Puluhan berbagai jenis motor terparkir tak karuan di depan sebuah rumah yang diclaim sebagai markas milik Stovera.
Rumah dua lantai tersebut dulunya merupakan tempat tinggal nenek Guntur, namun setelah nenek Guntur wafat, kini rumah tersebut dialih fungsikan menjadi rumah singgah untuk Stovera.
"WOI LO PADA YANG DI POJOK, NGAPAIN ANJING, JANGAN ANEH-ANEH." teriak Gema yang baru memasuki markas kala melihat beberapa anggota Strova tengah duduk berkerumun dengan Faroz yang memegang ponsel.
Pemuda tersebut berjalan beriringan bersama dengan Guntur, kemudian Gema meletakkan plastik tersebut di atas meja.
"Wess Gema, bisa kali tuh!" ujar Jordi menaik turunkan alisnya, ketika melihat plastik yang berada di genggaman Gema.
"Enakk aja, ini punya Guntur." Jawab Gema bercanda, sembari menjauhkan makanan tersebut dari Jordi.
"Ambil." Sahut Guntur berlalu menuju matras untuk membaringkan badan.
Jordi tersenyum riang, kemudian langsung berdiri dari duduknya. Dan dengan sigap mengeluarkan makanan dari plastik belanjaan tersebut.
"WOI MAKANAN WOII, YANG PADA LAPER KESINII." teriak Jordi seperti sedang di tengah-tengah pasar.
Mendengar makanan gratis, hampir seluruh anggota Stovera yang tengah di markas langsung bergegas mendekati asal suara. Anggota Stovera memang ahlinya makan. Dimana ada makanan gratis, disana ada Stovera. Bahkan, jika ada undangan pernikahan tiba ke depan pintu markas, disanalah seluruh anggota Stovera akan menghadiri undangan tersebut tanpa ada satupun yang izin.
Regaz mengernyit kala melihat anggota Stovera tengah ribut mengerubungi satu titik. Bahkan ada yang tengah melakukan aksi tarik menarik karena memperebutkan satu makanan yang sama.
"Kenapa tuh?" tanya Regaz pada Guntur yang tengah berbaring melihat aksi anak-anak Stovera yang sedang rebut-rebutan makanan.
Guntur hanya diam, kemudian kembali menutup matanya dengan pergelangan tangan.
Regaz meringis kala pertanyaannya tak digubris oleh Guntur. Namun detik kemudian ia langsung bergabung dengan anggota lainnya untuk berebut makanan.
Sudah biasa jika Guntur kerap kali bersikap sangat dingin kepada teman-temannya. Dan tak ada yang keberatan dengan sikapnya itu. Percayalah, dibalik itu semua sebenarnya Guntur memiliki rasa kepedulian yang sangat tinggi untuk teman-temannya.
Guntur hadir di Stovera sebagai pengamat, juga pengaman. Jarang sekali Guntur bergabung dengan percakapan santai para anggota. Namun, jika Stovera diserang, Guntur akan selalu berada di belakang Regaz tanpa mundur. Bahkan pemuda itu bersedia bersedia menggantikan sang ketua di medan perang, jika dibutuhkan.
Namun, sayangnya itu belum pernah terjadi. Regaz dengan segala ambisinya terus hadir menjunjung tinggi nama Stovera, walau tengah sekarat sekalipun.
•••
Regaz mengambil makanan yang tersisa di atas meja, kemudian menatap lurus teman-temannya yang sedang asik ber-karaoke ria tanpa minat untuk bergabung.
Pemuda itu memejamkan matanya sejenak, kemudian tanpa diduga, gambaran wajah gadis yang akhir-akhir ini ia temui muncul di dalam pikirannya.
Regaz sontak tersenyum, kemudian sebuah ide cemerlang muncul. Pemuda itu dengan sigap memasang jaket andalannya kemudian berjalan keluar.
"KEMANA GAZ?" teriak Faroz pada microphone disela kegiatan bernyanyi nya.
"CABUT BENTAR." sahutnya.
Pemuda tersebut berjalan keluar markas, kemudian menaiki motor sportnya dan mengendarai motornya dengan kencang meninggalkan markas.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAZ
Romance[ 18 + ] "Padat, kenyal, dan berisi." Regaz Castor, menduduki jabatan sebagai ketua Stovera. Memiliki pemikiran yang licik dan mahir mengatur strategi membuat nama Stovera yang berada di bawah pimpinan nya menjadi semakin berkibar. Walaupun begitu...