Pemuda tersebut berjalan memasuki kelas dengan santai. Di saat murid pada umumnya tengah beristirahat di kantin, Regaz malah baru tiba di sekolah. Dengan memanjat pagar belakang, dan menitipkan motornya di warung bunda atau disebut juga WB yang berada tidak jauh dari sekolah sehingga ia berhasil masuk tanpa ketahuan.
Regaz berjalan masuk ke kelas, menangkap sosok gadis yang belakangan ini menghantui pikirannya, duduk tepat di meja paling depan dekat pintu masuk.
Pemuda itu mendekat hingga berada tepat di hadapan gadis yang tengah sibuk menyantap bekalnya.
"Cath."
Suara berat tersebut menyadarkan Cathlya pada sekitar. Ia terlalu fokus hingga tak menyadari ada orang lain di sekitarnya.
Cathlya mendongak menatap pemilik suara tersebut. Hingga maniknya beradu dengan milik Regaz.
Mata Cathlya membulat, membuat senyum penuh arti terbit di bibir Regaz. Pemuda itu mengamati sekitar. Tidak ada orang lain, hanya mereka berdua.
"Ketemu lagi." Regaz menunduk, mendekatkan wajahnya pada wajah Cathlya yang tengah duduk di mejanya.
Dapat Regaz lihat tubuh Cathlya menegang, seolah gadis tersebut tengah melihat hantu.
"Santai aja, gue gak gigit." ujar Regaz dengan nada lembut, namun terdengar sangat menyeramkan di telinga Cathlya
Respon Cathlya tetap sama, mematung di tempat, dengan mata membulat dan bibir yang mengatup rapat. Ia bahkan tak sanggup menelan makanannya.
Regaz kembali menegakkan tubuhnya, berjalan ke meja yang terletak paling pojok dan paling belakang. Meletakkan ranselnya yang sebenarnya tak berisikan apa-apa.
"Sampai jumpa lagi, teman sekelas!" ujar Regaz mengedipkan mata pada Cathlya. Kemudian pemuda tersebut berjalan keluar kelas dengan santai.
Di sepanjang koridor, Regaz tak henti tersenyum. Bagaimana bisa setelah tiga tahun, Ia baru menyadari bahwa terdapat mangsa yang menggemaskan di kelasnya sendiri.
•••
"Buseettt, kiw kiw Diviaa, makin mantep aja body lo." teriak Faroz tak tahu malu, meskipun tengah berada di keramaian kantin. Teriakan itu dilemparkan kepada gadis yang berpakaian serba ketat yang berjalan melewati meja yang pemuda itu duduki.
Divia tak merespon, gadis itu malah tersenyum pada Regaz, yang dibalas kedipan oleh pemuda tersebut.
"Anjing lah, seragamnya aja gak sanggup nahan tu susu saking gedenya."
Ucapan Faroz tersebut mendapat gelak tawa dari teman-temannya. "itu seragam nya aja yang kekecilan, aslinya mah busa doang isi nya." ujar Gema disela-sela tawanya.
"Anjing parah lo Gema!" sahut Faroz menoyor jidat Gema yang berada tepat di sebelahnya.
"Udah sering dipegang, gak heran kalau gede." ujar Regaz menimpali.
"Iya, lo yang pegang kan Gaz?"
"Enak aja lo Gem, Divia mah hasil tangan si Guntur. Liat aja tu cewek cinta mati ke Guntur, yakali gak pernah dicobain." sahut Faroz sembari memasukkan nasi goreng ke mulutnya.
"Lo mana tau tadi Divia nyamper Regaz di rooftop. Mana sepi lagi anjing. Ngapain lagi kalau gak megang-megang." jawab Gema sembari melirik Regaz yang tengah bermain game di ponselnya.
Regaz hanya tersenyum menanggapi, lalu kembali fokus pada game-nya.
"Anjing Gaz, bener-bener ya lo. Kasian noh si Guntur, semua cewek yang ngedeketin dia selalu pindah haluan ke lo. Pantes Guntur jomblo mulu." ujar Faroz geleng-geleng kepala melihat tingkah teman nya itu.
"Itu mah namanya ngambil bekas temen, ya gak, Tur." Gema menyenggol Guntur yang terlihat sangat fokus dengan makanan nya, tanpa berniat bergabung dengan obrolan gila teman-teman nya.
"Sirik bilang!" kemudian Regaz memukul meja kantin dengan penuh emosi, "AH ANJING KALAH LAGI! Tim goblok!" teriak Regaz kemudian melempar ponselnya sembarangan ke atas meja.
"Bangsat, kaget." ujar Faroz tergelonjak.
Regaz meneguk air yang ada di hadapannya. Kemudian mata nya tak sengaja menangkap sosok gadis yang sempat ia temui tadi pagi, berjalan melewati kantin.
Regaz dengan sigap memasukkan kembali ponselnya ke saku celana abu nya, kemudian berjalan mengikuti gadis tersebut.
"WOI GAZ, KEMANA?" teriak Faroz ketika mendapati Regaz pergi tanpa aba-aba.
"Cari mangsa!" jawab Regaz lantas menunjukkan seringaian.
"Anjinglah emang predator tu orang."
•••
Regaz mengambil langkah pasti, dengan manik yang tak pernah lepas mengamati gadis itu. Ia heran, kemana gadis itu akan pergi dengan sebuah tote bag pink di genggamannya.
Pemuda itu lantas mengernyit melihat Cathlya, bukannya masuk ke toilet khusus perempuan, gadis itu malah masuk ke dalam toilet khusus laki-laki yang berada tepat disebelahnya. Kemudian Regaz melihat sekitar dan kembali menyeringai.
"Good girl." ujarnya dengan nada rendah.
Regaz mempercepat langkah kakinya, kemudian memasuki toilet tersebut. Semua pintu bilik toilet tersebut terbuka, kecuali bilik yang tengah Cathlya masuki, menandakan tidak ada orang lain selain mereka.
Percikan air terdengar dari dalam bilik tersebut, hingga pada akhirnya decitan pintu terdengar. Menampilkan sosok gadis yang diperkirakan memiliki tinggi badan 151 cm berdiri dihadapan pemuda tersebut.
Cathlya tergelonjak, mendapati seorang laki-laki di hadapannya. "Maaf, ini toilet cewek. Kamu kayanya salah masuk." ujar Cathlya dengan sopan.
Regaz tertawa singkat, yang menurut Cathlya sangat menyeramkan.
Pemuda itu maju selangkah, "Lo bego atau gimana?" tanya Regaz yang sukses membuat Cathlya terdiam kebingungan.
Regaz menampilkan smirk nya, kemudian melangkah maju perlahan membuat Cathlya otomatis mundur, kembali memasuki bilik toilet tersebut.
Pemuda itu bersorak dalam hati, melihat gadis tersebut ketakutan hingga memeluk kuat tote bag nya di depan dada.
"Be-berhenti! Kamu ngapain?" tubuh Cathlya bergetar ketakutan tatkala melihat Regaz menutup pintu bilik dengan tubuh yang tetap menghadap gadis itu.
"Akh!"
Cathlya terpekik saat Regaz merebut paksa tote bag-nya dan mencampakkan nya ke lantai.
Regaz membelai rambut Cathlya dengan lembut, kemudian mendorong punggung gadis itu hingga jatuh ke pelukannya.
Dapat Regaz rasakan tubuh Cathlya menegang. Lalu pemuda tersebut beralih menyingkirkan rambut yang menghalangi leher mulus gadis itu. Menghirup dalam aroma tubuh Cathlya yang memabukkan.
Dapat Regaz dengar gadis itu terisak, kemudian tanpa Regaz duga gadis itu menendang miliknya dan dengan cepat keluar dari toilet tersebut dengan pipi yang dibanjiri air mata.
"Shh sialan tu cewek! ANJING!" teriak Regaz memegangi inti nya.
"Lo apain?"
Regaz menoleh, sedikit terkejut dengan keberadaan laki-laki tersebut. Dengan perasaan yang kesal Regaz pergi meninggalkan toilet tersebut berniat menidurkan diri di uks tanpa menjawab pertanyaan temannya itu. Denyutan masih terasa jelas di sana.
Laki-laki tadi menatap Regaz dengan tatapan yang sulit di jelaskan. Kemudian mengambil tote bag yang terletak di lantai.
•
•to be continue..
jangan lupa vote and comment yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAZ
عاطفية[ 18 + ] "Padat, kenyal, dan berisi." Regaz Castor, menduduki jabatan sebagai ketua Stovera. Memiliki pemikiran yang licik dan mahir mengatur strategi membuat nama Stovera yang berada di bawah pimpinan nya menjadi semakin berkibar. Walaupun begitu...