Akemi bertemu seorang wanita rambut hitam pendek yang di dahinya terdapat bekas jahitan. Dia begitu mewaspadai wanita tersebut.
"Ada yang bisa saya bantu? " Ucap wanita itu tersenyum namun Akemi malah semakin waspada.
"Siapa kau sebenarnya? " Ucap Akemi
Perempuan rambut coklat itu berusaha untuk tetap tenang walaupun merasa terancam.
"Aku hanya wanita biasa yang kebetulan lewat?" Wanita itu tertawa pelan
Walaupun dia terlihat seperti wanita pada umumnya namun naluri Akemi terus mengatakan untuk mewaspadai wanita rambut hitam pendek yang di keningnya terdapat bekas jahitan tersebut.
"Kalau begitu kenapa kau ada di sini bukankah sudah ada peringatan untuk menjauh" Ucap Akemi "Apa kau penyihir Jujutsu yang jahat?"
"Apa yang kau bicarakan? Seperti yang kau lihat aku ini wanita dewasa sama seperti mu" Senyuman tadi berubah menjadi seringai jahat.
Seketika Akemi melompat mundur beberapa langkah sambil memasang kuda-kuda jikalau akan terjadi perkelahian di antara mereka.
"Hei, hei tidak perlu terlalu waspada seperti itu aku hanya menyapamu, Geto Akemi" Ucapnya
Begitu banyak pertanyaan yang muncul di benak wanita 22 tahun itu. Namun tubuhnya tidak bisa di gerakkan seolah ada tarikan begitu kuat yang membuat kakinya menempel di tanah.
"Jika saja kau tidak ada, aku sudah mendapatkan wadah penyihir tingkat Spesial" Ucap wanita dengan bekas jahitan di dahinya itu saat dia melewati Akemi
Setelah wanita itu pergi cukup jauh barulah sensasi itu hilang. Seperti yang dia duga kemungkinan dia baru saja terkena teknik kutukan wanita rambut hitam pendek itu tidaklah nol.
"Apa itu tadi? Manusia? Tidak yang seperti itu sudah pasti bukan manusia" Ucap Akemi menyeka keringat di dahinya.
******
Perkataan wanita misterius itu masih menghantui pikiran Akemi. Terlebih penyihir tingkat spesial bisa di hitung jari dan dua di antaranya adalah orang yang dia kenal.
"Hei, kenapa wajahmu jelek seperti itu Akemi? " Ucap Satoru heran.
"Berisik" Gerutu Akemi berusaha keras untuk tidak meladeni Satoru.
Laki-laki rambut putih itu menghela nafas. Meskipun sudah bertahun-tahun saling mengenal tetap saja tidak ada yang bisa mengerti orang lain 100 ℅.
"Apa yang terjadi? " Ucap Satoru menyilangkan tangannya menunggu Akemi bicara.
"Apakah ada kemungkinan teknik kutukan gravitasi? " Akemi menatap laki-laki 27 tahun itu.
"Kalian sedang membahas apa? " Ucap Suguru yang baru selesai mengajar tahun pertama.
Akemi pun menceritakan kejadian itu pada Kakak laki-laki nya. Perlahan senyum laki-laki rambut hitam yang sebagian rambutnya di sanggul itu pudar. Terlihat jelas khawatir di raut wajahnya.
"Apa kau terluka? " Tanya Suguru tanpa sadar mencengkram erat bahu Akemi.
"Tenanglah aku tidak terluka, sungguh kau masih saja memperlakukan ku seperti adik kecilmu" Ucap Akemi tertawa tak nyaman.
"Tidak ada hubungannya, aku hanya ingin keluarga ku aman" Ucap Suguru mengusap pundak perempuan rambut coklat itu.
Akemi mengambil nafas dalam-dalam sambil tersenyum menggenggam tangan laki-laki rambut hitam pajang itu.
"Maaf membuatmu khawatir, aku akan lebih berhati-hati selanjutnya" Gumam nya mengusap punggung tangan laki-laki itu.
Anehnya wanita itu seolah hilang di telan bumi, tidak ada satupun catatan tentang penyihir yang memiliki teknik kutukan Gravitasi, seolah-olah memang tidak pernah ada atau mungkin wanita rambut hitam pendek itu begitu pandai menyembunyikan identitas dirinya.
"Tapi aku penasaran siapa penyihir tingkat khusus yang di maksud wanita rambut hitam pendek itu? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Their Precious Girl
FanficSemuanya di mulai ketika seorang gadis 12 tahun di selamat kan oleh dua orang remaja SMA dari ayahnya yang pemabuk.