BRUMMM BRUMMM
Terdengar suara deruman motor yang dapat membuat seseorang mendengar nya akan mengeluarkan kata-kata mutiara yang belum tersampaikan, beberapa pengendara motor tersebut menancap gas dengan kecepatan di atas rata-rata.
Terlihat beberap...
"Aku ingin menjadi seperti bunga matahari🌻. Meskipun dalam keadaan sulit, aku akan tetap berdiri tegak dan menemukan cahaya matahari🌞."
~From Mahira adelia Dalilah~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Siapa sih?." Tanya dani.
"Siapa dia?." Tanya gibran. Ia menatap Arjun.
"Nggak tau, gua belum pernah liat." Ujar Arjun.
"Sama." Sahut tama.
"Ya siapa tau para curut-curut lo." Ujar gibran kepada Arjun.
"Eh mulut, sembarangan." Ucap Arjun.
"Dia? ngapain dia disini?, bukannya tu cewek anak zervard?, ck menyebalkan." Batin fatan.
Seorang wanita gendut sejak tadi berkeliling melihat situasi sekolah, ya tugas nya memantau murid-murid yang bolos atau melakukan hal-hal nakal lainnya. Karena selain di jam pelajaran di jam istirahat seperti ini juga rawan sekali.
Saat kelima lelaki tadi sedang bergulat dengan pikiran nya masing-masing, tanpa mereka sadari seorang wanita gendut menghampiri mereka tanpa sepengetahuan dari kelima cowok itu.
"Bagus ya mau kemana kalian." Ujar wanita gendut, ia membawa mistar kayu berukuran 1 meter itu.
Suara itu membuat mereka yang berada di sana terkejut.
"Eh bu wilda cantik, kita mau istirahat bu." Sahut Arjun dengan menyunggingkan gigi putihnya.
"Tapi saya tak sebodoh yang kalian kira, kalian semua ikut saya ke ruang BK." Ujar bu wilda.
"Dan kamu." Tunjuk bu wilda kepada Mahira.
"Terima kasih berkat teriakkan kamu saya menemukan mereka, Anak-anak nakal yang suka sekali membuat onar." Ujar bu wilda menatap ke lima cowok tersebut.
"Kamu murid baru kelas XI MIPA 1 anak murid dari pak aldi?." Tanya bu wilda.
"Iy-iya bu." Balas mahira dengan sedikit gugup.
"Baiklah kalian ikut saya." Tunjuk bu wilda, kepada mereka berlima.
Biasanya mereka berlima setiap bolos sekolah tidak pernah gagal, bahkan hebatnya mereka melewati gerbang utama sekolah, walaupun besoknya mereka dipanggil ke ruang BK, pikir mereka itu tidak masalah yang penting mereka bisa bolos tanpa di cegat oleh siapapun.
Tapi tidak untuk hari ini, wajah fatan terlihat menahan emosi, sedangkan yang lain melirik sekilas ke arah Mahira.
"Lain kali nggak usah ikut campur." Bisik fatan kepada mahira.
