11

133 18 1
                                    

Lisa menatap jemari Suho yang terulur, sejenak merasa ragu. Tetapi mungkin benar apa yang dikatakan oleh Suho tadi, bahwa untuk mengenal seseorang, bisa dicoba dengan berdansa bersama.

Pada akhirnya, Lisa menerima uluran tangan Suho.

Suho tersenyum dan menggenggam tangan Lisa, dengan lembut mengajaknya ke tengah ruangan, tepat di bawah kubah yang beratapkan kaca memantulkan langit gelap berbintang yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suho tersenyum dan menggenggam tangan Lisa, dengan lembut mengajaknya ke tengah ruangan, tepat di bawah kubah yang beratapkan kaca memantulkan langit gelap berbintang yang indah.

Mereka berdiri berhadapan, dan Suho lalu merangkulkan tangannya di pinggang Lisa, membawa tangan Lisa supaya melingkar di lehernya, tubuh mereka merapat, diiringi oleh suara musik lembut yang sangat pas.

Kaki Suho bergerak, dan kaki Lisa mengikuti, tubuh mereka seakan diciptakan untuk berdansa bersama, begitu pas. Kepala Suho berada di atas puncak kepala Lisa, dan lelaki itu tersenyum,

"Aku baru sadar bahwa kau seperti boneka, Lisa."

Lisa mendongak, langsung bertatapan dengan mata elang yang tampak demikian tajam di bawah bayangan gelap ruangan. Pipinya memerah, dan berharap supaya suasana cukup gelap sehingga tidak kelihatan.

"Mungkin matamu bermasalah." Lisa menjawab sekedarnya, membuat Suho terkekeh,

"Mungkin juga." Lelaki itu merapatkan pelukannya di pinggang Lisa, membuat tubuh mereka makin merapat, "Sepertinya kita cocok bersama."

Lisa tidak membantah, hanya diam saja dan menikmati dansa itu, mengikuti kemana tubuh Suho membawanya. Lisa tidak pernah berdansa sebelumnya apalagi di usianya yang dewasa ini. Suho adalah dansa pertamanya, tetapi mereka berdua melakukannya seolah-olah sudah bertahun-tahun berdansa bersama...

***

Irene masih tertegun, di bawah tatapan Jongin yang menunggu jawaban, dia menghela napas panjang dan menyandarkan tubuhnya ke kursi,

Irene masih tertegun, di bawah tatapan Jongin yang menunggu jawaban, dia menghela napas panjang dan menyandarkan tubuhnya ke kursi,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Entahlah Jongin." Tiba-tiba ekspresi wajah Irene yang keras dan angkuh tampak melemah, "Suho pasti tidak akan suka dengan kehadiranku yang ikut campur."

Jongin menganggukkan kepalanya, "Tentu saja dia akan tidak suka, saat ini benaknya hanyalah dibutakan oleh keinginan untuk mengalahkanku dan menguasai seluruh warisan Harabeoji kami.. Dia pasti akan membenci kita karena mengganggu seluruh rencananya." Jongin menatap Irene dalam-dalam seolah-olah ingin menembus ke dalam hatinya, "Tetapi ingat Irene, saat ini kita sedang mencoba menyelamatkannya. Kalau dia menikahi Lisa, sama saja dia mengingkari hati nuraninya demi harta dan kekuasaan."

Seductive Whisper (The story of Kim Suho X Lalisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang