[3] #1

224 22 0
                                    

∘₊✧───Happy Reading───✧₊∘


Matahari mulai mengintip di balik awan dengan cahaya hangatnya mulai menyinari dunia. Terdengar suara kicauan burung dan ayam jantan yang berkokok dengan suara nyaring. Itu membuat suasana pagi sempurna.

Tampaknya terdapat seorang dari ketujuh saudara Jeagrofi itu tengah menyibukkan diri di dapur. Ketenangan menyelimuti keadaan dapur itu, tidak ada yang merusuh dan dirusuhi.

Seorang itu yang tidak lain adalah Gempa yang sering di sebut Ira oleh keenam saudaranya. Ia memang selalu bangun paling awal agar sempat membuat sarapan untuk keenam saudaranya.

Setelah beberapa menit waktu berjalan, kelihatannya Gempa kedapatan dua kawan baru di dapur yang sedang rusuh. Sudah hilang ketenangan yang baru saja lewat tadi.

Gempa tidak bisa melakukan apa apa selain melanjutkan kegiatan memasaknya, walaupun ia sedikit kehilangan fokus.

Suara kerusuhan itu makin lama semakin memenuhi dapur dan ruangan lain yang ada di rumah. Mau tidak mau, Gempa menghampiri mereka dan satu tarikan melayang di salah satu telinga mereka.

"A- aduh, kak Ira. Ampun!" Ringis Blaze kesakitan.

"Kak, aduh-" Ringis Solar yang juga merasa kesakitan.

"Nah, masih mau rusuh lagi?" Tanya Gempa dengan nada nada mematikan.

"Engga Kak!" Seru mereka berdua secara bersamaan.

Gempa pun melepaskan tarikan yang berasal dari kedua tangannya dan mundur sedikit.

"Nah, bagus. Sekarang kalian dua bantuin kakak buat bangunin saudara kalian yang lain, sarapan akan selesai." Pinta Gempa pada mereka berdua dengan nada yang mulai lembut.

"Siap kak!" Respon mereka secara bersamaan lagi.

Setelah drama kecil itu, Solar dan Blaze naik ke lantai dua dan berhenti di lorong kamar mereka. Mereka berdiri di depan kamar yang ditandai dengan hiasan pintu merah dan biru.

Saat Solar ingin menggenggam kenop pintu itu, tangan Solar di tahan oleh Blaze seketika dan menariknya. Solar sontak kaget dan memasang ekspresi bingung.

"Kenapa narik narik?" Tanya Solar.

"Bakal ribet kalau kita bangunin satu satu." Respon Blaze.

"Jadi?"

"Jadi gue punya ide!"

"...? Ha, ide apaan"

∘₊✧──────✧₊∘

"Baru tau gue kalau ada speaker sama mic di rumah ini." Ucap Solar.

"Siapa suruh lahir terakhir, dulu ini sering di pake. Tapi semakin lama semakin jarang dipake, makanya di simpan di gudang." Jawab Blaze dengan sedikit selipan sindiran.

Solar ber oh ria dan siap menanyakan pertanyaan selanjutnya.

"Masih bisa berfungsi memang?" Tanya Solar.

"Ini lagi gue cek, mudahan masih bisa." Respon Blaze.

"Memang untuk apaansih." Batin Solar.

Setelah beberapa saat, Blaze tak kunjung selesai memeriksa speaker yang dimaksud. Solar yang mulai merasa bosan akhirnya keliling gudang dan melihat sekitar. Dia tidak pernah dalam hidupnya memasuki gudang di rumah mereka karena selalu di kunci oleh Gempa.

Gempa juga selalu menyimpan kunci itu di tempat yang tidak diketahui oleh Solar sendiri dan saudaranya yang lain.

Jika bertanya darimana mereka bisa masuk, simple. Blaze sudah berkerja sama dengan Taufan dan sedikit bantuan Thorn untuk membuat kunci yang sama dengan gembok gudang.

Casuarina [D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang