"Oh kalau begitu, maafkan saya." Lisa langsung tersadar bahwa lelaki di depannya ini bukan lelaki yang seharusnya ditemuinya. Dia harus menemukan Mr. Park yang sekarang entah berada di mana, "Sepertinya saya salah masuk ruangan." dengan gugup Lisa berdiri dari duduknya lalu setengah membungkukkan badan dengan sopan ke arah Jongin, dan buru-buru membalikkan tubuhnya hendak melangkah pergi dari ruangan itu.
"Kau tidak salah masuk ruangan Lalisa, memang kau seharusnya kemari. Aku sudah menyuruh Mr. Park pergi tadi."
Kata-kata Jongin membuat langkah Lisa yang sudah di dekat pintu terhenti, dia lalu membalikkan tubuhnya dan menatap Jongin bingung,
"Anda menyuruh Mr. Park pergi? jadi mutasi saya ada hubungannya dengan anda?"
Jongin tersenyum manis, "Mutasimu hanya digunakan sebagai alat supaya aku bisa menemuimu tanpa menimbulkan gosip. Bahkan atasanmu sekarang di bagian administrasipun tidak tahu menahu tentang hal ini. Aku menempatkanmu di bawah pengawasan Mr. Park karena beliau adalah salah satu orang yang aku percaya di perusahaan ini." Jongin memberi isyarat dengan tangannya, "Kemarilah, duduklah dan akan kujelaskan semuanya."
Sejenak Lisa meragu, tetapi ini perintah dari sang presiden direktur bukan? Akhirnya dengan pasrah dia menurut dan duduk di kursi yang disediakan di seberang meja yang luas itu.
***
"Mungkin gosip tentangku sudah tersebar bahkan sebelum kedatangannku." mata cokelat Jongin menatap Lisa dengan tajam, membuat Lisa menundukkan kepalanya tak berani menjawab.
"Yah setelah kehebohan di keluargaku, memang pantas kalau gosip langsung tersebar di kalangan pegawai. Apalagi aku datang dengan tiba-tiba kemari, tentu saja menimbulkan banyak spekulasi, karena itulah aku harus bertindak ekstra hati-hati Lisa...."
Jongin mengawasi Lisa dari ujung kepala sampai ujung rambutnya, penampilan Lisa bisa dikatakan tidak istimewa, rambutnya digulung seadanya bahkan agak berantakan di tengkuknya, dan kacamata tebal yang bertengger di ujung hidungnya yang mungil semakin membuat penampilan Lisa tampak sederhana dan polos.
"Kau pasti bingung kenapa aku merasa perlu untuk menemuimu." Jongin bergumam setelah menyelesaikan pengamatannya, "Tetapi aku membutuhkan bantuanmu."
"Bantuanku?" Lisa membelalakkan matanya, kata-kata Jongin membuatnya berada di puncak kebingungannya.
"Ya. Dalam waktu dekat akan ada seorang yang menjemputmu dan memintamu memilih, pada saat itu, aku ingin kau membantuku dan memilihku."
"Memilih anda?" kali ini benak Lisa berputar, tiba-tiba saja dia teringat akan kata-kata si mata Elang malam itu sebelum mengatakan bahwa dia telah mentransfer uang dalam jumlah banyak kepada Lisa, si mata Elang itu mengatakan bahwa Lisa harus membalas budi dengan memilihnya. Tanpa sadar dia mengutarakan apa yang ada di benaknya kepada Jongin, "Apakah anda.... apakah anda ada hubungannya dengan seorang lelaki bermata Elang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seductive Whisper (The story of Kim Suho X Lalisa)
FanfictionBibir Lisa terasa panas dan memar karena ciuman paksa yang tidak tanggung-tanggung itu. Dan di bibir lelaki itu terdapat bekas lipstick merah Lisa yang membekas di mana-mana. Lelaki itu melirik Lisa dengan jahat, lalu mengusap mulutnya, kemudian dia...