#32

18 7 4
                                    

Wajah dari wanita itu pucat, bibir nya juga pucat dan kering. Pikir Venzo kala itu hanyalah wanita tersebut sedang sakit

"Mbak nya sakit? ayo mbak berdiri mbak" Venzo membantu Wanita tersebut berdiri

Posisinya Venzo dan Wanita tersebut saling berhadapan, Venzo khawatir kalau wanita itu pingsan , pasalnya disini tak ada rumah sakit jadi akan repot jika wanita itu pingsan.

"Mbak ayo makan mbak ,saya ada mie, saya juga ada teh buat mbak jangan malu malu" ajak Venzo

Dengan suara lirih wanita itu berkata, "Tidak mas"

"Waduh mbak , jangan malu malu. Kelompok mbak kemana? Nama mbak siapa?" tanya Venzo

"Mirna" lirih Wanita bernama Mirna

"Saya Venzo mbak, mbak nya yakin gpp, pucet soalnya" ucap Venzo khawatir

Wanita bernama Mirna hanya mengangguk pelan . Suasana malam itu semakin merinding, apalagi wajah Mirna yg nampak pucat serta pandangan Mirna yg kosong, tak heran aura disana mencengkram. Apalagi posisinya Venzo hanya berdua dengan Mirna.

"Mbak ga dingin? Mbak cuma pakai baju begitu" ucap Venzo lagi lagi khawatir

Yg dilihat Venzo adalah Mirna memakai baju berwarna putih, dengan model jadul dan panjang. Pikir Venzo kain yg di pakai Mirna tidak tebal, apakah Mirna tidak merasakan kedinginan?

"Mau pakek jaket ga mbak? Saya ada" tawar Venzo

Mirna hanya menggelengkan kepalanya pelan seperti tidak bertenaga

'Waduh gimana ini, ntar pingsan gua ga tau lagi kelompok nya mana' batin Venzo
"Mirna, kelompok nya mana. Maksudnya temen temen kamu" ucap Venzo

Mirna seketika menoleh ke arah Gunung dan menunjuk dengan telunjuknya.
Venzo yg melihat sosok Mirna menunjuk ke arah gunung sungguh tak mengerti apa yg dimaksud oleh Mirna

"Maksudnya gimana mbak Mirna? Temen temen nya nyasar ke gunung?" tebak Venzo

Mirna berhenti menunjuk ke arah gunung dan melihat ke arah Venzo, sungguh kosong pikiran Mirna, seperti tidak bertenaga

"Maksudnya gimana ya mbak?" tanya Venzo sekali lagi

"Teman saya tinggal di gunung " lirih Mirna

'Tinggal di gunung?' batin Venzo bertanya tanya
"Maksudnya gimana ya mbak?" tanya Venzo cengengesan

"Hihihi saya bukan manusia. Lihat kaki saya"

Venzo dengan ketakutan dan kebingungan melihat ke arah kaki Mirna.
Yg benar saja, kaki Mirna tidak menyentuh tanah melainkan melayang diatas tanah, Venzo seketika lemas, tubuhnya mematung seakan tidak bisa di gerakkan
'Anjir' pekik Venzo dalam hati

"Hihihi" Mirna semakin melayang di udara

Venzo yg sudah ketakutan berusaha menggerakkan badannya dan kemudian lari menuju tendanya,dengan cepat Venzo membuka pintu tendanya dan masuk ke dalamnya, tenda mereka sempit. Kehadiran Venzo bisa dirasakan oleh Arel dan Rain yg tengah tertidur pulas, sontak Arel dan Rain terbangun

"Bangsat Penjo, minggir anjing sempit" ucap Arel setengah sadar

"Tau tuh penjo ,sempit Jo" ucap Rain

"Udh anjeng kalian diem gua takut, tidur barengan aja asu" ucap Venzo ketakutan
"Rain geser bangke" lanjut Venzo

"Geser rel" ucap Rain

Arel pun bergeser untuk memperluas tempat, mereka bertiga kini harus tidur dalam 1 tenda yg lumayan sempit.

• • •

Keesokan harinya
Jam 5 subuh mereka sudah bangun dan bersiap berkemas, hari itu juga mereka akan pulang ke kota mereka.

Histoire d'amitiéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang