Adik kelas

2.5K 26 1
                                    

Saat itu menjelang liburan akhir Tahun namun belum ada panggilan untuk khitanan anak anak aku yang sepi sedikit bosan

Aku yang duduk di teras tiba-tiba ada remaja yang tak asing aku melihatnya dia memanggil ku dan duduk di teras

Dia menanyakan kabar ku setelah lulus aku tidak bilang jika aku tukang khitan pada saat perbincangan dia ingin meminta tolong sesuatu tapi jangan di omongkan kepada siapapun karena dia malu

Jadi dia ini adik kelas ku saat SMA dia 2 tingkat lebih rendah jadi sekarang dia kelas 2 SMA yang dimana mungkin berusia 17-18th

Dia bilang kalau dia sedang mencari tukang khitan yang bayarnya seikhlasnya karena dia ternyata belum di khitan semenjak kecil dimana memang kondisi ekonomi nya kurang memadai

Aku pikir ini anak keren cool macho kayak oppa oppa Korea ternyata belum di khitan sampai sekarang ya sedikit tertawa melihat dia membicarakan itu padaku

Aku bilang jika mau khitan ke aku saja nanti masalah bayar gratis yang penting siap buat di khitan saat itu dia sepertinya baru saja pulang sekolah dan masih memakai seragam Pramuka.

Dia pun bertanya untuk memastikan apakah aku benar benar bisa mengkhitan remaja, aku mengiyakan yang penting kuat nahan sakit aja dan jangan kaget juga kalo darah nya nanti keluar banyak saat sudah terpotong

Saat itu dia ku ajak ke ruang tamu dan dia berdiri di depan ku dan aku melepas resleting nya dan membuka sabuk dan kancing celana nya aku menarik sempak hitam itu dan melihat kalau dia sudah cukup besar

Dan kulupnya yany sudah mengkriput seperti sangat panjang dan agak lama untuk mengkhitan nya

Namun aku tetap berusaha untuk mengkhitan nya, aku menyuruhnya melepas semua nya dan duduk di kursi yang ku siapkan dan mengangkat kedua kakinya

Aku menyuruhnya menunggu sembari aku mengambil alat khitan andalan ku untuk kali ini aku harus pakai yang sedikit tajam seperti silet/cutter

Sebenarnya kalo di bilang efektif untuk mengkhitan anak remaja ya cutter atau silat cuma kadang berat di biaya saja dan terkadang juga tidak terlalu sakit karena cepat

Aku membawa jepit bambu tradisional, dan sebilah silet
Dia memejamkan matanya dan sedikit takut karena memang dia penakut dari dulu apalagi soal hal beginian

Aku memberitahu beberapa hal bahwa sebenarnya lebih baik khitan di usia sekolah daripada pas sudah lulus baru di khitan karena kebanyakan yang aku lihat saat sudah dewasa itu cenderung sembuh nya lama dan lebih sakit

Sembari mengajak nya ngobrol aku memasang jepit bambu dan menyesuaikan nya saat dia mulai rileks dan nyaman mengobrol denganku aku dengan cepat langsung memotong kulup nya

Darah nya lumayan banyak dan dia hanya mengerang kesakitan saja tidak sampai teriak memang kadang jadi laki-laki itu butuh perjuangan hingga merelakan ujung burung nya di iris berdarah-darah

Untuk usia segini memang lebih cepat sembuh jika tidak di perban atau bungkus luka nya hanya di tutup tisu untuk darah nya agar tidak keluar banyak

Dia pun memakai celana nya lagi dan naik ke motor dan langsung pulang
Aku pun menyemangati nya dari jauh semoga dia cepat sembuh

CERITA TUKANG KHITANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang