Mata rubah itu menatap tajam pada Karina yang duduk lebih dekat dengannya. Melihat tawa lembut yang di sertai lirikan sengaja padanya, memastikan bahwa Sean tidak menolehkan kepalanya ke arah lain dan memilih menatap gadis yang bersemu di duduknya.Dengan keheningan lama, Sean kemudian bangkit dan menghampiri meja mereka. Berhenti di sana dan membuat atensi para gadis itu menatap Sean. Bagaimana pemuda manis itu meletakan tangannya di saku celananya, seragamnya yang rapi dengan dasi yang sengaja Sean longgarkan, almamater yang tidak dia kancingkan, dan buku yang dia bawa di tangan lainnya.
Sean tersenyum manis pada para gadis yang membuat mereka bersemu secara bersamaan. "Boleh aku meminta waktu, Karina? "
Karina Emilla Allvender mempunyai banyak relasi dari kerjasama yang di lakukan keluarganya. Nyawanya memang bisa di bilang sebagai target, tapi Karina lebih suka bebas di luar dengan berbuat apapun yang dia inginkan. Di kutip dari laporan yang di berikan oleh Jason.
Karina menunduk sebelum membereskan barang-barang miliknya sebelum menatap Sean dengan senyum manis di wajahnya, "um, ayo. "
Sean tersenyum senang dan kemudian berjalan bersisian dengan Karina untuk berjalan keluar dari perpustakaan. Mengabaikan bagaimana para gadis tadi menggoda Karina hingga gadis itu menunduk dengan perasaan penuh malu. Karina bahkan merasa dia perlu menghilang semetara waktu menghindari ejekan dan godaan para gadis itu mengenai sikap murid baru yang tampan dan bahkan menjadi populer di hari pertama dia masuk.
Sean sadar. Tapi pemuda itu lebih memilih acuh dan bergerak menuju ke arah koridor yang lumayan sepi. Dekat dengan mading yang penuh akan kertas pengumuman dan terlihat dari baru hingga lama.
Sean berhenti berjalan dengan berdiri menghadap lurus dan memperhatikan Karina yang mencoba bernafas dengan benar di dekatnya. Tawa penuh akan kebencian terdengar dari hati pemuda itu membuat senyum miring yang terlihat menawan terukir di wajahnya.
Sekarang, mari kita lakukan langkah pertama. Sean membatin menyiapkan rencana yang akan dia jalankan.
"Karina, " panggil Sean.
"Uh? " Karina nyaris membeo dan melihat pada mata hazel milik Sean yang jernih.
Sean tersenyum tipis dan mengambil selangkah lebih dekat. "Aku tidak pernah percaya pada kata-kata <Jatuh Cinta pada pandangan pertama> pada seseorang. Selama ini, aku menyakini jika cinta datang karna terbiasa. Dulu, aku mencoba untuk menjalin hubungan dengan beberapa gadis di sekolah ku, mendapatkan cinta yang ku inginkan dan merasa istimewa dan spesial. Aku ingin. "
"Sayangnya, mereka lebih memilih untuk memanjakan diri mereka sendiri dengan hartaku. Aku tidak keberatan, tapi aku juga ingin merasa di perlakukan bahwa aku pantas. " Sean menatap Karina yang terlihat sedikit memerah. Entah apa yang gadis itu rasakan. "Aku tertarik padamu semenjak hari itu. Hari di mana kau mengantarkan aku ke ruang kepala sekolah, dan mengajak ku berkeliling. Semenjak hari itu, 3 hari aku memperhatikan mu. Di kediaman ku pun rasanya aku tidak pernah bisa menghilangkan bayang-bayang sikap, dan senyum mu. Karina, bolehkah aku tertarik padamu? Meski itu pada akhirnya ke jenjang cinta? "
Demi apapun, Sean merasakan mual. Dia tidak pernah mau mengatakan hal-hal menjijikan seperti ini jika bukan karena rencananya untuk membuat Karina jatuh pada permainannya. Memperhatikan bagaimana mimik wajah gadis itu semenjak ia membuka suara dan mengungkapkan hasil dari hafalan kata-kata yang sudah ia susun saat malam hari kemarin.
Karina sendiri tidak kuasa menahan malu. Selama hidupnya, hanya Sean yang berhasil membuatnya berdebar. Di tatap begitu intens oleh pemuda itu membuat Karina merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta. Dia percaya akan ungkapan <Jatuh cinta pada pandangan pertama>, namun Karina tidak berpikir itu akan terjadi sekarang dan pada murid baru setampan Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE (Kim Sunoo, Harem!)
RomanceTujuan utamanya kali ini bukanlah mengulang kembali masa-masa sekolah yang memusingkan. Sean datang dengan tekad kuat nan bulat. lelaki manis yang masih berusia 18 tahun itu rela terbang kembali ke Australia demi menemui kabar tak mengenakan yang te...