35. Tidak Terduga

1K 127 141
                                    

"Kita tidak bisa menghindari rasa kecewa terhadap manusia, sebaik apapun seseorang, dia punya potensi untuk mengecewakan. Bukan berarti dia jahat, tetapi karna dia manusia."

"Diluar dugaan gue Kak."

Tepuk tangan itu seperti sebuah apresiasi. Tetapi jika dipahami lebih dalam, tepuk tangan itu sebuah sindiran.

Kristal tersenyum manis ralat- tepatnya tersenyum canggung.

"Kamu harus hati-hati sama Rimba," ucap Kristal langsung pada intinya.

Hawa di sana semakin berat membuat remaja beriris mata merah merasakan tekanan yang berat.

"Kenapa? Lo tahu Rimba ada di sini??"

Kristal sedikit mengambil napas, ia berusaha tetap menjaga senyumannya.

Memang benar-benar bangsawan.

"Hali, semua yang kamu asumsikan itu salah. Aku datang ke sini mau meluruskan, kenapa...Rimba dan aku gak lupa ingatan."

Halilintar lah yang ditemui oleh Kristal sore ini di jembatan.

"Harusnya kamu curiga dari awal, kenapa Rimba gak lupa ingatan, bisa saja dia toh yang ikut sekte," ucap Kristal bersandar pada tangan jembatan.

Halilintar mengernyit heran, apa maksudnya coba.

"Dengan lo datang ke gue dan bilang ini, sama saja gue curiga ke lo, Kak?"

Kristal menghadap pada Halilintar, tangannya terulur untuk membuka kancing kemejanya hingga membentuk kerah V.

"Aku bersih."

Halilintar baru sadar, Rimba pernah bilang. Orang yang mengikuti sekte itu memiliki sebuah lambang ditubuhnya, lambang ular.

Kristal merasa Halilintar belum percaya, jadi ia gosok saja tulang selangkanya. Dan membuktikan bahwa tubuhnya benar-benar bersih.

"Kami- maksudnya aku, Voltra, Gamma dan Rimba gak ada yang lupa ingatan. Kami bersepakat buat pura-pura."

Halilintar memerhatikan mimik wajah Kristal dengan seksama. Ada butiran air di sudut mata kakak kelasnya. Wajah penuh penyesalan yang Halilintar dapati pada Kristal.

"Beliung korbankan nyawanya buat kami, malam itu semuanya menyaksikan, Beliung yang dibakar hidup-hidup."

Pupil mata Halilintar melebar, ia lebih syok lagi dengan ucapan Kristal selanjutnya.

"Rimba bersekongkol, Li. Cuna saja anak itu juga dipihak kita."

Halilintar menggelengkan kepalanya, mana mungkin Rimba bersekongkol dengan mereka.

"Kamu ada hak percaya atau gak percaya, tapi aku bakal ceritakan semuanya." Kristal menatap serius pada Halilintar.

Di sinilah Kristal membawa Halilintar menuju sebuah fakta.

"Malapetaka yang dibuat oleh Rimba."

***

Kelas 11 IPS 2 tampak ramai murid-murid organisasi yang berdatangan. Seperti yang diomong oleh Halilintar sebelumnya. Anak MPK dan anak OSIS akan mengadakan sebuah event yang bernama PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni) acara yang biasa dilaksanakan setelah UAS.

TEROR ORGANISASI [Publish Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang