FATAN 06

119 62 70
                                    

"Biarkan matahari menerangimu, biarkan hujan menumpahkan airnya, dan biarkan mereka masuk ke dalam hidupmu, seperti bunga-bunga yang kau biarkan tumbuh tanpa sepengetahuan mu kapan mereka mekar🌺."

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Segerombolan motor sport hitam memasuki kawasan bangunan kosong berlantai 4 yang terlihat sangat suram.

"Jangan gegabah kita tunggu mereka sampai keluar nggak perlu kita yang masuk kesana." Perintah fatan dengan mengangkat tangan kanan nya.

"Sampai kapan?." Tanya dani

"1 abad kemudian." Sahut Arjun.

"Bisa jadi perjaka tua gua, lebih baik gua di omelin bu wilda dari pada nungguin mereka disini." Jawab dani.

"Lagian emang ada cew-

"Mereka datang, adu mulut nya diundur dulu." Ujar gibran menatap dani dan juga arjun.

Seorang laki-laki dewasa berjalan dengan santai diikut oleh beberapa laki-laki dibelakang nya.

"FATAN, itu nama lo bukan, seorang pembunuh yang bersembunyi dibalik kuasa orang tuanya, yang rela membunuh sepupunya sendiri demi menjadi ketua geng motor yang anggota nya tidak seberapa." Ujar seorang laki-laki dewasa itu dengan senyuman mengejek terukir di bibirnya.

Mendengar perkataan laki-laki dewasa itu membuat anggota most powerful ternganga dalam diam, tidak ada yang bereaksi.

"Serius kalian semua tidak tau?."
Laki-laki dewasa itu menatap anggota most powerful satu persatu.

"HA HA HA HA, kalian lucu sekali, oke kalo kalian semua belum tau dengan insiden itu, akan gua ceritakan dengan sedetail-detailnya." Lanjut nya dengan berusaha menampilkan senyumannya.

"Jadi ceritany-

"Bukan gua" Potong suara dingin itu.

"Siapa?, SETAN?." Ujar laki-laki dewasa itu.

"Iya setan berwujud manusia." Sahut gibran membuka suaranya.

"Jago juga lo membolak-balikkan fakta." Ujar tama dengan suara khas dinginnya, ia melirik tajam ke arah laki-laki yang lebih tua dari dirinya itu.

"Ck kalia-

"NGGAK USAH BANYAK BACOT LO." Teriak dani dengan geram.

"Anjir suara lo udah kayak toa." Sahut arjun sambil menutup kedua telinganya.

"DIAM gua lagi marah." Ujar dani.

"Iya gua tau tapi bisa biasa aja?, bisa budek gua."

"Udah, kenapa lo berdua malah ribut, disini kita mau tawuran bukan mau adu mulut." Ujar gibran.

FATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang