6. Bersaing

162 29 11
                                    

Sekarang adalah masa-masa anak kelas tiga bebas ke sekolah, mereka bisa masuk untuk sekadar berkumpul mencari info tentang universitas dari sekolah atau pun tidak hadir sama sekali tidak menjadi masalah. Karena saat ini mereka hanya tinggal menunggu pengumuman hasil ujian yang tinggal esok hari.

Buat Yibo saat-saat seperti ini sangat menyebalkan, karena sudah pasti dia tidak akan melihat Zhan nya di sekolah. Semangatnya untuk pergi ke sekolah pun menjadi ikutan turun drastis, dari seminggu dia hanya masuk 3-4 hari saja, sisanya tanpa keterangan.

Apakah  Yibo mendapat surat peringatan atau diskors? tidak ada yang berani melakukan itu padanya, bahkan pemilik sekolah pun tidak akan mampu.

Centrang!

Suara pesan masuk di handphone Kai.

Kai, apa kakakmu datang ke sekolah hari ini?Di a segera membalas pesan dari tuan muda tersebut.


Dia datang Yibo, kau masuklah ke sekolah! Aku bosan tanpamu.

Baiklah, aku bersiap sekarang.

.

.

.

Akhirnya Yibo berangkat ke sekolah setelah tiga hari dia tidak masuk, hidupnya menjadi suram tidak ada semangat sama sekali.

"Kai, di mana kakakmu aku belum melihatnya? Dia datang tidak ke sini?" Tanya Yibo tidak sabar saat mereka berada di kantin.

"Dia datang Yibo, tadi dia menghubungiku dia sedang bersama Jingyu Ge katanya."

"Bilang pada Zhan Ge, aku menunggunya di kantin sekarang! Tapi jangan Kai! tidak jadi." Yibo harus mengatur siasat dulu, dia tidak mungkin dengan terang-terangan ingin bertemu, kan?

Di saat Yibo sedang memikirkan alasan apa yang harus dibuatnya agar Zhan mau datang ke sini. Dia dikejutkan dengan tepukan di pundak dari arah belakang. Yibo pun spontan menoleh dan mendapati senyuman manis dengan gigi kelinci itu pun merekah sempurna di hadapan Yibo, . jika boleh, saat ini juga Yibo ingin memeluk lelaki manis yang sedang berdiri di belakang bangkunya itu dan tidak akan pernah dia lepaskan lagi.

Arah pandangan Yibo berubah ke arah lelaki yang tinggi tegap dan sangat terlihat manly, lelaki itu berdiri tepat di samping Zhan, jika dilihat dari sudut mana pun mereka benar-benar terlihat serasi, Zhan bertubuh ramping dengan kulit putih, dan lelaki itu bertubuh besar dengan kulit agak kecoklatan yang menambah kesan lelaki yang sangat kuat.

Yibo mulai memperhatikan lelaki itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dia sudah mencari tahu tentang sahabat dekat calon kekasihnya itu, tetapi baru kali ini dia benar-benar berhadapan langsung.

Tak jauh berbeda dengan Yibo, Jingyu kini juga memperhatikan Yibo begitu serius, hingga akhirnya Zhan berkata yang membuyarkan kedua orang yang saling menilai itu.

"Oh, iya, aku belum mengenalkan kalian, ini Jingyu, dan ini Yibo." Perkenalan singkat Yibo dan Jingyu, mereka tidak saling jabat tangan, hingga Zhan menarik tangan keduanya untuk bersalaman.

"Akhirnya aku bertemu denganmu juga anak kecil, tidak hanya mendengar cerita dari Zhan saja," ujar Jingyu  sambil menggenggam tangan Yibo.

"Siapa yang kau bilang anak kecil? Umurku tahun ini sudah tujuh belas," sergah Yibo kesal karena merasa diremehkan. Tapi, di balik itu, hatinya menghangat karena ternyata Zhan diam-diam membicarakannya kepada temannya itu.

Terlihat jelas kedua orang itu tidak saling menyukai, Kai yang duduk di sana hanya bisa menatap bergantian ke arah ketiga orang di depannya itu, dan yang lebih parahnya orang yang menyebabkan itu semua sedang anteng duduk makan.

Chasing His FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang