Hidup tak pernah lepas dari masalah, karena masalah adalah salah satu cara Tuhan menjadikanmu pribadi yang lebih kuat dan dewasa.
••••••
Flashback on.
Nadia, gadis itu terus melangkah menaiki anak tangga, tidak memperdulikan tatapan siswa-siswi yang menatapnya dengan tatapan aneh. Nadia memang tengah menjadi perbincangan semua siswa-siswi di SMA Gardenia. Nadia yang menyatakan cintanya kepada Alvan tadi pagi, sukses membuat seantero sekolah terkejut dibuatnya.
Bagaimana bisa seorang gadis culun dengan beraninya menyatakan cinta kepada pemuda yang terkenal tampan di SMA Gardenia ini? Sungguh mengejutkan!
'Liat tuh si culun.'
'Najis banget anjir, sok-sokan nyatain cinta ke Alvan. Kayak bakal diterima aja dia.'
'Gak waras kali!'
'Bener kata Viona, perbaiki dulu penampilan lo culun, baru bisa nyatain cinta ke Alvan. Kalo penampilan lo aja culun begitu, mana ada cowok yang mau lirik lo!'
'Cantikan juga Anara, daripada lo, Nad!'
'Viona juga lebih cantik.'
Dan masih banyak lagi perkataan-perkataan buruk yang ditujukan untuk Nadia. Rasanya gadis itu sudah tidak tahan lagi mendengarnya. Ia semakin mempercepat langkahnya menuju rooftop. Hanya ditempat itulah yang sepi, Nadia bisa menenangkan dirinya di tempat favoritenya, setelah taman yang di tempati oleh Alvan dan Anara tadi.
Nadia mendudukkan dirinya di sofa yang tersedia di sana, melihat langsung siswa-siswi yang sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing. Benar saja, tempat itu sangat sepi, karena memang jarang siswa-siswi yang berada disana, itulah alasannya Nadia menyukai tempat ini.
Nadia mendongak, menatap langit biru yang terpampang dengan jelas di hadapannya. Sangat indah. Bahkan rasanya Nadia ingin terbang dengan bebas diatas sana.
Tanpa di komando lagi, Air mata yang sejak tadi Nadia tahan, kini mulai mengalir dengan deras di pipinya. Rasanya dadanya sungguh sesak, Nadia tidak kuat lagi menerima semua penderitaan yang selalu ia rasakan sejak ia kecil. Sungguh Nadia sudah tidak kuat lagi.
"Aku harus apa, tuhan?"
"Aku lelah..."
"Apa kau tidak kasihan dengan hambamu ini yang tidak pernah merasakan kebahagiaan di hidupnya?"
"Apakah aku memang tidak pantas untuk bahagia?"
"Jika memang begitu, mengapa aku dilahirkan ke dunia, Tuhan?"
"Aku lebih memilih untuk tidak dilahirkan ke dunia, daripada aku harus selalu tersiksa seperti ini..."
"Aku lelah, Tuhan.."
Nadia terisak hebat, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, hanya ini yang bisa ia lakukan sekarang. Menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvan & Anara [ON GOING]
Teen FictionBagaimana jadinya, jika kau terjebak perasaan jatuh cinta dalam hubungan persahabatan yang sudah lama kau jalin? Rumit bukan? Tidak rumit, jika kedua belah pihak memiliki perasaan yang sama. 'Tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan, s...