Akemi melihat ayahnya yang pemabuk itu makin mendekat. Gadis 12 tahun itu mencoba untuk lari namun langkahnya seolah berat.
"Kau selalu saja menyusahkan ku dasar anak tidak tahu diri" Seru laki-laki 36 tahun itu geram
Detak jantung nya kian kencang, nafas yang tak beraturan, keringat dingin mulai bercucuran. Seiring dengan laki-laki 36 tahun yang makin dekat.
"Tidak, tidak, tidak, TIIDDAAKKK" Teriak Akemi terbangun dari tidurnya
Gadis itu dengan cemas melihat sekeliling nya. Nafasnya memburu dengan keringat yang bercucuran.
"Ada apa Akemi" Seru Suguru yang datang mengeceknya
Bergegas Akemi bangkit dari ranjangnya dan berlarian memeluk erat Suguru. Gadis mungil itu perlahan menjadi tenang saat berada di dekapan Kakak angkat laki-laki nya itu.
"Tenang lah itu hanya mimpi buruk" Bisik Suguru menepuk-nepuk pundak Adik angkatnya
Akemi mengangguk pelan dan makin erat memeluk Suguru. Dia begitu lega tidak lagi tinggal dengan ayahnya yang pemabuk dan kasar itu.
"Apa kau keberatan kita aku ingin lebih lama seperti ini Ge- Suguru-san" Gumam Akemi sadar bahwa Suguru adalah kakaknya sekarang.
Suguru seketika terdiam wajahnya memerah saat adik angkat nya memanggil nama bukan nama keluarga nya.
"Yah tentu saja" Gumamnya tertawa tak nyaman.
Sesekali Suguru mengusap rambut coklat Akemi. Sebisa mungkin membuat adik perempuannya merasa aman dan nyaman.
"Terima kasih" Gumam Akemi pelan
"Tidak perlu berterimakasih Akemi, aku hanya melakukan tugasku sebagai kakak laki-laki mu" Suguru mengecup rambut Akemi.
Tak lama berselang Akemi pun kembali tidur sambil di temani kakaknya. Gadis mu menatap mata kakaknya.
"Selamat malam" Ujar Suguru mengecup kening Akemi hingga gadis itu tersipu malu.
"Ya..hh se..selamat malam" Sahutnya bersembunyi di balik selimut
******
Pagi harinya Akemi dengan canggung berjalan menuju meja makan untuk sarapan bersama keluarga barunya
"Ah, Akemi selamat pagi" Seru Ibu yang sedang menyajikan sarapan untuk mereka. "Kemarilah kita akan sarapan bersama"
Ayah membaca koran sambil menunggu anggota lain untuk sarapan bersama. Perlahan beliau meletakkan koran dan berjalan menuju meja makan.
"Kurasa hanya tinggal Suguru yang belum datang" Seru Ayah dengan canggung melihat Akemi.
"Maaf aku terlalu sibuk mengurus formulir pendaftaran Akemi" Seru Suguru muncul dan membawa Akemi menuju meja makan. "Ayo"
"Pendaftaran apa Suguru-san? " Tanya Akemi polos.
Ibu tersenyum mendengar putri angkat nya sudah tidak lagi memanggil putra nya dengan nama keluarga.
"Kalian benar-benar terlihat seperti adik-kakak yang akur" Seru Ibu
Keduanya tersipu malu. Dengan tawa gugup Suguru memegang telungkupnya dan bergurau untuk mencairkan suasana
"Hahaha...tentu saja Akemi adalah adik perempuan ku yang berharga"
Akemi tersenyum tipis. Karena suasana hangat yang selama ini dia impikan tepat di hadapan nya. Hal sepele, dan biasa bagi orang lain.
"Tenang saja ini kenyataan dan kau pantas mendapatkannya" Bisik Suguru menepuk-nepuk kepala Akemi
KAMU SEDANG MEMBACA
Their Precious Girl
FanfictionSemuanya di mulai ketika seorang gadis 12 tahun di selamat kan oleh dua orang remaja SMA dari ayahnya yang pemabuk.