17. SEMESTA DAN KEJUTANNYA

104 10 1
                                    

17. SEMESTA DAN KEJUTANNYA

Kita perlu berkorban untuk suatu harapan dan tujuan, bagaimanapun akhirnya, itu tetap rahasia.

***

Aland memarkirkan langsung motornya setelah ia sampai di rumahnya. Langkah kakinya terasa berat, ditambah pikirannya yang belum juga tenang.

Baru saja Aland masuk, ia mendapati tamu yang tidak asing baginya, Aban dan Risha juga berada di ruangan yang sama.

"Al, duduk dulu," suruh Risha, kemudian Aland duduk di sofa dekat Risha

"Apa kabar, Al?" Tanya Dipta senang dengan kedatangan Aland

Dipta adalah salah satu rekan tugas Aban di militer, Dipta adalah ayah dari putrinya bernama Nesta, sekaligus teman Aland juga, mereka saling mengenal beberapa tahun lalu saat pertemuan antara keduanya

"Baik om," jawab Aland biasa saja melihat kedatangan om Dipta

"Al, kedatangan om kesini karena butuh bantuan kamu," ucap Dipta berhenti sejenak, Aland hanya diam mendengar sampai om Dipta selesai

"Om minta kamu buat bantu jagain anak om, Nesta." mendengar hal itu, tentu saja Aland keberatan, bukan kewajiban Aland juga untuk menjaganya, kan? Lagipula, Nesta bukan siapa-siapa Aland, hanya sekedar teman dan tidak lebih.

"Minggu depan, om sama papah kamu ada tugas di wilayah timur, jadinya om nggak bisa awasin dia," jelas om Dipta

"Soalnya hanya kamu yang bisa om andelin sejak dulu." Lagi

Aland hanya diam, tidak menjawab satu katapun bahkan tidak ada gerakan tubuh yang menandakan Aland menerima permintaan om Dipta.

Aland berpikir, lalu mengingat ucapan Virhan di basecamp tadi. Dengan cepat Aland langsung bersuara, "Iya om, saya bantu jagain." Jawab Aland

***

Di persimpangan jalan, tepatnya di halte, Aland meneduh disana. Tumben sekali siang-siang sudah turun hujan saja.

Sialnya, Aland yang sedang sendiri tiba-tiba dihampiri seorang perempuan yang juga meneduh di tempat yang sama.

"Aland?" Panggil Nesta pada Aland yang sedang merapihkan rambutnya

Kemudian Aland menoleh, tapi raut wajahnya biasa saja, datar, bahkan lebih dingin dari cuaca hari itu.

"Kehujanan juga, ya?" Tanya Nesta mengajaknya ngobrol

"Ya menurut lo?" Tanya Aland tanpa menoleh ke arahnya

"Hehe," Nesta senang karena Aland menyahut-nya

Nesta beberapa kali ini memang berusaha untuk mencari perhatian Aland lagi, tapi beberapa kali juga Aland selalu menghindar darinya.

Setelah sekian lama mereka tidak bertemu lagi, Nesta sangat melihat jelas perubahan Aland

Padahal dulu, sikap Aland terbilang hangat padanya, sekarang berbeda.

"Aland," panggil Nesta pelan yang juga Aland menoleh langsung

"Gue boleh jujur gak?" Tanyanya

"Soal?" Aland bertanya penasaran

"Ini menyangkut soal perasaan," Aland yang mendengarnya langsung tahu tujuan pembicaraannya kemana

"Gue mau kita sekali lagi," ungkap Nesta, ia menatap Aland, menunggu jawaban laki-laki yang berada duduk di sampingnya.

"Dulu gue pernah cerita sama lo, kalo gue gak suka geng motor yang kerjaannya berantem." Kilas Nesta membahas masa lalu mereka, tidak ada reaksi apapun dari laki-laki dengan jaket hitam di tubuhnya

TUAN BERKELANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang