Jennie Menangis

2.3K 252 11
                                    

Terkadang Jennie merasa hidupnya sangat beruntung dari orang-orang kebanyakan, dia berasal dari keluarga kaya raya, memiliki orang tua yang lengkap dan juga menyayanginya. Selain itu dia juga memiliki saudara kandung yang juga peduli dan menyayanginya meksipun terkadang ada beberapa hal kecil yang membuat dia dan kakaknya bertengkar.

Setelah ikut berziarah ke makam ayah Lisa, Jennie merasa semakin bersyukur atas apa yang dia miliki. Dia bersyukur dengan semua hal termasuk memiliki Lisa dalam hidupnya, Jennie merupakan seorang gadis muda yang memiliki kepribadian yang cukup sulit menerima keberadaan orang baru, maka dengan adanya Lisa di dekatnya membuat Jennie merasa lebih nyaman dan mudah untuk beradaptasi di tempat baru, itulah kenapa dia selalu ingin Lisa ada di dekatnya karena dia akan selalu membutuhkan Lisa.

Entah apa yang akan terjadi nanti jika dia dan Lisa harus berpisah karena suatu hal, Jennie tidak bisa membayangkan hal itu terjadi. Maka dari itu, Jennie akan berusaha untuk terus membuat Lisa berada di dekatnya, tidak peduli jika kakaknya akan mengolok-oloknya karena Jennie yang tidak bisa lepas dari Lisa.

Yang terpenting bagi dirinya adalah Lisa tidak akan berada jauh dari dirinya.

"Apa yang kau pikirkan?" Suara Lisa membuyarkan lamunan Jennie yang terjadi sejak beberapa menit yang lalu, Lisa sudah selesai dengan ziarahnya di makam ayahnya dan telah berdoa untuk sang ayah di alam sana.

Dengan senyum gummy miliknya Jennie pun menoleh ke arah Lisa dan dia menggeleng beberapa kali "tidak ada, aku hanya mencoba mengingat bagaimana ayahmu dulu, aku ingat dia pernah membuatkan aku sebuah mainan dari kayu, aku bahkan masih menyimpan itu," jawab Jennie, otaknya mengingat kembali bagaimana sifat baik yang dimiliki oleh ayah Lisa semasa hidupnya.

Lisa ikut tersenyum mendengar cerita Jennie, teman sekaligus anak dari majikan ibunya. Dulu ketika dia pertama kali bertemu dengan Jennie, Lisa tidak pernah menyangka jika gadis dengan mata kucingnya yang dulu sempat dia takuti karena sikap dinginnya ternyata justru menjadi teman baiknya. Siapa yang menyangka jika dibalik wajahnya yang terlihat dingin Jennie justru memiliki hati yang lembut, hal itulah yang membuat Lisa merasa nyaman dengan Jennie terlebih sifat manja tuan putrinya itu membuat Lisa ingin selalu berada di dekat Jennie untuk menjaganya.

"Ah iya, aku ingat dengan mainan itu, dulu Daddy juga membuatnya untukku, aku juga masih menyimpan itu," balas Lisa.

Jennie menganggukkan kepalanya, kemudian dia menatap batu nisan yang bertuliskan nama dari ayah Lisa.

"Kalian berdua sudah selesai? Ayo kita pergi sekarang," nyonya Manoban menyela dan mengajak kedua gadis muda itu untuk pergi karena hari sudah semakin panas, matahari bersinar di atas sana.

"Iya, Mom," jawab Lisa lalu dia berdiri dari posisinya.

Begitu juga dengan Jennie, gadis itu ikut berdiri dan setelahnya dia memiliki ide untuk mengajak ibu Lisa untuk menikmati hari liburnya hari ini "oh iya, bagaimana jika kita pergi berjalan-jalan? Kita bisa pergi ke taman hiburan atau kemanapun," Jennie tampak sangat antusias untuk mengajak dua orang itu pergi bersama.

Lisa dan ibunya menatap Jennie, mereka berdua mengedipkan kedua mata mereka "taman hiburan?" Tanya Lisa.

Wajah antusias Jennie tampak semakin berseri dan dia pun menganggukkan kepalanya tak sabar "iya, taman hiburan, Bibi bisa menikmati hari libur dengan bermain banyak wahana di sana, kita bisa bersenang-senang di sana, bagaimana?" Jennie menatap dengan penuh harap kepada ibu Lisa.

Nyonya Manoban pun tersenyum kecil menatap Jennie yang menunggu jawabannya, dia berpikir tidak ada salahnya untuk pergi ke taman hiburan bersama dengan dua putrinya, nyonya Manoban pun mengangguk setuju dengan keinginan Jennie "baiklah, kita pergi ke taman hiburan bersama,"

My Maid My Love (Ebook Ready)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang