnaan, baginya jika keturunannya tidak bisa menuruti ambisinya maka dengan kejam Devano akan menyingkirkannya walaupun anaknya sendiri sekali pun.
"Maaf Tuan,"
"Seharusnya kamu mencontoh Kakak mu."
Selalu saja di bandingkan, padahal Samuel juga sudah berusaha tentu saja setiap orang memiliki kepintaran yang berbeda-beda lalu kenapa harus di samakan dengan Kakaknya sendiri.
"Pergi ke gudang,"
Samuel tentu faham perkataan itu, pergi di gudang yang otomatis tubuhnya menjadi korban sekali lagi karena otaknya yang tidak berfikir dengan keras membuat tubuhnya menjadi sasaran sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patience || Slow Up ||
ContoKetika dua rumah yang sama-sama tidak menerima keberadaan seorang pemuda bernama Samuel. Bukan tentang rumah yang berbentuk bangunan. Patience yang artinya kesabaran seorang pemuda yang sedari kecil tinggal dengan neneknya saja lalu tiba-tiba Papany...