[3] #2

132 13 0
                                    

∘₊✧───Happy Reading───✧₊∘


"Nah, Arka aja tahu. Jadi mau kapan nerimanya?" Ucap seseorang tiba tiba dari belakang.

Sontak keenam saudara itu mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara dan tampaklah anak ketiga dari saudara Jeagrofi.

"Mati la gue, mending dari awal gue ga sekromponi sama ni kompor." Batin Solar yang sudah merasa pasrah untuk kesekian kalinya.

Solar dan Blaze pun saling melontarkan tatapan takut dan pasrah. Kalau kata orang-orang 'eyes can talk', mereka tak hanya melontarkan tatapan, melainkan melontarkan kode juga yang mengarah ke saling menyalahkan.

Disitu Gempa masih setia berdiri dan sedia memberi 1001 hukuman bagi si kompor dan si bensin satu itu karena menyebabkan kerusuhan.

"Darimana kalian dapat mic itu?" Tanya Gempa tiba-tiba.

"Buset, gamungkin gue bilang dari gudang. Yang ada hukuman gue berganda lagi." Batin Blaze panik.

"Blaze baru beli mic baru kak, cuman Blaze nyimpannya di kamar makanya jarang keliatan." Respon Blaze.

"Hah, gue ga pernah sama sekali liat mic di kamar?" Tutur Ice bingung.

"Nih kebo satu ini malah cepu ege." Batin Blaze yang ternyata alasannya tidak ampuh.

"Gue nyembunyiin di lemari gue, makanya ga keliatan." Balas Blaze dengan alasan barunya.

Ice hanya meng oh riakan tanggapan Blaze.

Balik lagi ke Gempa yang masih berdiri disitu menunggu pengakuan kesalahan Blaze dan Solar yang sudah membuat rusuh pagi-pagi.

"Jadi? Ada yang perlu di ucapkan?" Tanya Gempa.

"Maafkan kami kak.." Ucap mereka bersamaan dan tentunya dengan nada bersalah.

"Maaf kalau kita bikin kerusuhan pagi-pagi.." Ucap Blaze lalu diangguk oleh Solar.

"Nah, bagus kalau kalian sadar." Kata Gempa dengan nada mulai lembut.

"Sarapan sudah selesai, ayo turun kebawah. Jangan sampai ada kerusuhan lagi disini!" Peringat Gempa.

Ketujuh saudara Jeagrofi itu pun pergi ke dapur dan duduk di kursi masing-masing. Jujur aja, momen seperti ini langkah terjadi.

Setelah mereka duduk, tidak ada yang merusuh atau berantam sama sekali. Mereka mengobrol dengan santai selagi Gempa menyediakan makanan mereka di meja makan.

Merasakan ketenangan di dapur, mood gempa membaik dan sedikit terharu karena ketenangan ini.

Tapi, akankah ketenangan ini berlangsung lama?

"Wahai para abang dan adikku yang sangat Aya sayangi, gue mau ngasih sesuatu buat kalian terlebih tiga abang tertua kita." Ucap Blaze tiba -tiba.

Sontak perhatian mereka semua mengarah ke Blaze.

"Ngasih apa tuh bang?" Tanya Thorn.

"Tunggu sebentar." Balas Blaze.

Blaze pun menoleh ke arah Solar dan berbisik.

"Bensin, psst. Mana foto tadi?"

"Hah, foto apaan?"

"Foto yang kau temuin tadi di gudang!"

"Oh, nih. Buat apa emang?"

"Liat aja."

Setelah Blaze mendapat foto tersebut dari Solar, Blaze berdehem.

"Baiklah saudara, foto yang saya pegang sekarang adalah foto yang sangat istimewa." Ucap Blaze.

"Memang apasih isinya?" Tanya Taufan tidak sabar.

"Mohon bersabar rekanku, sebentar lagi anda juga tahu." Respon Blaze.

Blaze pun menunjukkan foto yang ia pegang di depan keenam saudaranya dan tentu saja mereka terdiam.

Lalu tertawa.

"AHAHAHA, ITU BENERAN KAK AKRA, WIN DAN IRA? KOK BISA????" Ucap Thorn dengan tawaannya.

Ice yang melihat foto itu berubah dari malas ke berusaha menahan tawa, dan tentu saja mereka tahu Ice juga ingin tertawa.

Sedangkan Solar? Dia juga tertawa dengan Thorn, tetapi karena sudah melihat foto itu duluan, ia tertawa lebih ringan.

Halilintar, Taufan, dan Gempa yang masih terdiam melihat foto itu sebenarnya mempunya tanggapan masing-masing yang jauh berbeda.

Halilintar berusaha untuk tidak emosi dan menahan rasa malu karena aibnya yang diumbar begitu saja oleh adik kompornya.

Taufan yang sebenarnya ingin ikut tertawa karena yang ia lihat adalah wajah kembarannya yang sangat sok itu.

Tapi tentu saja ia tak mungkin tertawa, wajahnya juga ada di foto tersebut. Mau tidak mau, ia tertawa dalam hati.

Sedangkan Gempa? 11 12 sama Hali. Berusaha untuk tidak emosi lagi dan mencoba bersabar walaupun ingin sekali ia tampar adiknya itu.

Tetapi lama kelamaan tawa dari Blaze, Ice, Thorn, dan Solar menular. Trio Original itu juga ikut terbawa suasana dan tertawa bersama. Tentu saja kecuali Hali, ia hanya sedikit tersenyum.

Kehangatan memenuhi dapur dan momen itu sangat cocok untuk di abadikan.

∘₊✧──────✧₊∘

MAAFF BANGET LIZ TELAT PUBLISH, DAN MAAF JUGA CERITANYA GAJE DAN SANGAT SINGKATT. LIZ BANYAK SIBUK DI RL, JADI GA SEMPAT NULIS CERITAA. Liz juga baru sempat buka wattpad sekarang dan dikit lagi cerita ini mau 1k pembaca dan udah 100+ yang votee. Makasi banyak atas support kalian semuaa, peluk jauhh dari Liz.

Info aja, ini memang singkat karena ini lanjutan dari bab 3 kemarin, sebenanrnya lebih baik di gabung. Jadi nanti Liz bakal publish yang versi ga gantungnya.

Kalau ada salah, nanti Liz bakal revisi.

angan lupa polow juga akun Tiktok Liz ya [@Lixzyjane]

see you in next chapter!

Casuarina [D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang