004 || JENGGALA

439 37 0
                                    

004ヾ

“Kak, mau cake itu yang rasa coklat nya satu, ya....” ujar sang gadis berseragam Sekolah pada Sava yang sudah siap melayaninya.

Gadis dengan balutan seragam serba pink itu mengangguk kecil, “Baik, ada lagi?” tanya gadis itu ramah.

“Udah deh, Kak. Owh iya, Kakak udah lama kerja di sini ya?” tanya gadis itu meneliti wajah Sava yang  familiar. Apalagi Sava pernah viral dengan keramahannya di media sosial saat melayani pembeli.

Bukan, bukan Sava sendiri yang mempublik dirinya. Melainkan ada seseorang yang tanpa seizinnya memvideo gadis itu. Jujur bukan senang yang Sava rasakan,  melainkan kekesalan pada akun tidak bertanggung jawab itu. Sebut saja dirinya aneh. Karena ya memang Sava adalah Sava. Gadis itu tidak akan pernah menyukai seseorang melakukan hal yang berkaitan dengan dirinya tanpa seizin gadis itu. Seperti itu tadi contohnya.

“Iya Alhamdulillah hampir satu tahun. Kamu pasti salah satu penonton di medsos ya?” tanya Sava sesekali menatap gadis yang langsung terkekeh itu, “Iya, Kak. Aku juga mampir ke sini karena itu. Pasti seneng ya Kak, bisa viral tiba-tiba.”

Menyodorkan kue yang sudah di kemas pada gadis itu, Sava menggelengkan kepalanya, “Mana ada si orang yang seneng di publik tanpa seizinnya.” ujarnya membuat bingung gadis di depannya.

“Kakak nggak seneng, ya?” gadis itu mengangkat kedua alisnya.

Sava kembali menggeleng, “Jujur nggak. Kalo kamu tau akun siapa itu, tolong kasih tau aku, ya?”

Gadis di depannya itu mengangguk paham, “Oke, Kak. Tapi sebelumnya, aku boleh kabarin Kakak lewat mana? Barangkali nanti aku tau siapa di balik akun itu.”

“Hm.... Kamu nanti hubungin ini aja,” Sava memberikan kertas kotak kecil pada gadis itu.

“Owh.... O...oke, Kak.” gadis itu menatap kertas kecil pemberian Sava tadi lalu kembali menatapnya, “Yaudah, makasih ya, Kak. Ini uangnya. Sampai ketemu nanti....”

Sava melambaikan kedua tangannya, “Terimakasih....”

Melihat punggung gadis berseragam mirip dengan sekolah Gala itu sudah pergi, Sava menghela napasnya. Sungguh Sava akan memaki akun tidak bertanggung jawab itu jika bertemu nanti. Sava lelah kalau setiap harinya harus di datangi para pembeli yang tidak wajar seperti ini. Membeli hanya untuk bertemu dengannya. Percaya satu hal. Sava tidak nyaman.

“Sav, kayaknya kesel banget. Ada masalah?” tanya Rama ketika melihat tingkah aneh Sava.

Sava menggelengkan kepala nya, “Kamu tau sendiri kan pastinya.”

Rama mengangguk, “Iya. Tapi harusnya kamu dapet bonus si, dari Bos. Kamu ningkatin penjualan kita bulan ini, Sav. Kenapa nggak bikin akun pribadi aja, Sav. Lumayan tuh, kamu bisa jadi seleb.” saran Rama tak teralihkan dari aktivitasnya.

Saran Rama bagus, tapi Sava tidak tertarik sama sekali.

Gadis itu melirik Rama yang tengah menyimpan kue yang baru saja matang ke dalam box mempersiapkan untuk pesanan pelanggan di antar ke lokasi. Entah dorongan dari mana, gadis itu malah tak berkedip melihat bagimana kegesitan Rama saat bekerja. “Sav, kok malah diem?”

Sava melotot, gadis itu langsung berdeham, “Ah, i...iya, kapan-kapan aku bikin. Soalnya aku nggak terlalu suka juga sama dunia sosmed.” ujarnya.

Selesai Rama menyiapkan pesanan  pelanggan, laki-laki itu mendekati Sava, “Belajar. Sosmed nggak seburuk itu, kok. Banyak juga ilmu yang bisa di dapat di dalamnya,” laki-laki itu mengusap-ngusap pucuk Sava.

JENGGALA • [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang