Pagi-pagi sekali Yibo datang ke rumah Zhan, bukan untuk berkunjung. tetapi untuk mencegah Zhan mendapatkan surat kelulusanya. Dia dengan sabar menunggu kedatangan pengantar surat di dalam mobil.
Tak lama, Yibo melihat seorang datang dari kaca spionnya, menggunakan motor dengan box di belakangnya bertulisan pos, lalu dia bergegas keluar dan menuju gerbang rumah Kai dan Zhan itu seolah-olah ingin masuk.
"Selamat pagi, apa anda pemilik rumah ini?" tanya petugas pengantar surat ramah.
"Ah, iya, benar apa itu atas nama Xiao Zhan?" tanya balik Yibo.
"Benar, ini suratnya." Petugas tersebut langsung memberikan kepada Yibo.
"Terima kasih, Pak," ucap Yibo singkat, kemudian petugas itu segera pergi.
Karena mendengar suara motor di depan rumahnya, Zhan yang memang sedang menunggu langsung keluar.
"Ahh, Yibo kau datang?" Sapa Zhan saat melihat Yibo di depan pagar rumahnya, dia langsung membukakan pintu. Mata Zhan langsung tertuju ke tangan kanan Yibo yang sedang memegang surat kelulusan miliknya, Zhan tahu karena terdapat cap sekolahnya di sana dan dia sempat melihat kepergian pengantar surat itu dari jendela kaca karena mendengar suara motor berhenti.
"Yibo, itu surat milikku, 'kan?" tanya Zhan antusias saat mereka sudah masuk halaman rumahnya.
"Apa Zhan Ge, tidak ingin menyuruhku masuk dulu?" pinta Yibo.
Sambil jalan menuju ruang tamu Yibo berbicara.
"Tau kah Ge, tadi petugas pengantar suratmu, tuh nyasar, dia bertanya kepadaku, jika bukan karenaku pasti suratmu masih dibawa muter-muter oleh petugas tadi."
"Ah, benarkah? Padahal alamatnya sudah aku tulis dengan benar."
Sesampainya di dalam, di persimpangan arah ke ruang tamu dan kamar Kai, Yibo tiba-tiba berhenti.
"Di mana orang tuamu dan Kai, Ge? Kenapa sepi sekali."
"Orang tuaku sedang pergi, klo Kai dia ada di kamarnya, sepertinya dia belum bangun."
"Apa kau akan meninggalkanku sendirian di ruang tamu, Ge?" jawab Yibo dengan wajah polosnya.
"Jika kau mau, kau bisa menunggu Kai di kamarku atau ingin aku membangunkan Kai sekarang?" jawab Zhan yang mengerti jika Yibo tidak ingin sendiri.
"Aku menunggu di kamar Zhan Ge saja, ya, tidak usah bangunkan Kai, biarkan saja dia, hari ini kan hari liburnya," jawab Yibo dengan senyum manisnya.
"Wah ... kau benar-benar teman yang pengertian, ya sudah kau tunggu di kamarku dulu sana, aku akan membuatkan minuman untukmu."
Cekrekk ...
Suara pintu kamar Zhan yang terbuka perlahan, pandangan mata Yibo langsung tertuju ke dinding kamar Zhan yang hampir dipenuhi poster pemain basket dan sepak bola itu, Yibo perhatikan dalam diam setiap inci bagian dari kamar Zhan itu.
Ruangan itu benar-benar teratur dengan kasur yang rapi dan selimut yang telah terlipat. Jika bukan karena poster, mungkin orang akan salah mengenali sebagai kamar seorang gadis.
Tidak lama Zhan datang sambil membawa minuman dan cemilan ke kamarnya.
"Yibo minumlah dulu," sambil Zhan melirik ke surat yang masih Yibo pegang. "Hmmm ... bisa kah surat itu kau berikan padaku Yibo? Jantungku tidak bisa diam dari tadi penasaran," pinta Zhan.
Yibo tidak menjawab tapi menepuk-nepuk pelan tempat disampingnya, mengisyaratkan Zhan untuk duduk di atas tempat tidur bersamanya. Ya, Yibo memilih duduk di pinggir kasur Zhan di bandingkan duduk di sofa yang terdapat di sudut ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing His Feeling
FanfictionBerbagai cara Yibo lakukan untuk mendapatkan hati Xiao Zhan. Kakak kelas sekaligus kakak kandung dari sahabatnya, Xu Kai. Menjebak Zhan dalam perasaan bersalah dan memaksanya untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang dia sendiri tidak menyadarin...