Sudah hampir setahun sejak Akemi bertemu wanita itu, sosok nya selalu saja di curigai terlibat dengan beberapa kasus besar di dunia Jujutsu. Seolah-olah wanita rambut hitam pendek itu ada di mana-mana.
"Siapa kau" Ucap Akemi begitu waspada saat dia tak sengaja bertemu wanita rambut hitam dengan bekas luka di keningnya itu.
"Aku memiliki banyak nama, panggil aku sesuka mu" Ucapnya tersenyum- ralat berseringai
Wanita rambut hitam pendek terlihat seperti wanita pada umumnya bagi non-penyihir. Namun bagi penyihir sosok nya terlihat seperti kutukan tingkat pertama atau bahkan lebih.
"Oh iya ngomong-ngomong sampai kapan kau akan menghalangi ku Geto Akemi, Tidak Motoyasha Akemi"
Sesaat setelah dua mendengar nama keluarga lama, trauma masa kecil yang dia pikir sudah hilang kembali mengantuinya. Nafasnya mulai tak beraturan tubuhnya seolah membeku di tempat, pikirkan nya seketika kacau karena teringat trauma lama.
"Ada apa? Apa kau baik-baik saja, gadis kecil" Ledek wanita itu seolah menikmati penderitaan Akemi.
"Berisik, " Bentak Akemi seketika mengikat wanita itu dengan benangnya
Entah bagaimana caranya wanita itu bisa meloloskan diri dari teknik kutukan benang Akemi, wanita rambut hitam pendek itu tersenyum sambil berbisik di telinganya.
"Aku tidak menyangka perempuan labil seperti mu yang membuat ku gagal mendapatkan wadah selanjutnya" Terdengar jelas kebencian dari suara nya terlebih wanita itu mencengkram erat bahu Akemi.
Wadah selajutnya? Aku yang menggagalkan nya? Begitu banyak pertanyaan yang terputar di kepala Akemi sekarang, namun dia terlalu ketakukan untuk bicara di hadapan wanita rambut hitam pendek itu.
"Jika saja kau tidak ada aku pasti bisa mendapatkan wadah baruku tanggal 24 Desember tahun lalu" Bentak wanita itu pada Akemi. "Jika saja kau tak ada, jika saja kau tidak ada"
Seiring dengan kemarahan wanita rambut hitam pendek itu tubuh Akemi seolah-olah makin di tekan ke tanah,tubuhnya terasa begitu berat
"Sialan kenapa tiba-tiba tubuhku terasa berat? Apa ini teknik kutukan nya? " Gumam Akemi
"Ah aku tahu, bagaimana jika aku membunuh mu hingga dia depresi hingga akhirnya bisa aku kendalikan" Ucap wanita itu berseringai
Detak jantung Akemi kian tak karuan dia benar-benar tak berdaya di hadapan wanita itu. Terlebih dia bisa merasakan hasrat membunuh kuat dari wanita itu padanya.
"Ayolah, bergeraklah Akemi kau bukan lagi gadis kecil yang menunggu untuk di tolong" Ucap Akemi frustasi karena dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya sekarang.
"Ya jika kau mati aku yakin penyihir tingkat khusus itu akan depresi" Ucapnya mulai menggores pipi Akemi dengan belati nya
"Hentikan kau wanita gila" Umpat Akemi
Akemi tetap berusaha melawan walaupun sekarang dia sedang berada di bawah pengaruh teknik kutukan wanita rambut hitam pendek itu
"Diam kau gadis lancang" Wanita itu menpar Akemi hingga terdapat bekas merah di pipinya.
"Jika saja kau tidak ada aku sudah mendapat Geto Suguru sebagai wadahku"
"Aku tidak tahu apa yang kau maksud tapi satu hal yang pasti. Aku tidak akan membiarkan wanita gila sepertimu mendekati Suguru-san"
Perlahan Akemi mulai bisa memaksakan diri bergerak melawan wanita rambut hitam pendek itu
"Dan juga kau terlalu tua untuk nya, Bibi" Ucap Akemi pada wanita itu
"Kau gadis kurang ajar" Wanita rambut hitam pendek dengan bekas jahitan di keningnya terpaksa pergi saat menyadari kedatangan penyihir lain
"Hei jangan kabur" Akemi perlahan terjatuh ke tanah karena kelelahan.
Akemi memukul kesal tanah karena membiarkan wanita rambut hitam pendek itu lepas. Penglihatan nya makin kabur dan akhirnya gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Their Precious Girl
FanficSemuanya di mulai ketika seorang gadis 12 tahun di selamat kan oleh dua orang remaja SMA dari ayahnya yang pemabuk.