3. Siasat

200 33 10
                                    

Bel istirahat berbunyi, murid-murid tanpa diperintah sudah berhamburan menuju kantin sekolah.

"Kai, kau ingin makan apa? Aku yang traktir."

"Benarkah, kau akan meneraktirku, Yibo?" Mata Xu Kai berbinar saat mendengar kata traktiran.

Jika begitu selepas pulang sekolah aku akan ajak pacarku jalan dari uang jajan yang tidak aku gunakan ini.

Senyum manis sudah merekah di bibir Xu Kai membayangkan kencan manis bersama adek kelasnya yang baru 3 hari menjadi kekasihnya itu.

"Iya ... ayo ke kantin kita makan!" seru lelaki tampan itu langsung berjalan menuju kantin.

"Oh, iya ... bisa kau ajak juga kakakmu? aku juga ingin mentraktirnya."

"Hmmm ... Kenapa harus ajak kakakku? dia, kan beda gedung dengan kita," tanya Kai heran.

"Sudah kau telepon saja kakakmu, jika dia tidak ikut makan, maka traktir aku cancel!" ancam Yibo dengan entengnya

"Oke ... oke ... baiklah ...."

Kai mengambil ponsel dari saku celananya, mengotak-atik sebentar sampai terdengar dering ponsel. "Hai, Ge, kau sedang di mana?"

"Haii, Kai, aku sedang menuju kantin dekat kelasmu, nih," jawab Zhan di ujung sambungan.

"Wahh! pas sekali ... ya, sudah, Gege  ke sini saja!"

"Ada apa memangnya? Kenapa kau tampak bahagia.

"Gege akan tahu sendiri nanti, datang saja cepat!"

"Oh, Ok," jawab singkat lelaki itu.

"Kakakku sedang menuju ke sini, jadi aku pesen makanannya sekarang, ya?" Setelah mendapat persetujuan, Kai pun segera menuju stand makanan yang dia suka, tidak lupa kartu debit Yibo di tangannya.

Tidak lama kemudian terlihat lelaki tinggi putih dengan senyumnya yang menawan menampilkan gigi kelincinya yang sangat menggemaskan.

"Zhan Ge kemari, duduk sini!" perintah Kai saat melihat kakanya datang.

"Gege tumben kamu sendiri, di mana Jingyu Ge?" tanya Kai bingung, karena kakaknya itu biasanya selalu bersama teman dekatnya itu.

Entah apa yang ada di pikiran Yibo, tiba-tiba saja senyum di bibir tipisnya memudar saat Kai menyebut nama orang lain yang dekat dengan kakaknya tersebut.

"Itu karena Jingyu tidak ada, makanya aku ingin makan bersamamu, Kai." Lalu, Zhan berpaling dan melihat Yibo yang sedang memperhatikan.

"Hai, Yibo kau makan bareng bersama kami juga? kalian benar-benar berteman baik, ya." celoteh Zhan tanpa memerhatikan wajah Yibo yang sudah berubah masam.

Namun, semuanya terbayarkan saat Zhan dapat mengingat namanya itu cukup membuat mood Yibo yang tadinya down kini naik lagi.

"Ah, iya, Zhan Ge, kamu ingin makan apa? Biar aku yang traktir,  hitung-hitung salam perkenalan dariku." Yibo tersenyum bisnis melupakan kekesalannya beberapa saat tadi.

Zhan tersenyum sangat manis yang cukup membuat jantung Yibo tidak aman.

"Salam perkenalan segala, bukannya  kamu sudah mengenalku Yibo, tiap hari juga kita mengobrol di parkiran," timpal Zhan polos.

Kai yang mendengar itu  mengernyitkan dahinya, di dalam hatinya penuh tanda tanya.

Jadi selama ini mereka sudah sering bertemu.

"Tidak apa-apa Ge, tapi, kan, kita jarang mengobrol santai dan ketemu di luar sekolah, aku jadi susah mengajakmu untuk sekadar makan," jawab Yibo yang penuh dengan maksud.

Chasing His FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang