9. Sebuah Janji

136 22 0
                                    

Hari-hari tenang kehidupan sekolah Akemi berakhir. Setiap harinya gadis itu harus menghadapi para penggemar Satoru dan Suguru.

"Aku pulang " Serunya berjalan malas menuju sofa dan terduduk kesuh

Gadis itu berulangkali menghela nafas sambil mengerutu

"Ada apa Akemi? " Suguru menyadari suasana hati adik perempuan nya sedang buruk

Akemi menoleh dengan seulas senyum . Terlebih saat Suguru menepuk-nepuk pelan kepala.

"Aku menyayangimu Suguru-san" Ucap Akemi dengan seulas senyum polos

"Tu- yah aku juga menyayangimu" Seketika Suguru salah tingkah karena perkataan adik angkatnya

Seketika menarik nafas dalam-dalam laki-laki surai hitam panjang itu kembali tenang.

"Ekhm, jadi apa yang terjadi di sekolah tadi Akemi? " Tanya Suguru lembut namun serius

Dengan jengkel Akemi mengadu pada kakak angkatnya tentang kelakuan para penggemar perempuan nan kian meresahkan kehidupan sekolah Akemi.

"Mereka sungguh menyebalkan," Gerutunya cemberut

Suguru tertawa pelan sambil mengusap rambut adik angkatnya.

"Maaf, aku menyebabkan masalah untuk kehidupan sekolah mu" Serunya tersenyum

Gadis itu cepat-cepat menggelengkan kepala dan menggenggam tangan kakak laki-laki nya.

"Tidak, Suguru-san tidak salah. Yang salah adalah gadis-gadis bodoh itu" Sahut Akemi 

"Kau memang gadis yang baik ya Akemi" Laki-laki rambut hitam panjang itu tersenyum

Senyum dari laki-laki itu selalu berhasil membuat suasana hati adik angkatnya membaik bahkan lebih bahagia. Gadis itu benar-benar bersyukur telah memberanikan diri lari dari ayahnya yang pemabuk itu.

"Kalau begitu bagaimana jika kita pergi ke festival kembang api saat libur musim panas besok? Aku akan berusaha meluangkan waktu saat untuk hari itu"

"Benarkah? Janji " Akemi menatap kakaknya dengan mata berbinar-benar sambil mengacungkan jari kelingking

"Tentu saja Akemi"

Suguru mengaitkan jari kelingking mereka sambil mengucapkan janji kelingking bersama. Yang ada di pikiran nya sekarang adalah membahagiakan adik perempuan nya itu walaupun mereka tidak memiliki hubungan darah.

"Manisnya" Bisikan Suguru terdengar sayup-sayup sampai ke telinga Akemi

"Suguru-san bodoh" Gumam Akemi pelan

Gadis yang merona itu memukul-mukul pelan pemuda surai hitam panjang hingga dia tertawa geli.

"Kenapa kau jadi menyebalkan seperti Kacamata hitam menyebalkan itu, Suguru-san"

Keduanya bercengkrama dan tertawa melepas. Melupakan sejenak masalah yang datang silih berganti. Hanya sedikit momen kakak beradik yang akrab.

*******

Janji kecil itu membuat Akemi semakin tak sabar menunggu liburan musim panas. Hanya karena Janji itu Akemi bisa menghadapi semua omong kosong para pengemar Satoru dan Suguru.

"Jika tidak ada yang penting aku permisi dulu" Seru Akemi pada sekelompok penggemar kedua laki-laki itu

"Hei, tunggu kami masih bicara padamu" Seru salah seorang gadis mencengkram tangan Akemi

Tentu saja Akemi kaget dan trauma masa kecilnya seketika kembali menghantui nya.

Nafasnya memburu. Tubuhnya bergetar hebat. Gadis itu seolah-olah melihat sosok ayahnya yang pemabuk   yang akan memarahinya.

"A-aku, aku-" Ucap nya terbata-bata

Tentu saja mereka heran dengan perubahan tiba-tiba sikap Akemi

"Kau kenapa Geto? " Ujar gadis lain heran

Seketika Akemi menepuk pipi hingga memerah untuk menyadarkan dirinya. Dia menguatkan dirinya sendiri berulangkali.

"Yah Geto, aku Geto sekarang, namaku sekarang Geto Akemi" Gadis itu bicara sendiri

Gadis-gadis yang heran itu memutuskan untuk pergi karena tidak nyaman.

"Dasar aneh" Ucap mereka nyaris berbisik

Their Precious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang