Chapter 3

7 2 0
                                    

Seorang pria berambut hitam pendek dan bermata ungu dengan mengenakan seragam militer Paladin yang berwarna hitam tengah duduk berhadapan dengan wanita berambut hitam kehijuan yang mengenakan topeng rubah putih dan sedang membaca proposal dari Paladin. Wakil Komandan pasukan Paladin itu merasa jika suasana di sekitarnya begitu canggung, karena ia tidak bisa mengatakan apapun selama wanita di hadapannya itu.

Setelah membaca proposal yang ada di tangannya dalam beberapa menit, Arina meletakkan proposal itu lalu menatap kearah pria di hadapannya. "Jadi, kami hanya perlu mengirimkan beberapa orang yang akan memberikan kelas kepada pasukan Paladin mengenai monster-monster terbaru yang kami temukan? Tapi, Anda tahu jika informasi ini sangat mahal harganya, bukan wakil komandan Takeru?"

"Kami mengerti akan hal itu, itulah kenapa komandan Ayato akan membeli persenjataan dan pelindung dari Mondschein Pandora dan akan menandatangani kontrak untuk membantu Mondschein Pandora jika membutuhkan bantuan selama kalian dapat menjaga keamanan kerjasama ini," ucap Takeru.

Hm ... masalah persenjataan, pemerintah selalu mengandalkan Mondschein Pandora. Jadi, itu adalah hal yang wajar jika Paladin membeli persenjataan dari kita. Tapi... Arina menatap Takeru sebentar sebelum kembali menatap kearah proposal yang ada di meja. Kerjasama dengan Paladin adalah sesuatu yang kita perlukan dengan keadaan portal yang semakin tidak stabil dan jumlah monster yang semakin berambah.

Arina tersenyum dari balik topengnya lalu menganggukkan kepala. "Baiklah, kami menerima proposal ini. Saya akan menunggu undangan dari Komandan Ayato untuk menandatangani perjanjian antara Paladin dan Mondschein Pandora," ucap Arina lalu berdiri dengan diikuti Takeru.

"Terima kasih atas jawaban Anda," ucap Takeru sambil mengulurkan tangannya.

Arina menjabat tangan Takeru sambil menganggukkan kepala. "Kalau begitu, saya akan menunggu kabar dari Paladin."

.

.

.

Setelah selesai berbicara dengan Wakil Komandan Paladin, Arina kembali ke ruang kerja tim dua untuk melaporkan hasil pertemuannya dengan wakil komandan Paladin kepada Mizu. Namun, saat ia tiba di ruang kerja tim dua, Arina tidak menemukan keberadaan Mizu di meja kerjanya dan tumpukan dokumen pekerjaan yang ada di meja ketuanya itu telah menghilang.

"Hah ... setidaknya dia sudah menyelesaikan semua pekerjaannya," ucap Arina yang hanya bisa mengembuskan napas pelan saat tidak melihat ketua sekaligus pemimpin Mondschein Pandora itu di ruang kerja.

Arina mengetahui dimana ketuanya berada, namun memutuskan untuk membiarkannya dan fokus dengan pekerjaan yang harus ia selesai hari ini. Namun, saat ia baru saja menyentuh keyboard komputernya, pergerakannya langsung terhenti saat jam tangannya menunjukkan warna merah. Arina menatap kearah peta hologram yang muncul dari jam tangannya. "Distrik Adachi," ucap Arina lalu mengambil phonselnya untuk menghubungi ketua tim yang bertanggung jawab di distrik Adachi.

<Apa masalah portal di distrik Adachi?>

"Benar, aku akan mengirimkan tim medis untuk membantu," ucap Arina.

<Baik.>

Setelah selesai menghubungi ketua tim lima yang bertanggung jawab di distrik Adachi, Arina segera menghubungi Revino untuk memimpin tim medis menuju Adachi.

***

Seorang pria berambut kuning gelap dengan mengenakan topeng serigala putih tengah menatap kearah portal berukuran sedang yang berada di tengah distrik Adachi. Seluruh pasukan tim lima telah membantu mengevakuasi penduduk netral yang tidak memiliki kekuatan untuk melawan monster dari portal diikuti dengan sirine darurat dari pemerintah yang sudah di pasang oleh pemerintah Jepang dua puluh tahun lalu.

[HIATUS] Mondschein Pandora (REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang