Park Ji Sung
Lelaki itu kini tengah bergulat dengan laptop di depannya dan beberapa kertas yang menumpuk di atas meja. Tangan nya yang begitu lincah mengetik dan sesekali ia mencoret-coret kertasnya. Hal itu membuatnya sangat fokus dengan apa yang ia kerjakan.
"Kopi untukmu"
Ji Sung menoleh ke arah suara tersebut dan menerima pemberiannya
"Terimakasih sunbae"
Hyemin mencondongkan tubuhnya, ia ingin melihat apa yang sedang pria itu kerjakan. Matanya meneliti setiap kalimat yang tertera. Senyum tipis terukir di wajahnya
"Apakah sepadat itu jadwal mereka" Tanya nya
"Eung. Ini hanya untuk 2 bulan kedepan saja. Aku harus menyerahkan ini ke Ji Na" ucapnya tanpa menoleh dan terus mengetik
"Tidak ada nama Joshua disana. Kau mengosongkannya?"
"Iya. Sampai ia benar-benar sembuh"
Wanita itu mengalihkan penglihatannya pada tumpukan kertas dan mengambil salah satu yang membuat ia penasaran
"Uh kau sudah serah terima tugas dengan Ji Na?"
"Iya" jawab Ji Sung seadanya
Hyemin tersenyum akan ide yang tiba-tiba terlintas dalam pikirannya
"Ji Sung-ah... Pasti berat kan beban yang kau tanggung saat ini"
"Ya mau bagaimana lagi. Sudah tugasku"
"Mau kubantu ringankan?"
Pria itu menoleh ke arah Hyemin dengan seringai di wajahnya
###
Setelah menemui dokter yang menangani Joshua, Jeonghan dan Ji Na melangkah cepat menuju ruang inap pria itu. Mereka berdua tak habis pikir Joshua mempunyai ide yang begitu bodoh nya itu.
Ia membuka perban yang membalut kakinya, dan berjalan tanpa alas kaki. Tentu saja itu membuat darah mengucur lagi dari kakinya. Membuat masa pemulihannya terhambat. Entah apa yang pria itu pikirkan sehingga berbuat seperti itu.
Ji Na yang membuka pintu dan melihat Joshua sedang terbaring memejamkan matanya. Wanita itu mendekat dan melihat perban baru di kaki Joshua. Wanita itu memijat pelipisnya, bukan karna sakit tapi ia sedikit stress.
Melihat kekasihnya seperti itu, Jeonghan mendekat dan mengusap lembut bahu Ji Na.
"Jeonghan-ah kau bisa ke agensi sendiri kan"
"Aku akan tetap disini"
"Geumanhae jebbal..." Ji Na sudah benar-benar lelah menghadapi keras kepala pria itu.
"Kau yang harusnya memahami situasi saat ini Ji Na-ya. Kau sudah dengar pengakuan dia kemarin bukan. Dan aku juga sudah menjelaskan semuanya padamu semalam. Kau lupa" Jeonghan sebisa mungkin memelankan nada suaranya
Begitupun juga Ji Na. Ia tidak ingin Joshua terbangun
"Apa kau tidak percaya padaku sekarang"
"Aku mempercayaimu. Tapi tidak dengannya" Jeonghan melirik Joshua
Wanita itu berdengus kasar, tidak tahu apa yang harus ia ucapkan lagi agar kekasihnya itu mau mengerti.
"Jeonghan-ah untuk kali ini saja.. dengarkan kata-kataku. Aku ingin yang terbaik untuk kalian. Aku ingin Jisoo lekas pulih kembali, dan beraktifitas seperti biasa. Jadwal kalian akan padat kedepannya. Jadi aku harus melakukan ini semua"
Ji Na mencoba menjelaskan pelan-palan pada pria itu.
"Jangan pikirkan dirimu sendiri, pikirkan member lain juga, pikirkan para penggemar kalian. Mereka pasti akan sedih melihat kalian tidak lengkap. Terutama fans nya, mereka pasti akan sangat khawatir" lanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Manager 17
FanfictionJi Na : 99% problem SEVENTEEN : 1% problem Hanya keseharian Ji Na yang mengurus (masalah) artisnya Note: Cerita fiksi Tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan para artis. Harap bijak dalam membaca Bahasa baku. Beneran baku. Kalau nggak suka den...