FATAN 03

207 117 86
                                    

~for Mahira Adelia Dalilah~

"Dia adalah bunga matahari🌻, kuat dan pemberani, dia juga setia pada dirinya sendiri, seperti matahari yang tidak pernah lelah memancarkan cahayanya."

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

SMA Labschool Kebayoran, sekolah yang dipenuhi dengan siswa-siswi pintar diatas rata-rata, dengan fasilitas lengkap. Sekolah yang jadi tempat menimba ilmu buat fatan selama 2 tahun ini. Mempunyai beberapa ekskul yaitu, Sepakbola, futsal, bola volley, bulutangkis, bola basket, renang, baseball dan bela diri : karate, taekwondo, jujitsu, Merpati Putih, rugby. Sekolah ini terletak di ibu kota, yaitu kota jakarta tepatnya di jakarta selatan.

"Arwinda dwi rahayu." Ujar seorang wanita gendut dengan kacamata bulatnya.

"Hadir bu."

"Mana?, saya hanya dapat mendengar suaranya tapi tidak tahu dimana anaknya." Ujar wanita tadi, ia menurunkan sedikit kaca mata bulatnya sampai dengan batang hidung, membuat ia terlihat lucu.

Semua siswa tertawa cekikikan ada juga yang menahan tawanya.

Ibu wilda, ia selaku wali kelas dari KELAS XI MIPA 2, terkenal dengan guru tergalak disekolah itu dan ia selalu saja membawa senjata nya, yaitu mistar kayu yang berukuran 1 meter.

"Hadir bu." Gadis tadi berdiri dari tempat duduknya.

"Nah bagus." Ibu wilda mengacungkan ibu jarinya.

"Arjun faza peganda."

"Hadir bu cantik." Arjun mengeluarkan jurus andalannya, ia menampilkan senyuman yang dapat memabukkan.

Aduh senyumannya

Arjun kok ganteng banget sih

Senyumin gue juga dong jun

Begitulah kira-kira bisikan para siswi.

PLAK PLAK PLAKKK

Suara mistar kayu dengan panjang 1 meter itu di pukul ke atas meja guru, suara itu menggema sampai ke luar kelas.

"DIAM.... " Teriak bu wilda.

"Yang di puji saya bukan kalian."

"Beni sanjaya. " Lanjut bu wilda.

"HADIR BUU." Teriak lelaki yang bernama beni.

"Kamu mau buat jantung ibu bermasalah?. " Ujar wanita gendut itu.

"Eh bukan gitu bu itu anu maks-."

"Lain kali berdiri saja." Potong bu wilda.

"Baik bu." Lelaki itu menyengir sambil menggaruk tengkuknya.

"Gibran baskara peberlian putra."

"Pebrian buuuu.... " Sorak murid-murid dikelas, untuk sekian kalinya wanita itu salah menyebutkan nama gibran.

FATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang