23. TUGAS PADA SETIAP PERJALANAN MANUSIA

55 8 0
                                    

23. TUGAS PADA SETIAP PERJALANAN MANUSIA

Ada banyak alasan manusia untuk tetap hidup, tapi hanya ada satu alasan manusia ingin menyerah, yaitu ketika mimpinya ditertawakan.

***

Pagi sekali, SMANSA sudah ramai dengan berita yang cukup menjadi bahan perbincangan yang menarik untuk di dengar.

Sebelum Arsell memasuki kelasnya, di depan kelas ia tak sengaja mendengar nama Aland yang sedang dibicarakan oleh anak-anak perempuan.

"Katanya Aland kecelakaan ya?"

"Iya, sekarang dia di rumah sakit, gue juga tau dari pacar gue yang ikut geng-nya Aland."

"Terus kondisinya sekarang gimana? kecelakaannya parah gak?"

Deg!

Langkahnya terhenti seolah mematung, kabar yang sangat tidak terduga datang pagi buta seperti ini.

Beberapa bisikan yang tak sengaja Arsell dengar membuatnya terkejut, dalam lubuk hatinya, ia ingin tahu bagaimana keadaan laki-laki itu sekarang, tapi karena Arsell cukup sadar diri dengan posisinya yang tidak berhak tahu urusan laki-laki itu, ia memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu mengenai berita itu.

Tapi hati juga tidak bisa berbohong, Arsell benar-benar khawatir dengan kondisi Aland sekarang. Tangannya segera mengambil benda pipih dari dalam tas-nya, Arsell berusaha menghubungi Virhan, tapi nomornya tidak aktif, kemudian beralih menelpon Lea yang juga tidak di angkat.

Perasaan Arsell campur aduk saat ini, kekhawatiran yang tidak bisa ia singkirkan dan rasa penasaran dengan kejadian yang menimpa Aland itu tidak terdengar jelas.

Arsell berpikir sejenak, kemudian ia menyerah soal pertanyaan-pertanyaan tentang Aland, dan akhirnya pikirannya membuat ia berbicara dalam hatinya.

Aland punya banyak orang peduli sama dia, temen geng-nya juga banyak. Batinnya

Kalimat yang membuat Arsell tidak terlalu cemas, Aland punya banyak orang yang selalu mendorongnya maju melangkah, yang pada susah dan senang pun, masih ada banyak orang yang mendukungnya.

Setelah Arsell berada di tempat duduknya yang berada di barisan paling belakang, Lea yang baru saja datang dengan tergesa-gesa menghampiri Arsell dengan nafas yang tak teratur

"SELL!!!" Panggilnya. "Al-Aland..."

"Sekarang gimana kondisinya?" Tanya Arsell antusias dengan ucapan Lea yang mengarah pada informasi tentang Aland

"Dia cuman luka-luka, tapi dia lagi di rawat, gue juga baru tau tadi pagi," kata Lea, ia berusaha mengatur nafasnya

"Lo bakal jenguk dia?" Tanyanya membuat Arsell berpikir

Namun setelah Arsell memutuskan, ia menggeleng pelan, memilih untuk tidak berurusan lagi dengan Aland.

"Dia kan udah ada pacarnya," tentu saja kalimat itu lagi-lagi membuat Arsell cukup tahu diri, bukannya tidak peduli, tapi karena sebagai temannya Nesta, Arsell berusaha menjaga jarak dengan Aland.

"O-oh iy-a, tadi Nesta juga bilang ke gue buat izin ke RS dulu," sahut Lea. 

"Acara pensi minggu ini kan, ya? Lo bareng siapa?" Alih Lea seolah mengerti kondisi hati Arsell yang bisa dibilang tidak baik-baik saja hari ini

"Nggak tau, tapi Gian ngajakin gue bareng," ucap Arsell setelah membuka handphone-nya yang langsung mendapat pesan whatsApp dari Gian.

Dengan rasa tidak percaya, Lea membulatkan matanya, "Jadi beneran Gian udah minta maaf sama lo?" Tanyanya memastikan

TUAN BERKELANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang