Aku Tidak Punya Apapun

120 10 0
                                    

Hidup tidak harus melulu mengenai tokoh utama, sesekali kamu harus melihat ke samping. Hidup sebagai npc tanpa memiliki hal gemilang dihidupmu itu sangat sengsara.

Itu yang dirasakan oleh pemuda berumur 18 tahun yang telah hidup sebatang kara setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.

Dia hidup bersama hanya dengan neneknya, yang belum lama ini juga menjemput ajal kedua orangtuanya. Dan Ockta Vera, pemuda tersebut hidup dengan pengawasan yayasan peduli anak, dan ia hidup sederhana.

Dengan rumah kos perbulan hanya 200k/Bulan, dan ia mendapatkan pekerjaan disebuah restoran cepat saji milik tetangga sebelahnya.

Dia juga dibayar sebesar 1.5 Jt/Bulan.

Sebenarnya banyak pilihan pekerjaan untuk Ockta, hanya saja ia tetap ingin melanjutkan sekolahnya yang masih duduk di kelas Xi SMA.

NOTE : semua tempat dilatar Dunia ini telah direkayasa dan tidak benar-benar ada.

Di SMA kesejahteraan, Ockta juga mendapat keringanan dari kepala sekolah yang mengenal kedua orang tuanya dan hanya membayar setengah dari spp perbulan dari 2.5 jt menjadi 1.5 jt/dapat dicicil perbulannya.

Setelah pulang bekerja, Ockta hanya membeli nasi goreng sebagai makan malam dan melihat bintang-bintang dari atas balkon kos-kosannya.

"Malam ini indah seperti biasanya, tapi entah kenapa hatiku terasa sepi, apa ada yang tertinggal?" lirihnya sembari melihat langit-langit.

Tidak disadari air mata bercucuran dan dia mengelapnya sembari makan nasi gorengnya dengan lahap, "Hari ini boleh nangis, tapi besok aku harus bekerja keras..." tegas Ockta.

Dia tidak sadar jika pr matematika yang sudah diberikan dikelas terahkir kali belum dia kerjakan.

...

Pada pagi hari.

Pukul 06.30, Kos-kosan.

Ockta terburu-buru mengerjakan pr-nya karena lupa pada malam hari setelah bekerja dia hanya makan dan langsung tidur, ia lupa jika guru yang akan mengajar matematika sangat galak dan tidak akan membiarkan dia berada di ruangan jika tidak selesai mengerjakan tugas yang ia berikan.

"Sialan! Untung saja aku pintar! Tapi tidak begini juga, waktunya hampir habis." Ockta memasukkan semua buku kedalam tas, memesan ojek dan kemudian berangkat ke sekolah.

Ockta tidak memiliki kendaraan pribadi dan selalu memesan ojek atau biasanya berjalan kaki menuju sekolah, tapi kali ini ia harus memesan ojek karena terlambat beberapa menit.

Setelah sampai disekolah, gerbang sudah ditutup dan dia harus menunggu diluar untuk pemeriksaan.

"Kenapa aku sial sekali sih, meskipun banyak yang terlambat, ini tetap saja memalukan!" Pikir Ockta disana.

Guru penjaga telah tiba, dengan muka yang begitu garang, hampir menakuti semua murid yang datang terlambat termasuk Ockta juga merasa takut.

"Dari semua guru kenapa harus dia???" Ockta pasrah dengan teriakan dari guru tersebut yang tengah marah.

"KALIAN SEMUA BENAR-BENAR MEMALUKAN... APAKAH KALIAN TIDAK MALU SEBAGAI MURID DARI SEKOLAH FAVORIT INI HAH....BLA BLA BLA" banyak sekali yang ia katakan dan Ockta tidak mampu mendengar ocehannya itu.

15 Menit berlalu...

Setelah mendapat hukuman berlari keliling lapangan sebanyak 5x dan push up 10x serta berteriak keras "Saya tidak akan terlambat lagi" telah dilakukan para murid. mereka mulai menandatangani daftar hadir untuk mereka yang terlambat.

Menjadi catatan bahwa mereka pernah mendapat hukuman karena terlambat memasuki sekolah. "Jika saja aku tidak shift malam mungkin aku ga akan lupa prku tadi." gerutu Ockta kesal.

Setelah menandatangani namanya, Ockta segera kembali kekelasnya. Ia langsung melihat bahwa seluruh kelas langsung memperhatikan dirinya seakan mereka terkejut.

"Anak ini bisa terlambat juga" pikir mereka "kemungkinan itu sih yang akan mereka pikirkan sekarang?" Batin Ockta yang menebaknya.

Ockta duduk seperti biasa, kembali menjalani kehidupan sekolahnya yang begitu-begitu saja, tapi saat sudah istirahat, ini yang paling ia kesali, karena hampir seluruh kelas diisi oleh pasangan muda yang kasmaran.

"Dan beginilah..." Ockta duduk dipojok kelas dan mendengarkan musik sembari melihat seluruh orang dikelas tertawa riang, dan ada yang bersama dengan pasangannya.

"Lia umur 17 tahun, tidak terlalu pintar, tapi body cakep, wajah cakep dan cowoknya juga punya banyak uang... Meskipun uang bapaknya. Tapi itu wajar jika bapaknya ngasih uang dia sebanyak itu toh anaknya bukan? Anaknya saja yang tidak tahu diri seperti Dajjal." gerutu Ockta.

Tidak sengaja headset milik Ockta tercabut karena dia bergerak terus untuk menemukan posisi tidak yang pas, "Dia? Ohh Ockta. Pintar sih tapi wajahnya b aja, introvert dia."

"Introvet? Pervet mungkin! Dia ngeliatin kamu terus, kalau macem macem sama kamu, tak habisin dia!" Kata laki-laki yang bersama Lia.

Ockta yang tidak sengaja mendengar hal itu hanya diam saja. "Iya! Aku bukan siapa-siapa, dan aku tidak punya apa-apa!" tegasnya dalam hati dengan mata penuh kekesalan.

Seperti biasa, sekolah tidak ada seru-serunya bagi Ockta. Setelah jam pulang ia bekerja diruko dekat dengan gang kosan-nya.

Bekerja sampai jam 10 PM, dan Ockta kembali pulang dengan sisa makanan resto yang belum habis, jadi dia sudah meminta izin untuk membawa semua makanan pulang untuk dimakan.

"2-3 Minggu lagi aku akan gemuk!"

"Huh? Siapa itu?" Setelah melihat ada seseorang terjatuh didekat rumah kosong, dengan memegangi perutnya. Ockta langsung menghampiri orang itu dengan perasaan khawatir.

"Hei... Kau tidak apa-apa? Paman? Oi kamu mendengarku?!" Ockta mulai membangunkan orang itu. Orang yang cukup tampan dengan rambut panjang dan luka dibagian perut.

Bahkan pakaian pria itu cukup mahal dengan kemeja hitam dan celana formal yang match dengan atasannya.

"I-ini berdarah! Aku akan menelepon ambulan! Paman bertahanlah!" Kata Ockta dengan panik mengeluarkan handphone dari sakunya.

"H..pmu jelek sekali." Lirih paman-paman itu segera membuat Ockta tersadar dan dia sedikit kesal.

"P-paman... Jika saja kamu tidak terluka parah aku sudah dari tadi membuang makanan ini keatas wajahmu yang tampan itu!" jawab Ockta yang kesal terhadapnya.

Ockta menunggu balasan dari pihak rumah sakit, namun tiba-tiba paman itu memegang tangannya. Menghalangi dia untuk menelpon.

"Aku sudah membuat perjanjian, aku bosan dengan dunia tembak, menembak ini! Aku akan menyebrang. Jadi terimalah hadiahku ini nak!" Kata paman itu mendekatkan kepalanya ke dahi Ockta dan petir menyambar.

Langit malam menjadi biru, dan seluruh dunia tidak menyadari hal tersebut, Ockta terkejut oleh Sambaran petir tersebut dan merasakan jika ada sesuatu yang dipaksakan masuk kedalam kepalanya.

Zrat...

"Uarghhh!" Ockta pingsan dengan keadaan memegang makanan yang terkena dampak petir dan gosong setelah mendapat Sambaran.

Langit kembali kesemula dan Ockta ditemukan oleh warga yang lewat disekitar tempat tersebut dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Tbc~



















All In One Click!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang