Jongin setengah membanting pintu kamarnya, napasnya terengah-engah dan dia mengernyikan keningnya, benar-benar mengernyit menahankan sakitnya. Keringat dingin mengalir di dahinya dan dia merasakan sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya.
Jongin mencoba menarik napas, tetapi aroma anyir tercium dari hidungnya yang dipenuhi darah segar, mengalir tanpa henti sehingga mencapai level menakutkan.
Dia mengusap darah dari hidungnya dengan sapu tangannya, lalu membuang sapu tangan yang sudah berubah warna menjadi merah itu ke lantai. Kakinya gemetar, melangkah terseret-seret berusaha mencapai ranjang, tetapi rupanya ranjang itu terlalu jauh untuknya....
Dan tubuhnyapun rubuh ke lantai, kehilangan kesadarannya.
***
Ketika Jongin membuka matanya, dia berada di ruangan putih yang samar. Matanya mengerjap karena terpaan sinar lampu yang kontras dengan kegelapan yang selalu meliputinya. Dan kemudian, setelah berhasil mengatasi cahaya itu, Jongin mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Yang pertama dilihatnya adalah Kim Hyuk Ae. Lelaki tua itu tampak muram, duduk di kursi di sebelah tempat tidurnya.
"Harabeoji sudah pulang dari London?" Jongin menyapa dengan suara serak dan lemah, membuat Kim Hyuk Ae mengangkat kepalanya dan menghela napas panjang melihat kondisi Jongin. Cucunya itu tampak pucat pasi.
"Aku pulang dan menemukanmu pingsan di kamar, aku membawamu ke rumah sakit secara diam-diam." Mata Kim Hyuk Ae menyala tajam, "Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya tentang penyakitmu, Jongin?"
Jongin memiringkan kepalanya di atas bantal, tersenyum skeptis, tatapan matanya tampak kosong.
"Apa bedanya aku memberitahumu atau tidak, Harabeoji? Tidak akan ada bedanya bagiku."
"Tentu saja ada!" Kim Hyuk Ae menyela, nadanya keras, "Kau cucuku dan kau mengidap penyakit yang sedemikian parah, tentu saja aku sebagai Harabeojimu akan melakukan segala cara untuk menyelamatkanmu, kita akan mencari dokter-dokter ternama di luar negeri dan..."
"Tidak." Jongin menyela, bersikeras, "Aku akan tetap berada di sini Harabeoji, sampai aku menyelesaikan apa yang menjadi tujuanku."
Tuan Kim menatap cucu lelakinya itu dengan sedih, cucu yang dulu tidak diketahuinya dan baru datang kepadanya setelah tahun-tahun berlalu. Apakah sekarang semuanya sudah terlambat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Seductive Whisper (The story of Kim Suho X Lalisa)
FanfictionBibir Lisa terasa panas dan memar karena ciuman paksa yang tidak tanggung-tanggung itu. Dan di bibir lelaki itu terdapat bekas lipstick merah Lisa yang membekas di mana-mana. Lelaki itu melirik Lisa dengan jahat, lalu mengusap mulutnya, kemudian dia...