Kemping ceria tahun ini sangat mengesankan. Banyak hal baru yang mereka lakukan. Kegiatan yang dilakukan satu minggu ini tak bisa untuk dilupakan.
Hari ini adalah hari terakhir mereka berkegiatan sebelum besok mereka pulang untuk beristirahat di rumah.
Kegiatan terakhir ini mereka akan hiking ke daerah puncak gunung tersebut. Sebenarnya banyak yang tidak mau ikut dalam kegiatan terakhir ini. Karena mereka harus berjalan beberapa kilometer untuk sampai ke tempat tujuan.
Karena kondisi tempat sedang becek. Akhirnya panitia memutuskan untuk tidak pergi ke puncaknya. Jadi hanya di daerah bukit gunung nya saja.
Awalnya peserta yang ikut serta dalam kegiatan hiking ini sangat sedikit. Tetapi karena panitia memberitahukan tempat yang akan dituju nya itu memiliki pemandangan yang indah. Akhirnya semua peserta berubah pikirannya. Yang awalnya tidak ikut jadi ikut bahkan paling semangat.
Karena Putra tahu akses jalan menuju bukit gunung tersebut. Putra menghampiri Kinanti sejak pagi tadi. Lebih tepatnya setelah sholat shubuh. Putra tidak mengizinkan Kinanti untuk ikut hiking. Karena khawatir akan kondisinya setelah kejadian kemarin.
"De, lo jangan ikut hiking ya!" tegas Putra.
"Kinan mau ikut kak. Gapapa jalannya pelan-pelan aja. Lagian kak Putra juga ikut kan?" Kinanti tetap memaksa kepada Putra agar dirinya bisa ikut
"Tapi kondisi lo gak memungkinkan banget buat ikut kesana. Apalagi jalannya licin de." Putra memang sangat khawatir.
"Kinan tetep mau ikut. Gapapa kak, aku juga ditemenin sama Raya, Ali, dan temen-temen aku yang lainnya." Kinanti tetaplah dirinya. Sifatnya yang tak mau kalah berusaha untuk membujuk Putra.
Putra sangat lemah jika ada seseorang yang ia sayangi menginginkan sesuatu. Dia akan kalah dan tak mau berdebat lagi.
Putra menarik nafasnya dengan kasar "Gue izinin lo pergi kesana. Tapi jalan dipinggir gue ya. Jangan kemana-mana. Pegang tangan gue." Ucap Putra.
"Aku bukan anak kecil kak. Harus dipegang segala. Emangnya kenapa sih kak?" ucap Kinanti kesal atas perlakuan Putra terhadapnya. Padahal orang-orang pada mau ya kalo diperhatiin gitu. Memang aneh Kinanti ini.
"Gue sebagai kakak lo, harus bisa jagain adik nya dong." Ucap Putra yang memang sudah menganggap Kinanti itu adik kandungnya sendiri.
"Sejak kapan kita ada status adik kakak?" Kinanti heran.
"Sejak gue ketemu sama lo waktu lagi nyiram bunga." Jawabnya sambil tersenyum kepada Kinanti.
Kinanti yang menjadi salah tingkah saat itu, pipinya memerah dan tingkahnya menjadi tak karuan.
"Jangan salah tingkah gitu dong de. Gue beneran sayang sama lo. Gue beneran anggap lo adik kandung gue. Jadi lo jangan macem-macem sama gue ya adik manis." Lalu mencubit hidung Kinanti yang mungil itu.
🍵🍵🍵
Sesampainya di bukit gunung. Ternyata mereka harus melewati rintangan yang cukup sulit bagi kaum hawa. Apa coba? mereka harus menaiki bukit tersebut menggunakan tali yang diikat di pohon besar diatas sana. Seperti sedang panjat tebing.
Memang kelihatannya sangat membahayakan. Karena sisi kanan mereka adalah jurang. Memang tidak terlalu tinggi, tetapi jika terjatuh ya pasti rasanya sangat sakit. Tetapi panitia sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Jadi aman untuk digunakan oleh peserta.
Satu persatu peserta naik ke atas bukit sambil memegang tali panjang yang terulur ke bawah. Disitu sudah ada panitia yang membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF MY LIFE (TERBIT)
General FictionBayangkan! jika kamu bertahun-tahun hidup bersama orang tua yang kita sayangi. Ternyata, mereka bukan orang tua kandung kita. Bertahun-tahun, diselimuti rasa penasaran. Tapi ku tak mengetahuinya. Rapi sekali mereka menyembunyikannya dariku. Ku tuang...