Epilog

115 11 0
                                    

Akemi berjalan sambil menyantap donat yang baru dia beli lagi tadi. Dia menatap sinis Satoru yang sepertinya telah berhasil turun dengan bantuan Suguru.

"Kau jahat sekali Akemi-chan.." Rengek Satoru seperti anak kecil.

"Menjauh dari ku" Ucap Akemi mendorong wajah laki-laki rambut putih itu menjauh

"Eeh aku sudah bilang maaf loh dari tadi, lagi pula kau sudah mendapatkan donat baru kan"

Laki-laki rambut putih itu terus mengikuti nya sambil menekan-nekan pipi Akemi dengan telunjuknya.

"Sudah cukup" Bentak Akemi menepis jari Satoru dari pipinya.

Namun hal itu justru membuat Satoru semakin bersemangat. Tawanya makin terdengar menyebalkan bagi Akemi.

"Suguru-san.. " Akemi mengadu pada kakak laki-laki nya.

Suguru tertawa sambil menepuk-nepuk pelan kepala adik perempuan nya.

Tak peduli berapapun usianya Akemi tetap haus akan kasih sayang Kakak laki-laki nya. Kedua kakak beradik itu pulang sambil bercengkrama. Mereka terlalu asyik dengan dunia mereka.

"Hei, aku masih di sini loh" Protes Satoru mencoba menarik perhatian mereka.

Suguru tertawa pelan sedangkan Akemi hanya menghela nafas. Satoru masih menggekori mereka hingga rumah.

"Hei apa kau tidak punya rumah " Ucap Akemi jengkel.

"Memang apa salahnya aku pergi bermain ke rumah sahabat ku" Sahut Satoru menyilangkan tangan nya.

Suguru merangkul kedua nya dan membawa mereka masuk kedalam rumah.

"Pulang sana " Usir Akemi

"Tidak" Ucapannya tegas

Akemi pun menoleh pada Suguru meninta pertolongan nya. Dengan tatapan memelas andalannya.

"Suguru-san tolong katakan sesuatu pada si bodoh ini" Ucap Akemi

"Bodoh? Siapa yang kau panggil bodoh hah" Satoru yang tersinggung menarik pipi wanita itu

Keduanya kembali bertengkar seperti anak kecil sedangkan Suguru hanya tersenyum melihat kelakuan  orang-orang yang dia sayangi

*******

Ruangan remang-remang yang pengap, aroma alkohol yang keluar dari kaleng bir yang menumpuk tak jarang bercampur dengan asap rokok yang menyesakkan. Benar-benar lingkungan buruk untuk membesarkan anak.

"Akemi mana bir ku? " Bentak laki-laki akhir 30 tahun yang merupakan ayah biologis nya

Akemi yang ketakutan hanya bisa berjalan menuju kulkas untuk mengambilkan kaleng bir untuk ayahnya.

Laki-laki itu langsung memukul kepala gadis mungil yang gemetaran itu tak sengaja menjatuhkan bir kalengan tersebut.

"Apa yang kau lakukan ,dasar anak tidak berguna" Bentak Laki-laki itu

*****

Akemi menghela nafas saat dia membuka mata dia tidak lagi di rumah pengab bau Akohol ataupun rokok. Seulas senyum tersungging di bibir nya.

"Oya apa kau akhirnya terpesona oleh ketampanan ku" Ucap Satoru arogan

Akemi hanya menghela nafas pergi ke dapur dan memberikan Satoru cemilan manis dengan seulas senyum.

"Eh? Untuk ku? Kenapa kau baik sekali Akemi, walaupun sedikit menyeramkan" Ucap Satoru menyantap cemilan manis itu tanpa pikir panjang.

Begitu laki-laki itu mengigit cemilan itu senyum di wajahnya seketika luntur. Laki-laki itu memekik sambil mengipas-ngipasi lidahnya.

"PEDASS!! Akemi kau sialan, hu..haah..."

Akemi tertawa puas melihat Satoru yang tersiksa karena pedas.

"Awas aja kau akan kubalas nanti " Ucap Satoru kembung karena minum banyak air.

Meskipun sering ada pertengkaran kecil dengan antara Akemi dengan Satoru. Wanita itu tidak pernah benar-benar membencinya. Dunianya tidak akan seperti sekarang jika mereka tidak pernah bertemu.

"Suguru-san" Ucap Akemi. Bersembunyi di belakang kakak laki-laki nya.

"Hei ada apa lagi kali ini"

"Adik perempuan tercinta mu itu memberikan cemilan manis yang pedas padaku" Ucap Satoru masih jengkel.

"Kau pantas mendapatkannya" Cibir Akemi menjulurkan lidahnya

"Apa kau masih marah tentang donat tadi, aku sudah berkali-kali minta maaf loh"

Suguru yang gemas merangkul keduanya agar mereka berbaikan. Meskipun sempat tertegun  mereka pun tertawa mengingat berapa sepele masalah yang mereka ributkan.

"Terimakasih untuk semuanya , Suguru-san, Satoru-san" Gumam Akemi pelan

"Kau bilang sesuatu? " Ucap Satoru

Dengan cepat Akemi memalingkan wajah dan dan berpura-pura tidak tahu.

"Sama-sama, Akemi" Bisik Suguru

Wanita itu seketika tertunduk malu dan meremas lengan pakaian Suguru.

"Itu tidak adil" Gumamnya pelan

Their Precious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang